7. FIGHT

4.4K 420 33
                                    

Dukung author dengan vote 🥺


Lucas Point of view

"Aku bukan gay!" Aku mengatakan itu dengan meninju dadanya.

"Jangan jadikan aku gay sepertimu," lalu melangkah pergi. Entah bagaimana ekspresi Elthan yang pasti aku sangat kesal dan terdengar jahat.

Selain itu aku mulai memikirkan apakah dalam 3 hari usia pernikahan pasangan sudah boleh bercerai?

Aku melangkah ringan menuju pintu sebelum tanganku di cekal dan tubuhku di dekap paksa. Selanjutnya kami memperebutkan pintu. Aku berusaha keluar dengan membuka pintu sedangkan Elthan berusaha menghalangiku dari daun pintu dan mengunci pintu. Aku memberontak sekuat tenaga tetapi tenaga Elthan juga sama besarnya.

Krakk

Aku menatap tak percaya. Gagang pintuku copot. Darn!

Aku bergeming. Bagaimana caranya keluar dari kamar sialan ini? Iya untuk pertama kalinya aku membenci kamarku sendiri. Elthan terengah-engah di belakangku. Nafasnya memburu tepat di telingaku. Terasa panas membuat jantungku berpacu.

"Minta maaf Luc. Dan aku akan memaafkanmu." Suara Elthan terdengar dingin di telingaku.

Minta maaf? DASAR GILA

Aku tidak akan meminta maaf dan pasrah begitu saja. Aku semakin membabi buta seperti belut berusaha lolos dari dekapannya. Aku menjambak, menampar, menendang, menyerong, menginjak kaki dengan brutal. Beberapa kancing kemejaku terlepas. Cengkeraman tangan Elthan terasa sakit di pinggangku, aku yakin pasti merah. Sementara tangan kirinya mendekap dan mencoba memerangkap kedua tanganku.

"MAMA"

"PAPAA"

Elthan berusaha menyeretku ke kasur. Aku berteriak sekuat tenaga. Tapi langsung menyadari kebodohanku. Kamar ini kedap suara. Aku mulai hopeless tapi tidak mau menyerah juga. Sebagai pertahanan aku mulai menggigit lengan Elthan. Dia mengerang kesakitan dan aku terlepas. Aku segera menuju jarak terjauh darinya.

Jika Elthan akan melakukan KDRT di usia pernikahan kami yang seumur jagung ini setidaknya orangtuaku mau menjadi saksi.

Hujan kembali turun dan segera deras dalam beberapa detik. Menjadi musik pertarungan kami.

Aku kepayahan masih mengatur nafas dengan benar. Lolos dari jeratan Elthan membutuhkan tenaga besar. Aku tidak sarapan banyak tadi karena gengsi. Belum apa apa bajuku sudah berkeringat.

Langkah kaki Elthan mendekat. Sial, ronde kedua. Aku juga bergerak dari posisiku menjauhinya.

"Luc,"

"Stop there."

Aku berhenti karena Elthan juga berhenti.

Saat itulah aku melihat Elthan dengan benar. Dia tampak kacau. Rambut cokelatnya mencuat berantakan, wajahnya memerah terkena tamparan, kaosnya kusut, dan di lengannya ada ukiran gigiku-memerah. Ukh, pasti sakit sekali.

Elthan memandangku datar. Benar-benar tanpa ekspresi. Satu jenis ekspresi yang baru kulihat darinya. Tapi lamat lamat aku memandang matanya, aku tau-aku bisa merasakan ada kecewa di sana. Dia memandangku dengan kecewa.

Tiba tiba saja menelan ludah pun sulit. Aku tau perkataan ku sangat tidak sopan untuk dirinya yang sangat menjunjung kesopanan. Perkataanku jahat..

Elthan kembali melangkah mendekatiku.

Tapi aku tidak akan menyerah. Aku harus menuntaskan peperangan ini. Apapun yang terjadi biarlah terjadi. Aku muak menjadi sweet baby boy yang bisa dia cubit gemas, usap, sentuh seenaknya.

Tapi...

Aku melihatnya mendapatkan tali. Menyernyit tidak ingat pernah punya benda itu tapi segera sadar itu tali bekas pionering Pramuka dulu saat SMA. Aku menaruhnya asal di bawah kolong kasur.

Suasana kamar semakin muram.

Alarm bahaya berdering di kepalaku. Wajah Elthan semakin bertambah horor.

"Minta maaf Luc, dan akan aku memaafkanmu." Elthan berbicara pada tali temali di genggamannya. Mengulur-ulur tali itu. Tapi efeknya aku yang merasa gemetar. Sial! Aku menyesal punya tali itu di sana.

Mulai terbayang bayang bagaimana Elthan akan mengikatku dengan tali, membekap mulutku dengan lakban kemudian memutilasi tubuhku perlahan-lahan dengan aku yang menjerit-jerit. Semua itu karena aku melawan dan membangkang perkataan Elthan.

"Kamu mempunyai tali yang bagus,"Elthan menatapku tersenyum hangat seperti biasa aku melihatnya.

Dia yang tersenyum aku yang merinding.

Aku meneguk ludah kesat. Tidak. Bahkan sudah tidak tersisa ludah dimulutku.

Aku masih bergeming namun waspada melihat Elthan yang kini duduk di ranjang ku sambil memegang tali itu. Jarak kami hanya 1,5 meter. Cukup dekat.

Aku melihat sekitar. Tidak ada yang bisa aku jadikan senjata. Punya vas bunga pun tidak. Hanya ada lukisan Guitar Hero besar di belakangku. Intinya tidak berguna.

Aku lengah.

Sebuah elusan terasa di pipiku berasal dari tangan hangat Elthan. Aku ingin beranjak dan melepaskan diri namun cengkeraman jarinya di pinggangku bertambah erat.

"Be a good boy Luc,"bisiknya di depan bibirku disusul kecupan kecupan kecil di ujung bibirku. Aku bisa merasakan tatapannya yang seolah menelanjangiku.

"And I Will treat you better." Aku meremang

"Berbicaralah yang benar," katanya lagi mengusap-usap pipiku dengan intens.

Selanjutnya untuk pertama kali aku merasakan bibir kami menyatu. Aku blank melotot tidak percaya seiring gelenyar aneh di hatiku.

Elthan mencium bibirku. Aku tidak bisa berfikir apapun selain bibirnya yang memakan bibirku seperti marshmellow. Dia melumat pelan dan tenang seakan  mengajak bibirku berkenalan. Bibirnya yang hangat berusaha memakan bibirku.

Aku bisa merasakan rengkuhan lengannya di pinggangku mengerat menghabiskan jarak antara kami dan jemarinya yang hangat di pipiku, membelai belai menyalurkan kehangatan.

Aku tidak bisa menolak entah mengapa. Apa karena aku masih shock? Apa karena aku takut pada Elthan? Aku hanya bisa merasakan bagaimana bibir itu berkenalan dengan bibirku.

Entah berapa lamanya.

Aku baru sadar ketika bibir kami terlepas dan benang saliva terulur dari bibir kami berdua. Aku kehilangan bibir Elthan.

Aku memberanikan diri menatap matanya. Dia sudah menatapku teduh namun sayu. Jelas ada kecewa di matanya.

"Remember, that you always be mine," satu kecupan kecil sebagai penutup.

Elthan berlalu pergi dari hadapanku. Aku masih terdiam memegang bibir. Sialan, bibirku sudah tidak perawan.

Dukung author dengan vote 🥺 terimakasih

Lucas (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang