27. DONE WITH YOU

4.3K 356 18
                                    

Dukung author dengan vote 🥺 terimakasih

Lucas Point of view

-Hari baru semangat baru. Apapun yang terjadi kamu susah ataupun senang bumi akan terus berputar. Kamu dipaksa untuk terus bergerak-

Hari Senin aku masuk kuliah jam sepuluh pagi. Elthan tidak bisa mengantar karena pergi jam 7 pagi tadi. Karena dia sudah pergi aku memilih naik sepeda. Sesekali aku ingin hidup sehat.

Lagipula kebanyakan warga Kota Santorini bepergian dengan jalan kaki atau sepeda mengendarai mobil menambah macet saja.

Selain itu bagaimana aku harus menghadapi masalah. Di gerbang depan sudah berdiri sosok yang membuatku ingin melayangkan tai sapi ke mukanya.

"Lucas, Lucas, aku-"

Aku mengibaskan tangan dan menunjuk bangku taman fakultas.

"Kita bicara di sana,"

Sebenarnya aku malas sekali mengobrol ramah tamah dengan sialan ini. Mau minta maaf? Lalu selanjutnya apa? Aku masih bisa mengingat apa yang dilakukannya! Dia melecehkanku. Dia memanfaatkan keadaanku yang sedang mabuk

Dan dia minta maaf? Lalu apa?

Dia tidak baik seharusnya aku sadar dari awal.

Aku melihat jam masih 30 menit lagi sebelum kelas dimulai. Dari sudut mata aku lihat dia gugup meremat tangan, mungkin sedang menyusun pidato.

"Katanya mau bicara?"

Padahal suaraku biasa saja tapi kenapa dia kaget sekali. Aku memperhatikannya dengan benar kali ini. Matanya cekung menghitam dan wajahnya kuyu dengan rambut berantakan. Bagus, aku agak puas. Dia tidak boleh tenang setelah berbuat jahat padaku.

"Aku minta maaf," katanya menunduk dan suara dilemah-lemahkan. Cih, aku juga bisa berakting begitu.

"Lucas... maaf,"

"Anything else," aku memijat pelipis agak bosan. Sepertinya lebih bermanfaat jika aku mengahafal kamus bahasa Yunani daripada meladeni dia.

"Maaf, Maaf, tolong aku meminta maaf, maafkan aku, aku mohon Lucas," sialan ini mencoba menggenggam tanganku tapi aku tepis. Aku hina bersentuhan dengannya.

Selain itu, aku tidak punya waktu meladeni dia.

"Kamu menyesal?" aku bertanya.

Dia mengangguk-angguk berkali-kali sampai kupikir lehernya akan patah. Bagus, patah saja sekalian. Aku paling benci dengan pelaku kejahatan seksual.

Jika dia memang menyukaiku, dekati aku dengan cara yang benar. Tapi aku bodoh, seharusnya dari awal tidak boleh memberikan dia sinyal.

"Kalau begitu teruslah menyesal. Ingatlah perbuatanmu, menjauhlah dariku, begitulah caramu meminta maaf,"

Setelah mengatakan itu aku bangkit pergi. Selamat tinggal sialan, aku tidak peduli lagi.

🦴

Lewat chat aku sudah berjanji untuk kencan dengan Eleanor sepulang dia sekolah. Agar surprise aku menunggu di gedung sekolahnya tanpa dia tahu.

Biarlah aku jadi brengsek untuknya karena aku ingin serius dengan Elthan. Demi pernikahan kami berdua, maaf Eleanor.

Aku sampai di gedung sekolahnya dan terkejut itu sekolah gereja khusus perempuan. Berani-beraninya dia berpacaran. Beberapa suster yang hilir mudik melintas di lorong menatapku yang berada di balik gerbang dengan curiga.

Lucas (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang