Dukung author dengan vote 🥺 terimakasih
Lucas Point of view
Aku membuka mata dari tidur amat panjang lalu terdiam sebentar bingung nyawaku belum terkumpul.
Deja Vu.
Selanjutnya aku mencoba duduk tapi astaga Tuhan sakit sekali. Sekujur tubuh seperti kebas apalagi kaki dan bokongku rasanya terbelah. Aku merasa ada sesuatu yang mengganjal di sana, tidak nyaman. Rasanya.. rasanya aku seperti habis disodok.
Aku seperti habis disodok..
Ya Tuhan..
Aku menutup mulut tidak percaya berdebar-debar lagi. Jadi tadi malam aku dan Elthan memang benar-benar.. ML? Aku ingat, setelah dia memasukkan seluruh penisnya aku pingsan tidak ingat apa-apa lagi.
Sialan perih sekali.
Aku sekarang meneliti tubuh yang sudah terbalut hoodie hitam besar milik Elthan dan brief boxer putih. Sudah. Meneliti sekeliling, aku tidak merasakan kehadiran Elthan.
Aku agak kecewa tidak menemukan Elthan di sampingku saat bangun. Dia harus bertanggungjawab sudah mengambil keperjakaanku!
Jadi begitu ya kelakuan cowok? Habis manis sepah dibuang?
Aku mencoba turun dari ranjang tetapi baru satu langkah aku malah nyungsruk ke lantai, tidak kuat menopang badan. Aku tidak bisa jalan gimana ini, bokongku sakit sekali, aku juga lemas belum makan.
Elthan kemana sih?!
Aku duduk di lantai bersandar tembok, meremas rambut pusing. Lalu menengok ke samping ternyata ada nampan makanan berisi roti gandum, telur rebus, dan susu.
Coba daritadi. Aku segera makan dengan lahap untuk mengisi tenaga.
Setelah makan aku mencoba kembali berjalan, dan ya.. aku mengangkang. Aku berjalan dengan mengangkang, darn fuckin holy SHI***. Rasanya lubangku sakit sekali karena perih. Aku masih bisa merasakan penis besar Elthan menyumpal semalam.
Setelah aku pingsan aku tidak tau dia masih lanjut atau tidak.
Kreek
Aku membuka pintu kamar, tetapi pintu itu sudah dibuka duluan membuatku nyungsruk kedua kalinya, langsung terdorong ke depan terjerembab tidak elite di lantai.
Brukk
Aduh lututku sakit. Masih posisi tengkurap aku menatap sengit Elthan. Dia malah melengos pergi mengambil piring bekas makan dan nampan lalu kembali melewatiku begitu saja.
Jadi piring dan nampan bekas lebih penting dariku?!
Susah payah aku kembali berdiri berpegangan pada meja dan lemari aku melintasi ruang tengah menengok ke samping ada kaca. Aku bisa melihat leherku penuh bercak merah, seperti orang pesakitan.
Aku dengan tertatih akhirnya sampai di teras samping berupa dermaga kecil yang langsung menghadap lautan. Indah sekali.
Menatap semburat hangat matahari pagi. Cuaca pagi ini berangin dan agak mendung tapi masih tergolong cerah. Membuatku bersyukur masih hidup setelah diobrak-abrik cacing besar Alaska.
"Masuk, dingin,"aku mendengar suara Elthan dibelakangku.
Biarkan saja, anggap tidak ada. Tadi dia juga melengos tidak menolongku.
"Masuk Lucas,"kali ini nadanya tidak mau dibantah. Aku memeluk lutut dan menatap ke depan, kukuh tetap mau disini.
Hal yang tidak aku duga dia meraup tubuhku begitu saja dalam gendongannya, membuatku kaget. Kalau aku tidak siap, terus menggelinding ke laut bagaimana?
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucas (END)
General FictionNamaku Lucas. Aku menikahi seorang laki-laki di usiaku yang ke-19. Such a beautiful age right? Tapi aku harus menikahinya untuk menutupi hutang perusahaan, membiayai pengobatan orangtuaku, dan menjadi gay untuknya. Menjadi gay untuk Elthan. Sialan...