38

912 117 2
                                    


.
.
.
.
.
Gibran mengikuti Yuda masuk kedalam apartemen sebelah unit milik Edzard. Didalam sana ada seorang laki-laki yang terikat. Itu laki-laki yang ditangkap oleh Gibran dan Edzard sebelumnya. Yuda mendapat pesan dari Edzard, untuk mengurus laki-laki itu.

"Ini orangnya?" Gibran mengangguk, matanya tidak lepas dari laki-laki itu.

"Hm, kita liat siapa yang nyuruh dia." Yuda berjalan mendekati laki-laki itu, dia bisa melihat wajah babak belur disana.

"Bang Edzard yang ngelakuin." Yuda mengeluarkan seringaian, dia tau itu pasti perbuatan Edzard, jangan salah Edzard termasuk orang yang kasar saat ada orang yang mengusik kehidupannya.

Duk

Yuda menendang tubuh laki-laki itu, sepertinya Edzard benar-benar melampiaskan emosinya pada laki-laki itu, ya salah sendiri sih mengusik kehidupan Edzard.

"Enaknya diapain ini orang Bran?" Gibran mengedikan bahunya, dia tidak tau apa yang harus dilakukan pada laki-laki itu.

"Hm kayaknya gue tau harus apa!"
.
.
.
.
.
Mobil Edzard berhenti tepat didepan rumah mewah San, Dane langsung merengek untuk pergi kerumah San setelah menghabiskan seloyang pizza, hanya berdua dengan Andra. Andra pun jadi ikut merengek, karena sebenarnya dia juga rindu sama pacar gantengnya itu.

"Udah sampe nih, gak ada yang mau turun?" Andra dan Dane serempak menggeleng, membuat Edzard menghela nafas panjang.

"Ya udah aku aja yang turun." Edzard baru saja akan turun saat Andra menahannya.

"Gak usah turun bang, San yang bakal kesini." Edzard menatap Andra bingung, dan benar saja tidak lama San datang mengetuk kaca jendela mobil Edzard.

"Ya allah, sumpah ya San, lo tiap ketemu gue selalu ngagetin." San cuma nyengir saat Edzard membuka kaca jendela mobilnya.

"Hehehe maaf bang, habisnya gue liatin dari tadi gak ada yang turun dari mobil lo." San menengok kedalam mobil Edzard, dia melihat Dane dan Andra yang sedang menatapnya.

"Oh ada bang Dane sama ayang beb toh." San tersenyum.

"San." San memandang Dane.

"Ada apa bang?" Dane menggigit bibirnya, bingung mau menayakan hal apa lebih dulu.

"Itu..anu.." Edzard tersenyum melihat kegugupan Dane. Andra juga terlihat menahan tawa sambil menatap Dane.

"Anu apa bang? bang Dane bikin ambigu nih." Andra yang tidak bisa menahan tawanya akhirnya tertawa keras.

"Hahahaha."

"Andra ih, jangan ketawa." Andra yang ditatap sebal oleh Dane langsung meredam tawanya.

"Maaf bang." Andra melirik kearah San, sedangkan Dane hanya membiarkan dua sejoli itu saling memandang.

"Bang Dane mau nanya soal barangnya dari rumah lama San." San menatap Dane dan Andra bergantian, kemudian dia mengangguk.

"Bang Dane butuh barang-barangnya ya?" Dane mengangguk kecil, dia hanya butuh kotak yang dia simpan didalam lemari, kotak berisi kalung pemberian maminya.

"I-iya San." San tersenyum, dia menatap Edzard kemudian tersenyum.

"Tunggu sini bang." San berlari masuk kedalam rumah, meninggalkan Dane, Andra dan Edzard yang menatap bingung.

"Itu si San kenapa sih?" Andra menggeleng menanggapi pertanyaan Edzard. Tak lama San sudah kembali dengan pakaian yang berbeda.

"Mau kemana lo?" Edzard menatap San aneh, saat pemuda itu tiba-tiba masuk kemobilnya.

Still HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang