54

2K 128 15
                                    

"Kenapa aku bodoh banget sih?! Kenapa ga dari tadi aku pake sihir buat menghilang dari sana?" ucapnya seraya berjalan menuju kediamannya.

"Itu putrikan?"

"Oh iya benar"

"Heiii kemari! Putri ada di sini!"

Seketika Milkha menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang. Ketika menoleh ia mendapati banyak pelayan yang mengeluarkan kepalanya di balik dinding kerajaan.

"Aish sial" decih Milkha pelan.

"Oh? Hahaha hai" ucapnya cengengesan dengan melambaikan tangannya. Segera setelahnya dia kabur secepat mungkin.

Dia lupa jika ia berlari ke arah kediamannya. Saat ingin berbelok ia mendapati kanan kirinya banyak pelayan. Oh tidak di depan juga sudah ada pelayan.

"Oh sial aku di kepung. Kanan, kiri, depan, belakang"

"Putri anda mau kemana lagi?"

"Aish... sebenarnya kalian tau aku kabur dari mana? Bahkan kalian tidak bertugas melayani ku" kesalnya.

"Sepertinya anda lupa putri" saut suara yang sangat di kenalnya.

"Rubby?" tanya Milkha terkejut, sementara yang di sebutkan namanya hanya menganggukkan kepalanya. Kemudian dia beserta pelayan yang lain menunjukkan gelang komunikasi itu.

"Ah sial, kenapa aku menciptakan alat seperti itu"

"Ah ya kau benar, aku berterima kasih karena anda telah membuat alat ini. Sehingga kami lebih mudah berkomunikasi"

"Iya sama-sama" ucapnya bangga.

"Maka dari itu anda harus bersiap, silakan masuk"

"Masuk?"

"Bukankah ini di depan kamar anda?"

"Apa?! Kenapa aku berlari kesini?!" jeritnya histeris.

"Ah ayo lah putri"

"Anda mau melakukan yang mana dulu?"

"Ayo segera putuskan putri"

Para pelayan segera menyeret Milkha pelan untuk masuk ke dalam kamarnya. Tatapan Milkha pada Rubby seolah mengatakan 'tolong bantu aku' dengan tangan yang seolah ingin menggapai sesuatu. Namun sialnya Rubby hanya tersenyum dan diam saja.

Di mulai dari perawatan tubuh, tubuh Milkha di lulur seluruhnya. Membutuhkan waktu cukup lama, karena mereka juga baru nemukan lulur ini. Yang pastinya mereka buat sendiri dengan bahan yang terbaik.

"Rubby aku lapar"

"Anda tidak di izinkan makan hingga esok hari"

"Tadi kakak bilang setidaknya berikan buah" gerutu Milkha.

Tut... Tut...

"Ya"

"Kak aku lapar, berikan aku makanan! Aku bisa mati!"

"Kau ini mengapa merengek untuk hal seperti itu saja hah?!"

"Karena mereka tidak membiarkan ku makan"

"Kau kan bisa menyihir mereka jadi nyamuk jika mereka tidak menurut"

Seketika kegiatan berhenti dan keadaan menjadi hening. Mereka lupa jika Milkha menguasai ilmu sihir. Milkha mengedarkan pandangan dan mendapati semua mematung.

"Hahahaha kau benar kak! Jenius!"

"He-hei! Kau yang disana! Cepat bawakan buah pada putri" ucap Rubby memanggil pelayan di dekat pintu.

The Princess Technology (END) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang