Milkha tidak kembali ke kamarnya tapi laboratorium, tidak tidak bukan untuk bekerja tapi bersantai. Kalian tahu jika hujan maka tanahnya wangi bukan? Ya Milkha mau bersantai sembari menikmati itu, meskipun bukan hujan melainkan cipratan dari air terjun buatan.
Milkha merebahkan tubuhnya di kursi santai yang empuk, yang langsung menghadap ke air terjun. Seketika Milkha merasa rileks dan damai. Rubbi membawa camilan kesukaan Milkha dan juga teh.
"Putri ini camilannya"
"Mari bersantai Rubbi" ucap Milkha tanpa membuka matanya.
"Tidak bisa putri hamba harus mengerjakan hal lain" ucap Rubbi.
"Sebentar saja Rubbi, kau pasti lelah" ucap Milkha membuka mata dan menunjuk ke arah kursi santai di sebrangnya.
Rubbi menuruti perintah Milkha, ia mulai menyandarkan tubuhnya. Menghirup udara yang segar ini membuatnya rileks. Ia mulai menikmati suasana.
"Putri anda benar, ini sangat nyaman" ucap Rubbi yang menoleh pada Milkha yang memejamkan mata.
"Iya, setelah ini apa jadwalnya?" tanya Milkha.
"Tidak ada putri, hanya ada makan malam, lalu besok akan ada perlombaan" ucap Rubbi.
"Baiklah kalau begitu aku akan ke perbatasan melihat pasukan baru ku" ucap Milkha.
"Ya" jawab Rubbi spontan.
"Ya?" kaget Rubbi lalu segera duduk dan melihat putrinya sudah meninggalkannya sendiri."Putri tunggu, anda tak bisa melakukan itu" ucap Rubbi tapi tidak di hiraukan oleh Milkha.
"Ughh... kakak kau akan pergi?" ucap Rubbi mengubah panggilannya.
Milkha berhenti dan menoleh pada Rubbi "Iya aku akan pergi, aku akan kembali sebelum makan malam" ucapnya.
"Dasar jika mengubah panggilan baru menengok" gerutu Rubbi.
"Aku dengar Rubbi"
"Ah? Aku akan menyiapkan pakaian mu" ucap Rubbi panik sembari mengimbangi langkah Milkha.
Milkha sudah bersiap dengan pakaian pria, ia juga menutup wajahnya dengan cadar. Kemudian berjalan menuju kandang kuda. Penjaga yang melihat Milkha pun menanyakannya.
"Putri anda mau kemana?" tanya penjaga kuda itu.
"Ah kau sudah mengetahui penyamaran ku ya?" ucap Milkha lesu.
"Tentu saja, siapa orang yang melakukan penyamaran di istananya sendiri selain kau" ucapnya sambil mengeluarkan kuda milik Milkha.
"Ya baiklah paman kau yang paling tau"
"Kali ini kau akan kemana?" tanya Leiden.
"Perbatasan Skylos" ucap Milkha yang sudah duduk di atas kudanya dan segera pergi dari sana.
"Dasar anak nakal, dia tidak pernah berubah sejak dulu hahaha" ucap Leiden tertawa geli.
***
Disisi lain saat para pangeran dan putri berkumpul."Ka Arvind tadi Milkha di ganggu Aurelia" ucap Callania.
"Di ganggu?" tanya Arvind.
"Iya di hina, tapi Milkha hanya diam saja" balas Celinera.
"Di hina bagaimana?" tanya Elwin penasaran.
Lalu Callania dan Celinera menceritakan semua yang terjadi di ruang pertemuan tanpa ada yang di kurangi atau di tambahkan. Seketika raut wajah Arvind, Daniel, Liberto, Elwin dan Valdigo gelap. Dave dan Andrian seketika merinding.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Princess Technology (END) ✅
FantasyTahap revisi tandai jika ada typo🙏🏻🥰 Budayakan follow sebelum membaca😊 jgn lupa tinggalkan jejak 😊 Kayla Agatha Aquila seorang jenius, ia adalah ilmuan dalam bidang teknologi. Berbagai macam alat modern berasal darinya. Hingga suatu ketika seor...