34. HORN

4.5K 355 38
                                    

Dukung author dengan vote 🥺 terimakasih

Author Point of view

Satu hari lagi di Pulau Ereca.

Sejak pagi Elthan terus mengkode Lucas untuk ronde kedua. Segala cara dilakukan pria itu untuk mendekati Lucas, maunya cuddle melulu. Lucas yang tahu gelagatnya malah kucing-kucingan, melepaskan diri. Walaupun pantatnya sudah sembuh tapi sakitnya dibelah duren masih terbayang-bayang.

"Pantatmu sudah sembuh kan? Ayo coba lagi,"ajak Elthan begitu melihat Lucas sudah bisa berjalan normal.

Lucas mendelik seperti kucing. Melototi Elthan seperti alien. Pemuda half naked itu baru selesai mandi masih memakai handuk di pinggang sedang berdiri mengeringkan rambut. Elthan memeluknya dari belakang, mencium-cium leher Lucas.

"Kamu wangi sekali..."dengar, suara Elthan serak basah tanda tidak bisa ditahan lagi. Kali ini beberapa kecupan lagi di bahu pemuda itu.

"Kamu juga wangi jika sering mandi,"asal Lucas.

Lucas memang wangi, menggoda sekali. Tubuhnya harum seperti apel membuat Elthan ingin memakannya sekarang juga. Elthan menyeringai, tangannya yang nakal membuat jejak vertikal di dada Lucas. Lalu meremas dada yang agak gembul itu disusul erangan sensual.

Tidak bisa dibiarkan, jika terus begini lama kelamaan Lucas akan terlena juga seperti kemarin. Tangan nakal dan sexy voice milik Elthan adalah sumber dan awal kegiatan sesat itu.

Sesat tapi enak kan Luc?

"Elthaan,"

"No, aku masih sakit," tolak Lucas.

Elthan berdecak tidak percaya menaruh hair dryer di nakas dan membanting pemuda itu di ranjang. Lucas menyipit sengit, Elthan horny-an sekali sih. Tadi malam saja gesek-gesek melulu. Suaminya itu sekarang berada di atas Lucas dengan mata sayu siap melumat bibir mencebik pemuda itu.

"No,"

Lucas menahan dada Elthan yang hendak menunduk mencium lehernya. Mata Lucas berkata tegas.

"I said no,"ulangnya.

"Aku janji akan pelan sayang,"rayu Elthan lalu mengecup-ngecup leher dan perpotongan bahu Lucas yang mulus. Kiss mark kemarin sudah mulai pudar, dia harus membuatnya lagi. Semua orang di dunia ini harus tahu Lucas sudah menjadi miliknya.

"Aaahh,"

Lucas mengerang ketika Elthan menciptakan jejak-jejak basah. Mendengar desahan pemuda itu, Elthan malah makin gencar menyedot-nyedot kulit leher Lucas.

"Lucas,"suara dan tatapannya membuat merinding, Lucas agak gentar melihatnya.

Elthan mencium Lucas penuh candu. Memakan banda kenyal yang selalu nakal menggodanya. Menyedot bibir Lucas yang rasanya enak. Ok, anggap saja kiss morning sekaligus hadiah untuk bayi beruang ini maka Lucas membalas ciuman itu. Bunyi kecipak tabrakan bibir memenuhi ruangan kamar. Suasana pagi jadi panas. Lucas yang baru mandi merasakan gelenyar aneh yang enak.

Namun ketika jemari bandel Elthan mulai menarik- melepas handuk, Lucas kembali sadar dari buai-buai rayuan. Dengan sekali sentakan memisahkan bibir mereka. Kedua nafas terengah beradu menerpa wajah hangat masing-masing.

Mata Elthan sudah sayu, di bawah sana butuh belaian," Aku belum keluar satu bulan untuk menunggumu siap."

Oh oh oh Lucas, kamu tidak boleh terperdaya wajah memelas itu. Dan lagi, kemarin saja dia memakai tangan dan mulut, Elthan tidak kunjung keluar. Membuat mulut pegal saja. Kejantanan Elthan sulit ditaklukkan. Siapa suruh menahan satu bulan, dia kan bisa main solo. Kenapa harus Lucas coba?

Lucas (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang