2. BOSSY

8.4K 585 25
                                    

Dukung author dengan vote 🥺 terimakasih

Lucas Point of view

Aku memang sudah menikah kemarin.

Pria tadi yang baru kukenal seminggu yang lalu oleh Mamaku bernama Elthan G. Dominic. Kabarnya berasal dari kalangan old money di Eropa. Kisah singkatnya aku dijual oleh keluargaku untuk menutupi hutang perusahaan. Dan kebetulan si kaya raya ini yang mau mengambil alih perusahaan kami yang hampir pailit itu. Mereka menukar perusahaan dengan aku.

Selamat tinggal masa mudaku. Selama satu minggu kami mengenal dia memang gencar mendekatiku. Mungkin karena aku tampan?

Aku sangat kaget di pertemuan pertama. Aku pikir akan dijodohkan dengan sesosok gadis manis nan anggun yang akan menjadi istriku. Tau-tau nya aku yang menjadi istri!

Kesan pertamaku dan sampai detik ini tentang Elthan adalah pria yang sopan dan dewasa. Tiga hari kemudian aku menyadari bahwa dia sedikit otoriter.

Err Bagaimana menyebutnya ya, ketika aku tidak mengiyakan atau melakukan apa yang ia katakan, Elthan akan memandangku intens, menjelaskan bahwa aku harus melakukan yang dia katakan. Typical bossy sekali. Mungkin dia terbiasa mengintimidasi kolega atau pegawainya? Cukup membuat tidak nyaman.

Ethan memperlakukan aku dengan baik dan perhatian. Setidaknya itu yang aku tau. Tapi aku juga tau bahwa teman sekelasku yang sopan dan pendiam ternyata menjadi penari liar di sebuah klub panas. Ok, aku tidak boleh memukul rata.

Aku sendiri belum tau pasti orientasi seksualku. Memang pernah berpacaran dengan dua perempuan saat sekolah menengah tapi aku tidak yakin apakah benar-benar menyukai mereka. Itu hanya cinta-cintaan remaja biasa.

Lalu pria ini datang, aku tidak tau apakah nanti akan menjadi gay. Setidaknya jika aku menjadi gay, aku harus menjadi gay untuknya. Dia tampan, kaya dan dewasa. Seharusnya tidak sulit mencintainya kan.

Setelah mandi dan berpakaian aku turun ke lobby untuk sarapan. Membalas sapa dan tersenyum pada beberapa sepupuku yang menyapa. Aku memakai jeans panjang warna abu, kaos putih dengan outer kemeja kotak kotak warna merah dan sandal. Sandal milik Elthan, tadi aku tidak menemukan apapun selain sandal kebesaran miliknya. Keseluruhan sederhana menurutku.

Keluargaku dan keluarganya masih di hotel untuk basa-basi bisnis dan kemungkinan pulang ke tempat masing-masing saat penerbangan sore ini. Orang dewasa duduk melingkar membicarakan bisnis dan anak-anak berlarian di pantai.

Eltan keluar dari lingkaran itu begitu melihatku turun. Dia menyambutku hangat dan menarik satu kursi di meja lain untuk kududuki. Aku menurut dan duduk disana. Elthan menggenggam tanganku dan tersenyum. Dari guratan wajahnya aku tau dia jarang tersenyum tapi bersamaku dia sangat banyak membuang-buang senyum. Selain itu, aku gatal sekali ingin mencukur jambangnya.

Sampai saat ini entah apa yang membuat Elthan memilihku atau setidaknya mengapa dia mau menyelamatkan keluargaku.

Angin pantai yang sejuk menerbangkan rambutku. Sinar matahari mulai terik. Sesungguhnya ini tidak bisa dikatakan masih pagi. Sekarang sudah siang terik. Aku melirik ke altar yang ada di depanku. Kemarin aku dan Elthan mengucap janji suci di sana. Aku mengucapkan janji suciku. Elthan mencium keningku. Dan tepuk tangan meriah.

Aku mendesah mengingat mengucapkan janji suci tanpa sungguh-sungguh. Pernikahan adalah hal yang sakral kan?

''Kamu tidur sangat nyenyak, aku tidak tega membangunkanmu. ''

Aku sudah menjadi suami Elthan.

Menyadari itu aku menunduk. Aku baru 19 tahun dan sudah menikah. Bagaimana dengan masa mudaku? Aku masih ingin bersenang-senang. Apa Elthan mengijinkanku bersenang-senang ?

Aku merasakan elusan lembut di pipiku.

Selama kami mengenal satu minggu, dia memang suka sekali menyentuh. Dia orang yang menunjukkan cinta dengan sentuhan. Tapi apakah benar itu cinta? Apa dia benar-benar gay?

Aku mengusap wajah kasar. Baru menikah, terlalu banyak pikiran.

''Are you ok?'' Elthan kembali mengelus pipiku menyadarkanku dari lamunan.

''Yeah, I'm Ok El, '' aku tersenyum meyakinkannya dan segera memakan sarapanku yang sangat terlambat ini.

Astaga makanan ini sangat enak. Aku baru sadar sangat lapar.

''Jangan makan terburu-buru, kamu akan tersedak'' Elthan menasehatiku.

uhuk huk

Kemudian aku benar-benar tersedak. Elthan mengambilkanku air. Aku merasa tenggorokanku benar-benar panas dan serat. Aku sudah tidak berselera melanjutkan makan dan masih terbatuk-batuk.

''I'm done. '' Aku menjauhkan piring tidak berselera. Sial, padahal baru 3 suapan.

Namun Elthan sudah memberikan kode pramusaji untuk masuk membawakan dessert. Mereka membawakan puding dan blackforest. Aku harus memakan kue manis di siang terik?

"Kamu baru makan sedikit. Ayo coba puding dan kue, Luc," kata Elthan

Aku tau jika aku tidak mencobanya dia akan terus memaksa membuatku tidak enak. Demi dia aku memasukan beberapa suapan ke dalam mulut. Memberikannya senyuman manis.

"Good boy," Elthan mengusap sisa krim di ujung bibirku membawanya ke dalam mulutnya.

"Lucas, apa kamu hamil?"

What the hell suara siapa? aku dengan slowmo menoleh ke samping menemukan Natasha-keponakanku yang berusia enam tahun memasang wajah serius. Dia menunggu jawabanku. Aku melirik pada Elthan di sampingku dia tengah menyembunyikan senyum sambil membaca koran, tidak mau terlibat.

"Jadi benar, kamu hamil," anak itu membuat keputusan lalu berbalik pergi. Namun aku menahan tangannya. Siapa yang menjejalinya berita sesat ini?

"Aku tidak hamil. Siapa yang bilang?"

"Jangan berbohong semua orang sudah tahu. Aku yang terakhir tahu tadi. Kenapa tidak memberitahuku juga!" Natasha kesal mengomel, hell Nat, aku saja baru baru tahu dari kamu.

"Jadi perutmu akan besar seperti Mama? Kapan lahir? Aku akan berkunjung," aduh ulah siapa sih ini membuatku pening kepala saja. Bagaimana menjelaskannya?

"Nat dengarkan, aku akan berpesan padamu. Jika orang asing memberimu permen, jangan mau, langsung lari saja," saranku entah dia mengerti atau tidak.

Namun sepertinya dia tidak menggubrisku karena kalimat yang aku dengar selanjutnya,"Bisakah aku request? Aku mau keponakan perempuan, lahirkan yang perempuan. Biar nanti bisa kuajak main boneka,"

Ya Tuhan.

Elthan sudah menyemburkan tawa, sialan apa yang lucu. Anak di depanku ini tiba-tiba datang menuduh aku hamil, perutku akan membesar, dan sekarang dia memintaku mengandung anak perempuan?

"Aku tidak hamil Ok? Perutku tidak akan membesar, mau adik perempuan? Minta pada Papa Mamamu, clear? Sana main lagi," usirku padanya tapi Natasha masih menatapku sanksi.

"Selalu saja 'menyangkal' " Natasha dengan kesal berlalu pergi. Dia yang kesal? Seharusnya aku yang kesal. Mood ku kacau.

"Jangan tertawa, tidak lucu!" kataku pada Elthan

"Jangan menyangkal, Lucas," jawabnya semakin membuat aku dongkol. Selanjutnya aku menelan kesal dengan memakan kue penuh-penuh ke dalam mulut.

Dukung author dengan vote 🥺 terimakasih

Lucas (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang