Dukung author dengan vote 🥺 terimakasih
Lucas Point of view
Aku tertawa senang setelah mendapatkan ponselku. Hanya ponsel biasa seharga 2juta. Dibeli dari tabungan sendiri dan jatah jajanku yang dikurangi. Aku tidak mau repot-repot merengek dan menangis hanya untuk ponsel mahal. Menjatuhkan harga diriku.
Tidak banyak notifikasi. Ok, sudah di prediksi. Aku juga tidak memiliki banyak teman. Akun sosial media hanya untuk posting tidak jelas, referensi makanan, dan hunting give away. Tidak ada yang penting. Followers Instagram ku bahkan hanya tiga yang mana ketiganya tidak aku kenal.
Notifikasi grup kelas hanya chit chat tidak jelas dan tidak ada tugas. Aneh sekali tidak ada tugas. Tapi aku juga tidak peduli karena akan pindah. Aku kurang akrab dengan teman kelas tetapi tidak berhubungan buruk juga. Kami hanya saling mengenal. Tugas, presentasi, dan diskusi. Hubungan seperti itu.
Hanya satu orang yang mencariku, Leon. Dia temanku sejak SMA kami kuliah di jurusan yang sama tetapi berbeda prodi.
Aku duduk di tepi kasur dan mulai membuka pesan. Ada 99+ pesan dan 30 misscaled semuanya dari Leon. Mungkin dia sudah gila sekarang.
Lo kan punya powerbank?
Pinjem apa nyetLo bawa sore ya,
biasa ketemu di gaspurGua otw
...
...
...
Eh pitak! lo dimana dah?
Gua nunggu sejam woyy
Bajaringan kamyu Luc!Luc
Luc
Luc
Guk
Guk
Guk
Guk
Guk
Guk
Guk
Guk
Guk
Guk
GukLo marah ama gua Luc??
Gue minta maaf kalo salah
Yatapi gua ga salah apa apa sii
Aokwokwokwokwok
...
...
...Eeeee
Monyet
JawaaaabbIya. Leon adalah orang gila. Aku hanya mempunyai satu teman dan dia gila. Malang sekali. Tapi hanya dia yang tahan denganku.
Masih banyak chat receh lainnya di bawah. Dia pasti sangat khawatir. Aku sedikit merasa bersalah (hanya sedikit).
Lo ga mati kan Luc?
Halo
Halo
Gua mau ke paranormal
Buat nerawang keberadaan arwah LoIya gua ga mati
Maaf
gua liburan kemarenASTAGANAGADRAGOLBALL
DEMI SEMPAK SPONGEBOB DAN PASUKAN UBUR UBUR
ASDFGHJKLLKJHGFDSA
anying, masih idup Lo??Liburan.
Tadi guae bilang.Yalord
Asuuuuuuuw
Tadinya mau gue lapor ke polisi
Taunya liburan
Mana ga ngajak" hmm
Temen apa temen
Ortu Lo gue tanya santay bgt
UnfaedahGaspur jam 11.
Ada yg mau gua omongin.Waduh apanih
Mau menyatakan cinta??
aokwokwokwokwok
awas aja gabawa oleh"
Gua tendang lu demiRead
7.30"Luc,"
Aku mendongak dan menemukan Elthan dengan rambut basah sehabis mandi. Aku baru ingat di ruangan ini tidak sendiri.
"Ada apa?" Tanyanya santai sambil mengeringkan rambut dengan handuk (karena aku tidak punya hair dryer)
"Aku akan keluar jam setengah sebelas nanti. Mungkin pulang sore hari. Ada teman yang harus kutemui," aku tidak bisa menyembunyikan senang karena akan bertemu Leon. Seminggu yang penat ini dan kehidupan baru membentang di depan. Aku ingin melepaskan beban sejenak.
Elthan terpaku sejenak. Lalu dia berpaling menuju jendela.
"Teman laki laki?" Tanyanya
Karena aku tidak punya teman perempuan, maka kujawab ya.
Diam sejenak.
"Mau ku temani, Luc?" Tanyanya masih tanpa menghadapku
Buat apa aku mengajaknya? Pasti akan canggung. Aku saja masih canggung. Lagipula aku belum siap mengenalkan Elthan dan Leon. Firasatku tidak enak.
Ponselku masih berbunyi menampilkan spam pesan dari Leon. Dia kepo sekali seminggu ini aku kemana. Ya aku harus bertanggungjawab menjelaskan itu padanya.
Tanpa aku sadari Elthan sudah duduk di sebelahku. Menatapku tanpa baca. Mau apa pria ini?
"Boleh aku memelukmu?"
Hah?
Elthan langsung memelukku. Erat. Hembusan nafasnya berat. Beberapa lama dia menggesek gesekkan hidungnya ke bahuku dan leher. Aku geli.
Apa ini yang dinamakan serangan fajar? Jika iya aku akan menamparnya sebelum jauh lebih lanjut.
Tapi aku masih bergeming menunggu. Jika dia meminta berciuman maka aku benar-benar akan menamparnya. Elthan memelukku cukup lama. Aku memilih lilin kaos tidak tahu harus melakukan apa. Dia sebenarnya kenapa?
Sekitar lima menit dia mulai beranjak dari bahuku. Dan aku perlahan lahan bernafas dengan normal. Tapi Elthan masih tidak melepaskan pinggangku.
"Aku akan mengantarmu nanti. Tidak ada penolakan," katanya final seperti tahu apa yang ada di pikiranku.
"Dan aku akan menunggumu sampai selesai," Elthan menatapku tepat di mata dan aku mendapati diriku tidak dapat berkata-kata.
"Okay," aku memutuskan kontak mata. Memilih menatap pepohonan di luar. Aku tidak suka caranya.
Kamarku lengang sejenak.
"What happen last night?" Aku balas menatap sengit dan bertambah sengit ketika Elthan menatapku tenang
"Slept."
Ha?
"We slept last night, right? Am I wrong?"
Yaampuuuuun.
Aku mengusak rambut frustasi. Segala jenis pikiran melayang di otakku. Desakan mama dan papa, aku yang beluk siap, pernikahan ini, dan dia- keberadaan Elthan di hidupku.
Aku berdiri menghadap Elthan yang terduduk di kasur. Aku harus tegas sekarang jika tidak ingin dia semena-mena.
"Jangan melewati batasmu El! Jangan mengganti bajuku seenaknya lagi, aku tidak suka! Ini tubuhku. Aku tidak suka disentuh bagaimanpun itu. Aku tidak suka kau melihat tubuhku! Jangan coba-coba," aku menarik nafas karena tersengal-sengal lalu mundur selangkah.
"Aku tidak suka kau memperlakukanku seperti ini, memangnya aku apa hah?! Bayi lucu?! Orangtuaku memang menjualku padamu tapi kau tidak bisa memperlakukanku seenaknya El,"
Aku terengah-engah, jantungku bergemuruh. Tanpa sadar mataku mulai berkaca-kaca. Hidungku rasanya mampet. Tidak, aku tidak boleh menangis, jika aku menangis mungkin dia akan menganggap ku lemah. Tapi hatiku, aku sakit sekali sekarang.
"Kenapa kau menyeretku dalam pernikahan ini hah?! Kenapa harus aku?! Aku tidak mengenalmu, Aku tidak kenal keluargamu, Aku tidak ingin seperti ini! Aku bukan gay!" Aku melemparkan buku buku di dekatku ke lantai dan menghentakkan kaki. Bagaimana lagi cara memberitahunya aku sangat kesal?
Elthan menatapku tak percaya.
"Aku bukan gay!" Aku mengatakan itu dengan mendorong dadanya lalu melangkah pergi. Entah bagaimana ekspresi Elthan.
Selamat tinggal.
...
Dukung author dengan vote 🥺
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucas (END)
General FictionNamaku Lucas. Aku menikahi seorang laki-laki di usiaku yang ke-19. Such a beautiful age right? Tapi aku harus menikahinya untuk menutupi hutang perusahaan, membiayai pengobatan orangtuaku, dan menjadi gay untuknya. Menjadi gay untuk Elthan. Sialan...