.
.
.
.
.San menatap Andra yang sedang duduk dihadapannya, siang ini setelah mereka pulang dari rsj, San mengajak Andra untuk mampir makan warung padang, San lagi pingin makan rendang katanya.
"Ndra." San menatap Andra yang sibuk makan nasi sama telornya, San tau Andra emang lebih milih makan telor dari pada daging rendang atau ayam.
"Kenapa?" Andra menjawab setelah menelan makanannya.
"Habis ini mau langsung balik atau gimana?"
"Terserah kamu aja San, kan aku nebeng." San mengangguk kecil.
"Ndra, pelan-pelan makannya." Andra tersenyum, dia suka dengan segala perhatian San.
"Ini udah pelan San, mau sepelan apa lagi aku ngunyah nya?"
"Kamu makan kayak dikejar sama satpol pp aja, buru-buru gitu." Andra meringis, apa dia makan terlalu terburu-buru?
"Hehe kebiasan sih." San hanya bisa geleng-geleng.
"Ndra, Luthfi emang sedeket itu ya sama kamu?" Andra menatap San, tumben San tanya kayak gitu.
"Iya, mungkin karena dari kecil udah sering bareng, kalau ada acara keluarga juga pasti nempelnya di Luthfi, kenapa?" San menggeleng.
"Gak papa Ndra, cuma nanya doang." Andra memicing.
"Kamu cemburu ya?" San tersentak, apa terlihat begitu jelas.
"Dikit Ndra, kadang gak nyaman kalau liat kamu terlalu nempel sama Luthfi." Andra tersenyum.
"Tenang aja San, Luthfi mah tipenya terlalu tinggi, dia suka yang manis-manis macem bang Dane." San melongo, Luthfi suka yang manis katanya.
"Luthfi pihak atas?" Andra mengedikan bahunya.
"Gak tau juga, Luthfi mah gak jelas." Andra sendiri aja bingung, sama orientasi nya Luthfi.
"Gak jelas gimana?" Andra tampak berfikir saat mendengar pertanyaan San.
"Luthfi waktu sma dulu pernah pacaran sama cewe cuma sebentar sih, habis itu Luthfi juga pernah pacaran sama cowo manis, adik kelasnya waktu sma, aku malah gak pernah liat dia deket sama dominan kecuali bang Edzard sih." San menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.
"Kalau dilihat dari ceritamu kayaknya Luthfi dominan deh Ndra." Andra mengangguk, mungkin saja, toh dia sendiri juga gak tau.
"Terus Vano gimana ya." San menerawang membayangkan bagaimana reaksi Vani waktu tau Luthfi adalah dominan.
"Pasti galau." Andra menceletuk. San tertawa, kasian sekali nasib percintaan temen buayanya itu.
"Ndra." Andra langsung menatap San dengan pandangan bertanya.
"Kamu mau nikah sama aku gak?" Andra berkedip, apa San sedang mengajaknya bercanda.
"Hah, gimana San? nikah?" San mengangguk.
"Kamu serius?" lagi-lagi San mengangguk.
"Gak mau ah." jawaban ringan Andra membuat San melongo.
"Jadi aku ditolak nih?" Andra mengangguk.
"Kenapa?" Andra menatap wajah San, laki-laki dihadapannya itu terlihat sedih.
"Kamu masih kuliah, belum lulus, lagian kamu ngajak nikah kayak ngajak main." San melongo mendengar jawaban Andra.
"Gak romantis." Andra cemberut, sedangkan San masih mencerna ucapan Andra.
"Jadi kalau aku udah lulus, kamu mau nikah sama aku." San menatap Andra yang tampak berpikir.

KAMU SEDANG MEMBACA
Still Here
FanfictionEdzard, seorang psikiater muda barusia 26 tahun. Ditarik sebuah rumah sakit jiwa untuk menangani pasien spesial mereka. Danendra, seorang pemuda berusia 23 tahun. Mengalami berbagai hal yang melukai fisik dan mentalnya, dan harus berakhir dirumah sa...