21. MARK

3.8K 323 3
                                    

Dukung author dengan vote 🥺 terimakasih

Author Point of view

Brakkk

Pintu kamar di dobrak kencang dari luar. Aries walaupun sudah sempoyongan tetap kaget dan menegakkan diri dari leher Lucas.

Dia melihat Ellio menatapnya marah di pintu sana.

"Sialan! Apa yang kamu lakukan! Dia teman kita tolol! Mikir gak sih kamu!"

Bug!

Bug!

Bug!

Ellio membabi-buta memukuli Aries. Dia baru berhenti ketika wajah itu lebam mengenaskan.

"Teman? Aku tidak pernah menganggapnya teman. Sejak awal aku sudah suka padanya! Jadi siapa yang menganggap dia teman?!"

"Tapi dia sedang tidak sadar tolol! Ini namanya percobaan pemerkosaan! Dia.. dia bahkan pacar adikku, sialan kamu! Aries ayo keluar!" Ellio menyeret tubuh Aries yang lebih besar ke luar kamar.

Sebelum menutup pintu, Ellio menatap Lucas. Merasa bersalah.

🦴

Lucas membuka mata dan pusing langsung mendera. Dia kembali memejamkan mata karena kepalanya sakit. Setengah jam kemudian dia memaksakan diri bangun. Lucas memperhatikan sekitar, sepertinya ini kamar Eleanor. Pink-cewek sekali.

Lucas ke kamar mandi di kamar itu. Menatap wajahnya yang kacau dan bengkak. Memuntahkan sisa semalam sekaligus lalu mencuci muka. Dia merasa lebih baik.

Ingatannya samar-samar semalam. Tetapi bagian pentingnya, dia ingat ketika Aries membawanya ke kamar dan mencoba membuka resletingnya.

Lucas menatap resletingnya. Terbuka.

Setelah itu dia ingat seseorang menggebrak pintu, mungkin Ellio. Membawa Aries keluar.

Lucas mengusap wajah. Sialan si Aries.

Ketika keluar kamar, keadaan tampak buruk. Tubuh mabuk bergeletakan di sofa dan bawah tangga. Jika mereka tidak mendengkur, Lucas pasti mengira mereka mati.

Pemuda itu menatap benci Aries yang tidur terlentang di lantai, mendengkur paling keras. Menendang tulang keringnya.

"Sialan! Jangan lagi mendekati aku!"

Lucas pergi dari rumah Ellio. Dia memesan taksi pulang ke rumah. Sekarang pukul tujuh pagi lewat tiga puluh, semoga saja Elthan sudah pergi bekerja.

🦴

Lucas membuka pintu rumah hati-hati. Sepi dan lengang tidak ada tanda-tanda kehidupan. Mungkin Elthan sudah pergi bekerja, sejenak dia bernafas lega.

Pemuda yang masih hang over itu segera menjatuhkan diri ke sofa. Ambruk dan langsung pulas tertidur di sana.

Sekitar 10 menit kemudian suara mobil terdengar. Elthan memilih pulang di pagi hari. Kemarin malam tidak ada Lucas tertidur di sampingnya, jadi buat apa dia pulang.

Tidak ada yang bisa dipeluk.

Ketika memasuki rumah, bau alkoholl samar-samar tercium.

Pria dengan kemeja putih formal nampak kusut itu menatap datar sosok Lucas yang tertidur di sofa. Bau alkohol menguar dari sana, membuatnya tidak suka.

Tentu saja, pasti Lucas akan minum alkohol kan? Lihat, tadi malam dia mabuk-mabukan. Tidak mungkin pemuda seusia Lucas datang ke rumah temannya hanya untuk main pistol-pistolan.

Tenang Elthan, biarkan dia menikmati masa mudanya.

Tetapi Elthan segera menemukan satu ciri ganjil. Dia mendekat, dan menyibak kerah baju Lucas. Menemukan dua bahkan tiga tanda merah di leher itu.

Sial! Elthan ingin memukul sesuatu.

Perlahan dada Elthan dipenuhi panas. Dia sudah berusaha memberikan kepercayaan pada pemuda itu, memberikan masa muda yang seharusnya pada Lucas, dan ini yang Lucas berikan? Pengkhianatan? Bermain dengan siapa dia semalam?!

Elthan saja belum pernah!

Elthan memijat kepala. Sebenarnya dia pusing berat akhir-akhir ini. Pekerjaan, tender, financial problem, rumah tangganya, dan sekarang Lucas semakin bertingkah. Membuat Elthan tidak bisa berfikir jernih.

Pria itu membawa Lucas ke dalam kamar di lantai bawah. Meletakkannya di atas ranjang empuk. Dia mengehela nafas panjang berusaha membawa pergi bayang-bayang Lucas yang sedang 'bermain' dengan orang lain.

Pria itu membuka kaos Lucas dari tubuhnya yang berbau alkohol dan parfum perempuan. Selanjutnya membuka celana panjang Lucas. Sekarang, pemuda itu hanya berlapis boxer brief yang menutupi kemaluannya.

Lucas tetap tertidur pulas. Dadanya naik dan turun dengan tenang. Elthan menatap tiga kiss mark di leher pemuda itu dengan kesal hampir saja menggebrak vas bunga di buffet.

Sepertinya tidak ada yang aneh dari tubuh Lucas. Sepertinya orang itu hanya menyentuh lehernya saja. Tetapi, tetap saja Elthan kesal!

Pria itu lalu pergi ke kamar mandi membersihkan diri sekaligus mengusir penat. Berendam dalam air hangat menuntaskan lelah.

Jika saja Lucas mau, dia boleh sekali ikut berendam memijat tubuh penat Elthan, dan berkenalan dengan junior Elthan yang berukuran istimewa. Pasti menyenangkan.

Elthan terkekeh, proses itu masih jauh.

Setengah jam kemudian Elthan sudah memakai pakaian santai dan keluar dari kamar. Membiarkan Lucas yang tetap tertidur pulas.

Dia menatap agak lama pada tubuh tertidur itu, kecewa.

Elthan tanpa kata keluar kamar. Lima menit kemudian kembali datang membawa tali.

Ya, Elthan membawa tali.

Dukung author dengan vote 🥺 terimakasih

27 Desember 2021

Lucas (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang