29. POWER

4K 351 18
                                    

Dukung author dengan vote 🥺 terimakasih

Lucas Point of view

Sejujurnya aku masih belum terbiasa dengan tatapan cinta Elthan.

Sekarang kami berdua berada di tengah laut menaiki kapal pesiar. Dia bilang bisa mengemudikan kapal ini dan memiliki lisensi. Punya atau tidak punya, juga tidak penting sebenarnya. Dia orang kayanya di sini, bebas.

Rencananya kami akan berlibur ke Pulau Ereca di tengah laut Mediterania selama lima hari di sana.

Mesin dan kemudi sudah dalam kondisi otomatis. Menurut perkiraan navigasi sekitar 4 jam lagi kami sampai di pulau.

Kapal pesiar ini berukuran medium dan mewah dalam kamusku. Kapal bagian dalam didesain untuk tiga ruangan yaitu kamar tidur, ruang santai dan dapur. Jelas sekali kapal ini untuk piknik bukan memancing ikan.

Aku menikmati semburat senja di cakrawala. Suka sekali ketika angin pantai sore hari menerjang wajahku riang. Pemandangan pantai dan laut Mediterania sangat menakjubkan. Aku jadi rindu Bali.

Cuma satu yang mengganguku, ciuman-ciuman Elthan di pipiku yang sejak tadi membuat geli.

Jika dia mau, dia bisa membuat pipiku bolong.

"Stop, sudah lima menit, ciumannya istirahat," aku membungkam bibirnya dengan telapak tangan. Mengusap-usap pipiku yang sepertinya berair.

Dari sorotan mata sepertinya dia tidak terima.

Bukankah sudah kubilang love language Elthan itu physical touch? Berhenti mencium kini dia mengusap-usap perutku. Mungkin berharap biji eek tumbuh dari sana, tapi aku kegelian tentu saja.

Mengelus perutku oke saja tapi jika tangannya mulai merembet ke atas atau bahkan ke bawah sana akan kugigit langsung lengannya, tenang saja.

Matanya terus menatapku tanpa jeda seakan jika dia berpaling satu detik saja aku akan menghilang terbawa angin. Tangannya di perutku tidak berhenti mengelus seakan jika dia terus melakukan itu aku akan hamil dan melahirkan.

Aku biasanya melahirkan di pagi hari. Berwarna kuning lalu ku siram dengan bersih.

Sementara aku sendiri duduk di pangkuan Elthan menatap hamparan lautan yang terbias cahaya matahari. Beberapa lumba-lumba muncul di permukaan menarik perhatianku.

"Aaaa aku mau pancake," aku membuka mulut dan Elthan menyuapkannya ke dalam mulutku.

Aku mengunyah dengan sirup maple meleleh ke ujung bibir, Elthan segera menjilatnya.

"Sweet," bisiknya

Baiklah, biarkan saja.

"Jadi kamu cuti bekerja?" kali ini aku bertanya

"Aku bosnya," dia mengelus pelan rambutku

Oh iya aku lupa. Dia bos di sini. Entah seberapa kaya Elthan aku juga tidak peduli asal aku makan dan tidur dengan tenang aku tidak mempermasalahkan apapun.

"Jadi kamu kaya raya ya?" tanyaku.

"Semuanya hanya titipan," hmm betul, bijak juga dia.

"Apa buktinya kamu kaya raya?" tanyaku menguji kali ini berbalik menghadapnya

Elthan berfikir sebentar lalu mengetik di ponselnya. Menunjukkan suatu perjanjian kerjasama digital. Aku melotot seketika.

"Anak perusahaanku," hanya dua kata bagi Elthan tapi dibalik itu sekitar tiga puluh lima juta orang bergantung hidup padanya.

Lucas (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang