ELLUC 3

1.7K 104 7
                                    

Tentu, Elthan dan Lucas perlu bicara banyak.

Hobi Lucas belakangan ini menyusuri pantai atau berjalan-jalan pagi buta. Sekitar jaam 1-3 udara dingin dan segar sekali. Dia suka suasana jam itu, restoran mulai sibuk menyiapkan bahan sarapan, diskotik mulai tutup, dan pedagang jalanan yang masih setia menunggu pelanggan datang.

"Ayo aku temani," Elthan mengulurkan tangan pada pemuda berhoodie itu.

Lucas melengos tidak peduli, belum jinak juga dia.

Lucas melengos tidak peduli, belum jinak juga dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berjalan beriringan, dengan pikiran bergelayut. Sesekali uap mengepul dari bibir, Lucas memasukan tangan ke dalam saku hoodie. Elthan terus menatapinya, Lucas tidak banyak berubah, masih suka kesal dan denial.

"Mau kue pukis? Kalau hangat masih enak," tunjuk Lucas ke penjual gerobak pukis yang masih buka.

Elthan juga rindu binar matanya ketika meminta sesuatu. Dia tidak dapat berpaling dari mata itu dan semburat malu yang muncul kemudian. Ekspresinya begitu alami dan terus terang.

Lucas menunduk menggigit bibir," Jangan menatapku seperti itu El."

Elthan mengusak rambutnya, menggandeng tangan Lucas menuju penjual pukis itu. Mereka memakan pukis di sebuah warung gerobak. Sebenarnya yang makan hanya Lucas saja, Elthan hanya mengamatinya.

"Aa~ buka mulut,"

Elthan membuka mulutnya dan satu potong pukis masuk. Lucas terkekeh dengan senyum yang menghangatkan hati.

"Hehehehe,"

Setelah makan pukis mereka kembali berjalan menyusuri pantai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah makan pukis mereka kembali berjalan menyusuri pantai. Masih banyak cafe yang buka, mereka duduk di sana, memesan kopi dan toast. Angin pantai dini hari yang dingin tidak bisa mereka lawan, namun nikmati. Seperti dingin dan keraguan yang kembali mampir di hidup Lucas.

"Apa tujuanmu sekarang?" Tatapan Lucas memandangi laut dengan intens.

"Berkeluarga bersamamu."

Terus terang sekali, pemuda itu sampai tergelak.

"Kalau aku tidak mau?" Lucas menyesap kopi. "Harus mau, aku tidak mau tau," semakin membuat Lucas tergelak.

Elthan tidak banyak berubah juga, masih pemaksa, mesum, dan seenaknya.

"Aku serius Luc. Aku sudah cukup memberikanmu waktu. Aku tidak bisa lagi tolerir kamu mau waktu sendirian dulu, lama sekali bisa-bisa sampai aku mati," jelas Elthan.

Lalu dia genggam tangan Lucas, menggenggamnya berbagi kehangatan dan kepercayaan.

"Ayo kita besarkan Axel bersama, membuat keluarga yang utuh. Aku mencintaimu Luc," jemari Elthan mengusap punggung tangan Lucas.

Mencintai ya? Akhirnya kata-kata itu meluncur lagi dari bibir Elthan. Lucas menatap tautan tangan mereka.

Lalu pandangannya menatap wajah Elthan.

"Aku.."

Kira-kira Luc mau bilang apa ya 😌☝️

A. Aku.. pikir-pikir dulu

B. Aku.. pikir kita bercerai saja El

C. Aku.. ayo kita berteman saja

Mana kalimat yang bakalan diucapin Luc ya 😌☝️

15 Agustus 2023

Lucas (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang