01

2.5K 201 2
                                    

.
.
.
.
.
.

Seorang pemuda tampak tersenyum memandang dua anak kucing yang sedang bermain di hadapannya.

Senyum yang sempat tersemat di bibir pemuda itu seketika berganti menjadi wajah datar tanpa ekspresi saat mendengar langkah kaki yang mendekat ke arah nya.

"Astaga Dane, aku mencarimu kemana-mana."seorang perempuan berusia sekitar 30 tahunan tampak berjalan mendekati pemuda yang sedari tadi hanya fokus menatap anak kucing di depannya.

"Ayo kembali ke kamar mu,ini sudah waktu nya kau makan dan minum obat mu."perempuan yang akrab di sapa Ira itu menepuk pundak pemuda yang di panggil Dane itu.

"Apa kamu ingin memelihara anak kucing itu?"Ira bertanya saat menyadari ada binar di mata Dane saat menatap anak kucing itu.

"Baiklah aku akan menjaganya untuk mu jika kamu mau berjanji tidak akan meninggalkan makanan mu lagi dan meminum obat secara rutin, bagaimana?"Ira tersenyum saat mendapat respon berupa anggukan pelan dari pemuda di hadapannya itu.

"Baiklah sekarang kembali ke kamar mu dan makan makanan mu lalu minum obat, aku akan memindah kan anak kucing ini terlebih dahulu."Ira memandang sendu Dane yang berjalan kembali ke kamar nya.

"Kamu tidak seharusnya ada di sini nak."gumam Ira sambil mengangkat dua anak kucing itu dan membawa nya pergi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Ira."sebuah panggilan membuat Ira menghentikan langkah nya menuju kamar Dane.

"Pak kepala."Ira menundukkan kepalanya saat tahu bahwa yang memanggilnya adalah sang atasan.

"Kau akan ke kamar Dane?"

"Iya pak, saya akan kesana memastikan Dane meminum obatnya."

"Kalau begitu kau harus mengajak dia, dia yang akan bertanggung jawab pada Dane mulai saat ini."ucapan sang atasan membuat Ira mengalihkan pandangannya pada pemuda dengan jas putih yang merupakan kebanggaan beberapa pegawai di tempat itu, pemuda yang sejak tadi berdiri di sebelah sang atasan.

"Saya Lirasa putri, anda bisa memanggil saya Ira, semoga anda betah bekerja di sini."Ira mengulurkan tangan nya pada pemuda di hadapannya.

"Saya Faresta edzard pamungkas, cukup panggil saya Edzard saja."pemuda bernama Edzard itu membalas uluran tangan Ira dengan senyum manis.

"Baiklah kalian bisa langsung ke kamar Dane, Ira pastikan dia menghabiskan makanan nya dan Edzard tolong buat dia berbicara, saya akan kembali ke ruangan saya."sang atasan berlalu pergi setelah mendapat anggukan dari Edzard dan Ira.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ira dan Edzard masuk kedalam sebuah kamar yang hanya berisi ranjang ukuran single dan sebuah lemari kecil dengan tumpukan kertas dan pensil warna di atasnya.

Ira menatap pemuda yang duduk di atas ranjang yang menatap datar pada nampan berisikan beberapa piring kotor dengan tatapan datar.

"Kenapa kamu tidak memakan ayam goreng nya, apa kamu tidak menyukainya?"Ira bertanya lembut pada Dane meskipun tidak mendapat respon.

"Baiklah jika kamu memang tidak ingin memakannya aku akan membawanya keluar."Ira baru akan mengambil nampan itu sebelum tangan Dane menghentikan gerakan tangannya.

"Ada apa Dane?"Ira memperhatikan Dane yang mengambil piring berisi ayam goreng itu dan menaruh nya di atas meja nakas di sebelah ranjang.

"Baiklah jika kamu ingin memakannya untuk nanti, aku akan keluar mengembalikan ini dulu kamu bisa bermain bersama Edzard sambil menunggu aku kembali dan membawa obatmu."Ira segera melangkah keluar dari kamar itu sambil membawa nampan yang sudah kosong memberi Edzard kesempatan untuk mengenal Dane.

Still HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang