31. BJ

4.1K 334 16
                                    

Dukung author dengan vote 🥺 terimakasih

-PART BJ MEMUAT ADEGAN DEWASA SEKSUAL HARAP BIJAK, HARAP BIJAK, SEKALI LAGI HARAP BIJAK-

Lucas Point of view

"Ma, mau aku blowjob?" tanyaku gugup.

Elthan kulihat dari bawah menyeringai senang. Gila, apa yang baru saja aku katakan? Kenapa mulutku berbicara sendiri? Kenapa aku terbawa suasana? Lihat, lihat, dia jadi kesenangan kan.

"Tentu saja aku mau," kurasakan jemari Elthan menyusuri sela rambutku. Elthan mendekat padaku, posisi kami sekarang benar-benar ambigu karena wajahku tepat berada di depan penis Elthan.

Aku dengan jantung berdegup kencang menatap penis Elthan. Tidak pernah kubayangkan seumur hidup menjadi gay dan akan mengulum penis orang lain. Aku menetralkan nafas mulai membiasakan diri. Ini normal Luc, Elthan suamimu.

Tidak apa-apa.

Sumpah aku berkata jujur, penis Elthan sangat besar. Bisa dikatakan ini monster cock. Panjang besar dengan bulu kelamin di atasnya. Benda ini juga berurat di sepanjang batang dengan dua buah telur menggantung di belakangnya. Jadi, oke tenang Luc, ha~ ah, aku hanya memasukkan benda ini ke dalam mulut saja kan? Begitu saja kan?

Aku deg-degan rasanya jantungku mau copot.

Aku menelan ludah kesat sementara jemari Elthan mengusap-usap rahang dan pipiku. Tanganku gemetaran saat pertama kali menyentuh batang Elthan. Ya ampun anjirr akhirnya aku menyentuh penis laki-laki lain. Aku rasanya mau menangis.

Begitu jariku, iya hanya jari telunjukku menyentuhnya, batang itu tegak menantang. Aku tidak bisa menghindar ketika benda tidak bertulang ini menampar wajahku.

"Aahh," Elthan mendesah

Perlahan aku mulai membiasakan diri. Ya, tidak apa-apa Luc pada akhirnya cepat atau lambat kamu dan Elthan akan sampai di tahap ini juga tahap-tahap selanjutnya. Dengan pemikiran itu aku mulai membiasakan diri mengurut kejantanan Elthan.

Bagaimana cara mengurut penis yang benar? Jujur saja aku jarang memainkan milik sendiri.

Aku hanya mengikuti insting. Melingkupi batang itu dengan telapak tangan sepenuh hati. Naik turun- maju mundur begitu terus dan cairan pre cum Elthan mulai keluar membasahi tanganku. Teksturnya lengket dan kental sepertinya dia jarang solo. Tapi kenapa belum juga keluar padahal sudah lima belas menit. Aku jadi greget sendiri.

Elthan terkekeh-kekeh menyadari aku kesal. Pertahanan penis ini sangat kuat. Padahal tanganku sudah payah 'maju mundur' berusaha menyenangkannya. Apa tidak cukup?

Aku melihat Elthan sekali lagi dia dengan mata masih berkabut terlihat menunggu apapun yang akan aku lakukan.

Pria ini menatapku lembut membelai-belai pipi lalu belahan bibirku. Dia lalu memasukkan jari telunjuknya ke dalam mulutku yang terbuka. Entah mengapa aku seperti insting mengemut jari Elthan. Merasakan benda panjang itu dalam mulutku, menggodanya dengan lidahku, membelit, mengulum, dan mengisap jarinya. Mataku terpejam mengikuti alur.

Aku tidak sadar ini seperti simulasi sebelum aku mengulum yang lebih besar.

"Lucas," aku membuka mata menatap Elthan dari bawah.

Dia mengeluskan penisnya ke wajahku membuat cairan semen itu berantakan ke wajahku. Wangi khas penis Elthan mencucuk hidungku.

Aku menatap penis Elthan lalu melirik ke wajahnya bergantian. Haruskah aku mengulumnya? Apa jika aku mengulum penis Elthan aku akan menjadi gay?

"Jika tidak mau jangan lakukan," suara Elthan serak menahan gairah, aku jadi kasihan. Penis sudah sebegini tegang masa ditinggalkan. Dia akan kesakitan.

Lucas (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang