//Sebelum baca vote dulu boleh yakann//
***
Setelah perjalanan sekitar 1 jam dari Bandara Internasional Soekarno Hatta, akhirnya kini mobil mereka sudah masuk kedalam kawasan perumahan besar yang bisa dibilang cukup elite di Jakarta.
Seorang gadis dengan wajah lesunya turun dari mobil, dia menatap sebuah rumah yang bisa dibilang sedikit lebih besar dibandingkan rumah-rumah disekitarnya.
Jika dibandingkan dengan rumah yang dia tinggali di Bandung, besarnya tak jauh beda.
"Dhea" seorang lelaki setengah paruh baya merangkul pundak gadis itu sembari tersenyum.
"Kenapa sayang?" Tanya Hasan, sang ayah sembari mengusap lembut rambut putrinya.
"Ini rumahnya?" Tanya Dhea memastikan, karena sebelum berangkat kesini Hasan dan Mita, bunda Dhea. Sudah memberitahu kepada Dhea dimana dia akan tinggal di Jakarta nantinya.
"Iya sayang, ini rumahnya" jawab Mita dengan senyum lebar.
"Eh udah sampai kalian, ya ampun Mita..." Dhea melihat seorang wanita yang seumuran dengan bundanya keluar dari dalam rumah itu, dan langsung memeluk Mita, bundanya.
"Akhirnya sampai juga, kita udah nungguin dari tadi lho hahaha" ujar seorang laki-laki yang terlihat seumuran dengan ayahnya turut menyambut kedatangan mereka.
"Ini Dhea ya.." wanita yang Dhea duga teman bundanya itu menghampirinya sembari tersenyum.
Dhea masih canggung, dia hanya membalas tersenyum dan mengangguk saja.
"Ya ampun manisnya, cantik banget Mit anak kamu ya ampun..." Ujar wanita itu mengusap rambut Dhea seolah Dhea anak kecil yang sangat manis.
Dhea membatin, apakah orang-orang ini mengenal dirinya? Dia merasa belum pernah bertemu dengan mereka sebelumnya.
"Eh ayo masuk ke dalam, kita ngobrol di dalam saja. Gak enak kalau ngobrolnya disini" Ujar lelaki yang Dhea duga suami dari wanita yang mengusap rambutnya tadi.
"Ayo sayang masuk" ajak bundanya sembari merangkul Dhea
"Ayo ayo masuk" ujar wanita itu mempersilahkan dengan senang hati.
"Pak Rudi minta tolong, kopernya dibawa ke dalam ya pak" ujar wanita itu kepada seorang laki-laki yang lebih tua dengan seragam seperti security mungkin? Entahlah Dhea kurang yakin untuk itu.
"Siap buk"
Dhea mengikuti saja bundanya untuk masuk ke dalam rumah besar itu, dari luar saja sudah terlihat mewah. Dan di dalamnya ternyata lebih mewah dari dugaan Dhea.
"Ayo duduk dulu.. Dhea duduk sayang"
"Eh, iya Tante" Dhea lalu menghampiri bundanya dan duduk di sebelahnya.
Selama para orangtua ini sedang berbincang, Dhea justru fokus memperhatikan setiap sudut rumah ini.
Dimana anak yang bundanya bicarakan, Mita bilang bahwa dia akan tinggal disini bersama anak dari temannya.
Tapi dimana dia? Kenapa tidak terlihat sama sekali.
"Dhea.."
"Hm... Iya Bun?" Dhea menoleh menatap bundanya saat Mita memanggil nama Dhea.
"Mulai hari ini, Dhea tinggalnya disini. Bunda udah bilang kan sebelumnya kalau Dhea nanti tinggal disini sama anaknya temen Bunda?"
Dhea mengangguk kecil "Iya Bun"

KAMU SEDANG MEMBACA
Harsya
أدب المراهقين// FOLLOW DULU SEBELUM BACA// Menceritakan kehidupan anak remaja, yang labil, gampang tantrum, dan sedikit tidak waras. Dalam cerita ini banyak menggunakan kata-kata kasar dalam dialognya. Harsya adalah seorang remaja yang ingin kehidupan remajanya...