47

918 116 7
                                    

Setelah hujan reda, segera mereka memuat barang ke kapal. Milkha segera mengganti pakaiannya menjadi pakaian para awak kapal.

Sementara itu di Kerajaan Aquila Dirga tiba di sana dengan portal. Ia menatap takjub pada kerajaan ini. Orang berlalu lalang dengan sapu terbang, mereka menggunakan sihir untuk membantu mereka dalam pekerjaan yang berat.

Tak jarang juga ia melihat orang yang berjalan kaki dengan barang yang mengapung di udara. Kota ini sangat bersih, bahkan lebih indah dari kerajaannya. Tumbuhan dan pohon tumbuh dengan subur, begitu hijau dan menarik mata. Kecantikan dapat menenangkan pikiran seseorang yang sedang merasa kesulitan.

Ia juga melihat sebuah istana yang tidak jauh dari sana. Istana itu di balit dengan cahaya berkelap-kelip, istana megah itu nampak sangat cantik dengan kelipan cahaya itu, di tambah dengan adanya cahaya matahari semakin membuat istana itu cantik.

Tanpa membuang waktu lagi, ia dan pengawalnya pergi ke istana itu. Sesekali ia juga memperhatikan proses negosiasi dan jual beli di sini. Semuanya tertata dengan rapi, kerajaan ini memiliki sistem yang lebih baik dari kerajaannya sendiri.

"Sepertinya Milkha ratu baik juga bijaksana"

"Anda benar pangeran, putri sangat hebat segala hal"

"Ya tentu saja, sangat cocok dengan ku bukan?" ucapnya percaya diri.

"Eh? I-iya pangeran sangat cocok" ucapnya gugup, "Iyain aja lah dari pada di penggal" lanjutnya dalam hati.

"Permisi, apakah putri ekhem ratu ada di istana?" ucapnya dengan membenarkan panggilannya.

"Ratu tidak ada, beliau sedang pergi. Apa perlu apa mencari ratu, tuan?"

"Aku calon suaminya, tentu aku datang untuk melihat ratu"

"Iya tentu anda calon suaminya, astaga seberapa banyak lagi orang yang mengaku sebagai calon suaminya?" keluhnya.

"Baiklah tuan, anda bisa pergi sekarang" ucapnya lagi.

"Hei aku ini benar-benar calon suaminya"

"Ya tuan anda calon suaminya, silakan pergi. Yang Mulia Ratu tidak ada di tempat"

"Apa? Hei setidaknya biarkan aku masuk ke dalam"

"Maaf tidak bisa, tuan tolong pergi saja dari sini. Anda mengganggu ketenangan di sini"

"Apa?" Dirga kesal karena penjaga gerbang ini. Dia melihat Callania keluar dari pintu utama dan hendak pergi ke arah kanan, entah kemana dia akan pergi.

"Callania!" teriaknya memanggil Callania, segera Callania menoleh ke sumber suara. Setelah mendapati sumber suara itu, ia menghampiri orang itu. Ia cukup terkejut saat mengetahui siapa yang memanggil namanya.

Callania tiba di depan Dirga segera ia memberi hormat bangsawan. Ia membungkukkan badannya 45 derajat dengan kedua tangan mengangkat gaunnya.

"Salam Putra Mahkota Dirga"

Dirga juga melakukan hal yang sama ia membungkukkan badannya 45 derajat dengan tangan kanan di dada kirinya dan tangan kiri di punggungnya.

"Salam Putri Callania" ucapnya membalas salam dari Callania.

Segera semua orang di sana pucat, mendengar salam itu.

"Mari masuk pangeran," ajaknya pada Dirga. "Kenapa kalian tidak menyuruh calon suami ratu masuk?"

"Ah kami pikir tuan ini eh pangeran ini adalah orang iseng yang mengaku sebagai calon suami ratu, tuan putri"

"Apa kalian tidak bisa melihat pakaiannya? Jelas-jelas dia seorang pangeran, kalian akan di hukum karena tidak sopan pada calon raja masa depan" ucap Callania tegas.

The Princess Technology (END) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang