11. WATCH TV

4.3K 415 11
                                    

Author Point of view

Jam 7 malam Elthan pulang menemukan suaminya sedang menelungkupkan wajah di meja makan.

"Kamu kenapa?" Tanya Elthan mengelus pucuk kepala Lucas

"Aku pusing, jangan sentuh aku," Lucas menyingkirkan tangan besar itu dari kepalanya. Dia masih pusing dengan video tadi siang dia tonton.

Pria dewasa itu menyernyit bingung namun tidak mempermasalahkan. Dia langsung ke kamar untuk membersihkan diri.

Pelayan memasak makanan pagi dan sore. Lucas hanya memanaskan daging panggang dan sosis serta salad sayur dan menghidangkannya di meja agar Elthan makan setelah ini. Bagaimanapun dia tahu diri untuk melayani Elthan yang sudah memberikan segalanya untuknya.

"Kamu sakit?" Elthan sampai ke meja makan dan menemukan Lucas masih seperti terakhir dia lihat. Menelungkupkan wajah ke meja.

"Coba, aku mau lihat wajahmu," Elthan mencoba menangkap wajah Lucas namun remaja itu kukuh tidak mau menunjukkan.

"Ada apa lagi?" tanya Elthan lelah sambil meraih bahu itu untuk tegak. Tetapi tidak berhasil.

"Tidak mau,"

"Kamu makan aja," Lucas mendongak sedikit untuk menunjukkan matanya

Memilih mengalah, Elthan menarik kursi dan duduk menikmati makanannya di depan Lucas yang terus menyembunyikan wajahnya di lipatan tangan. Aneh.

El, dia hanya malu menunjukkan wajahnya di depanmu. Setelah menonton video itu, dia beberapa kali membayangkan kamu dengan berkeringat menghentak di atas tubuhnya. Malu sekali.

"Kamu tidak ikut makan?"

"Tidak. Sudah kenyang,"

Setelah makan mereka menonton televisi. Hal aneh lagi, biasanya mereka duduk di sofa panjang yang sama dengan Lucas versi jinak yang mau dipeluk. Namun kini Lucas duduk di sofa single kali ini menutupi wajahnya dengan bantal sofa.


Cukup sudah.


"Duduk di sini Luc," kata Elthan tenang tapi seperti sinyal bahaya bagi Lucas.

Pemuda itu menggelengkan kepalanya dari balik bantal.

"Ke sini atau aku yang ke sana," kata Elthan menatapnya datar. Pria itu hanya ingin memastikan Lucas baik- baik saja, memeluk tubuh sintal itu seperti biasa dia sepulang kerja.

"Okey, kalau itu mau kamu. Aku hitung sampai tiga dan akan ke sana. Kamu akan menyesal Luc," kata Elthan menakuti

"Apaan sih! Udah nonton tv aja jangan aneh-aneh. Kamu di sana aku di sini,"  Lucas sedikit panik di kursinya. Menyesal apanya? Pria itu pasti hanya mengertak.

"Satu,"

"Dua,"

"No!" cegah Lucas menatap horror

"Kamu sebenarnya kenapa? Ayo duduk di sampingku. Aku ingin memelukmu," kata Elthan tenang.

"I'm fine. Memangnya tidak boleh aku duduk di kursi ini? Aku juga ingin sekali kali duduk di kursi ini," jawab Lucas ngotot. Dia sedang tidak mau berdekatan dengan pria itu atau imajinasinya semakin menjadi-jadi.

Elthan menatap datar. Alasan konyol macam apa.

Maka dengan gerakan cepat pria besar itu menuju Lucas duduk. Menangkap tubuh pemuda nakal itu yang langsung menggeliat seperti kucing melepaskan diri.

"No! No!

"Lepas! lepas! Aku gak mau!"

Mereka bergumul saling mengikat dan melepaskan diri di satu kursi single itu. Elthan dengan tenaga besar melilitkan kakinya ke sela paha Lucas  menjepit di sana. Sedangkan tangannya mencoba mengunci kedua lengan Lucas. Mereka terengah engah dalam posisi sulit dan ambigu.

Lucas tepat menduduki gundukan yang terasa besar di pangkal paha Elthan.

Anjir apaan

Tidak berhenti disitu Lucas menggunakan giginya untuk mencari-cari daging segar empuk untuk dia gigit. Elthan mengerang, sebenarnya ada apa dengan bocah nakal ini.

Chuup

Ternyata hanya ciuman Elthan yang mempu membuat bocah nakal seperti Lucas berhenti memberontak. Pemuda itu menatap kosong mematung ketika beberapa kecupan lain bertambah di bibirnya. Mengecup bibirnya yang terbuka.

Kecup

Kecup

Kecup

Elthan lalu menggesek-gesek rahangnya yang berjambang ke pipi mulus Lucas.

"Nggghh lepaaaas," sialan, Lucas membenci suaranya sendiri

"Aku tahu. Kamu pasti nonton video porno tadi siang lalu membayangkanku ya?"

Lucas tetap terdiam namun matanya membesar. Ekspresi yang mampu menjawab pria itu. Lucas, pasti malu sekali, lihat wajahnya mulai memerah. Dia mulai meronta lagi.

"Eits tidak bisa lari," bisik pria itu di telinga Lucas

"Mau praktek sekarang?" Elthan menyeringai jahil dan menyukai segala perubahan ekspresi remaja itu.

"Noooo" geliat Lucas semakin memberontak

Tawa Elthan menggelegar dia semakin jatuh sayang pada Lucas. Tidak sia-sia ketika dia menyadap koneksi internet di rumahnya untuk mengetahui kegiatan Lucas.

Dukung author dengan vote 🥺 terimakasih

Lucas (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang