.
.
.
.
.
Pagi ini Luthfi mengendarai motornya seperti orang kesetan, tidak peduli sudah berapa lampu lalu lintas yang diterobosnya, dipikirannya saat ini cuma ada Andra. Sepupunya itu mengatakan sedang tidak enak badan, membuat dia yang akan kembali tidur, langsung bergegas bangun, meraih kunci motornya dan menuju ke rumah Andra.Luthfi menghentikan motornya didepan rumah Andra, dia melihat pintu rumah Andra terbuka. Luthfi langsung masuk kedalam setelah mengucap salam, dia bisa mendengar jawaban Andra dari dalam rumah.
"Ya gusti, Andra." Saat masuk keruang tengah, dia bisa melihat Andra sedang berjongkok memunguti pecahan piring.
"Lo ngebut ya, kok udah sampe aja." Andra yang melihat Luthfi sudah berdiri disampingnya, cukup terkejut. Jarak rumahnya dan rumah Luthfi lumayan jauh, apa lagi kalau pagi jalanan pasti macet.
"Orang tua lo berantem lagi?" Luthfi ikut berjongkok, membantu Andra untuk membereskan rumahnya.
"Ya, biasa kalau pulang pasti gitu, gue sampe malu sama tetangga." Luthfi tau sepupunya itu menahan tangis.
"Udah biar gue yang beresin, lo sarapan sana, tuh gue bawain bubur ayam." Luthfi menunjuk kearah plastik berisk bubur ayam, yang dia letakan dimeja ruang tengah.
"Nanti deh." Luthfi berdecak kesal.
"Sarapan sana, ini biar gue yang beresin, habis sarapan langsung minum obat, kalau gak gue marah."
"Oke oke, ngancem mulu kerjaan lo." Andra bangkit, menyerahkan sapu pada Luthfi, sedangkan dirinya melangkah kedapur, mengambil minum untuknya dan Luthfi.
.
.
.
.
.
San bergegas keluar rumah, menimbulkan kebingungan bundanya. Bunda manda yang melihat San melangkah dengan wajah panik, segera menahan tangan San."Kamu mau kemana?" San menatap bundanya sejenak.
"Kerumah Andra bun, San khawatir sama dia, dari kemarin gak ada kabar." San sudah akan beranjak, saat suara bundanya kembali terdengar.
"Didapur ada kue, tadi bunda bikin, bawain buat Andra gih." San mengangguk, dia menunggu bundanya mengambil kue yang akan dibawanya.
"Nih, kasih ke Andra, titip salam buat calon mantu bunda."
"Iya, emang calon mantu bunda." San segera keluar rumah dengan kotak berisi kue ditangannya.
San sedikit mempercepat langkahnya, dia benar-benar khawatir, terakhir dia mendapat kabar dari Andra kemarin pagi, saat pemuda itu akan berangkat kekampus, setelahnya Andra tidak bisa dihubungi. San tinggal menyebrang dan masuk kedalam gang rumah Andra, rumah Andra berada di pertigaan pertama gang itu.
San menatap rumah Andra, dia melihat sebuah motor yang sangat dikenalnya terparkir didalam pagar rumah itu, San bernafas lega, ada Luthfi bersama Andra ternyata.
"Assalamualaikum."
"Wa'allaikumsalam." San melihat sepupu tinggi Andra kelur dari dalam rumah.
"Gue kira siapa, ternyata lo San."
"Andra mana Fi, dari kemarin gak bisa gue hubungi." Luthfi mempersilahkan San masuk. Luthfi memang mengenal San, karena anak itu sering main kerumah Andra.
"Ada noh, tidur, lagi gak enak badan anaknya." San langsung menatap Luthfi yang sedang mengambil minum.
"Andra sakit?" Luthfi mengangguk.
"Cuma kecapean doang, gak usah khawatir."
"Ya gimana gue gak khawatir, pasti dia capek banget tiga hari kemaren, mana jarang tidur lagi dia." Luthfi menatap San, berarti tiga hari kemaren Andra pergi sama San?
![](https://img.wattpad.com/cover/278275253-288-k627754.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Still Here
FanfictionEdzard, seorang psikiater muda barusia 26 tahun. Ditarik sebuah rumah sakit jiwa untuk menangani pasien spesial mereka. Danendra, seorang pemuda berusia 23 tahun. Mengalami berbagai hal yang melukai fisik dan mentalnya, dan harus berakhir dirumah sa...