Lucas POV
Aku benar-benar tidak mengerti jalan pikiran Elthan. Dia sudah menjadi suamiku setengah tahun dan mengatakan mencintaiku didetik pertama bertemu. Namun, sekarang aku tidak mengenalinya lagi, dia punya banyak rahasia termasuk dengan orangtuaku.
Apa yang sebenarnya mereka rencanakan? Elthan tidak memberitahuku apapun. Sekarang, aku berfikir orangtuaku menjualku hanya untuk dijadikan budak sex dan meninggalkan mereka yang sakit-sakitan sendirian.
Kenapa manusia memiliki banyak rahasia?
''Kamu harus makan,''suara beratnya terdengar di belakang. Sekarang, mendengar suaranya saja membuatku kesal.
''Luc,''
Aku menghiraukannya tetap menatap jendela kamar yang menampilkan hamparan lautan dan pantai yang indah. Matahari yang hampir tenggelam menarik sekali daripada pria menyebalkan ini.
Tanpa aku sadari dia mendekat dengan cepat dan orang gila ini membopong tubuhku seperti karung beras.
''Turunkan aku sialan! Bajingan! Fuck let go off me! Sial! Sial! Fuck you Elthan!''
Aku tidak peduli lagi jika Elthan tidak suka aku berkata kasar. Aku muak bersikap baik padanya.
Akhirnya dia menurunkanku di meja makan. Di depanku tersaji berbagai macam hidangan favoritku. Namun bagaimana bisa aku makan enak sementara orangtuaku di luar sana sakit-sakitan?
''Eat,''Elthan duduk di sampingku mengulurkan sesendok pasta dari matanya aku tau dia menatap tajam.
Aku menatap lurus ke depan, bergeming.
''Demi Tuhan kamu belum makan dari kemarin!''dia frustasi.
''Aku mohon jangan membuatku kesal, aku menyayangimu Luc,''geramnya kesal.
Aku tetap diam. Aku juga sudah muak padanya.
Dia tanpa kata memencet mulutku hingga terbuka memaksa memasukkan makanan ke dalam mulut. Aku yang menolak mencoba melepaskan tangannya, menyemburkan makanan itu ke samping, melemparkan piring hingga berkelontang pecah, dan menyingkirkan meja hingga berdecit.
Aku tidak pernah sekesal ini pada Elthan.
''Aku ingin pulang! Aku ingin pulang ke Bali!''Aku berteriak serak kemudian melempar-lemparkan segala barang pecah belah, guci, hiasan dinding dan apapun di sekitarku ke lantai.
''Aku mau pulang! Kenapa kamu tidak mengerti?!''aku berteriak pada Elthan.
Elthan hanya diam menatapku yang meraung. Dia bersikap tenang seolah hal yang aku lakukan tadi hanya amukan balita. Entah ada apa di pikirannya.
Aku putus asa berjalan menuju Elthan duduk dan bersimpuh di bawahnya,''Kamu mencintaiku kan?''
''Elthan, kamu mencintaiku kan?''aku menggoyangkan tangannya menatap suamiku penuh permohonan.
''Apa yang orangtuaku janjikan padamu? Kenapa Papa masih sakit? Aku mau pulang Elthan, tolong..''aku nelangsa dan putus asa. Satu-satunya jalan pulangku di sini adalah Elthan.
Dan dia diam seribu bahasa.
Dengan nafas memburu aku keluar dari rumah berjalan cepat. Bisa aku rasakan Elthan mengikuti dari belakang dan menghalangi bodyguard yang akan mencegahku keluar gerbang. Aku berjalan menuju pantai yang ramai rencananya mau menenangkan pikiran.
Tapi bagaimana bisa aku menenangkan pikiran jika Elthan mengikutiku.
Aku duduk di pantai yang berpasir putih sambil mengumpat-ngumpati Elthan yang tidak jauh di belakangku. Apa aku bunuh diri ke laut saja ya? Lama-kelamaan aku menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucas (END)
General FictionNamaku Lucas. Aku menikahi seorang laki-laki di usiaku yang ke-19. Such a beautiful age right? Tapi aku harus menikahinya untuk menutupi hutang perusahaan, membiayai pengobatan orangtuaku, dan menjadi gay untuknya. Menjadi gay untuk Elthan. Sialan...