49

827 102 9
                                    

Dirga dan Fedrick mencari Milkha secara terpisah, mereka saling tidak nyaman satu sama lain. Jika Fedrick ke barat maka Dirga ke utara. Entah mengapa firasatnya mengatakan Milkha ada di udara.

Lama ia menyusuri bukit ini, hingga akhirnya ia menemukan Milkha yang duduk di bangku taman bunga, dengan manatap kolam air mancur yang berubah warna.

"Aku bisa duduk di sini?" tanyanya pelan dari samping Milkha.

Milkha menoleh ke samping dan mendapati Dirga yang berdiri di sampingnya dengan wajah yang tersenyum manis. Rambut coklat terang milik pria itu berkibar tertiup hembusan angin. Tatapan mata hazelnut miliknya menatap Milkha penuh cinta.

"Benar hati ku bergetar saat menatapnya, hati ku tidak lagi bergetar untuk Fedrick"

Lama Milkha terdiam dan sibuk dengan pikirannya, hingga ia tersadar saat Dirga menjentikkan jarinya di kening Milkha.

"Aww!" aduhnya sakit dengan memegang keningnya yang sentil Dirga.

"Sakit tahu! Kau ini merusak suasana tahu tidak sih?" kesal Milkha.

"Hahaha maaf habis kau melamun dari tadi, apa kau sebegitu terpesonanya dengan ku?" ucapnya sembari mendudukkan dirinya di samping Milkha.

"Iya! Eh tidak!"

"Hahaha aku tahu aku sangat tampan dan kau harus beruntung akan hal itu. Karena orang di samping mu ini akan menjadi suami masa depanmu" ucapnya yang tidak di tanggapi oleh Milkha.

"Apa kau sudah merasa lebih tenang?"

"Iya, bagaimana kau bisa menemukan ku?"

"Firasat ku juga rasa cinta ku sangat kuat, sehingga bisa membawa ku pada mu"

"Menggelikan" ucap Milkha merinding mendengarnya.

"Ini tempat kesukaan ibu ku dulu, ayah membuat bukit ini untuk ibu. Ibu suka dengan tanaman, ayah mengumpulkan semua jenis tanaman dari berbagai dimensi" ucapnya memberitahu Dirga.

"Setiap hari ibu selalu datang ke sini, tetapi setelah kematiannya bukit ini di segel selamanya. Bukit ini baru di kembali di buka saat perang dengan raja demon, Elkana"

"Dirga soal pertanyaan mu kemarin—"

"Aku mengerti aku akan menunggu mu sampai kau siap. Terima kasih sudah menceritakan tempat ini pada ku. Ayo kita kembali hari sudah siang" ucapnya dengan bangkit berdiri dan berjalan pergi.

Milkha mengejarnya dan memeluknya dari belakang. Hal itu membuat Dirga terkejut karena Milkha tiba-tiba memeluknya sangat erat.

"Aku tidak memiliki perasaan padanya lagi, hati ku selalu bergetar saat bersama mu. Aku mencintaimu Dirga, maaf aku ragu kemarin saat akan menjawab mu. Tapi aku sekarang sadar, kalau aku memang mencintai mu" ucapnya masih memeluknya dari belakang.

Dirga membalikkan badannya, lalu memeluk Milkha. Membawanya kedalam dekapan hangatnya, menyembunyikannya pada dada bidangnya.

"Ibu ku pernah bilang, taman kesukaannya tidak bisa di temukan dengan mudah, jika seseorang yang bukan keluarga berhasil menemukannya itu berati dia takdir yang sudah di tetapkan"

"Mungkin kau bisa menemukannya karena takdir mu dan ibu mungkin saja ibu ku menuntun ke sini untuk menemukan ku. Aku sempat merasakan pelukan dingin ibu ku, mungkin saja dia pergi untuk mengantar mu padaku"

"Aku juga sangat mencintai mu Milkha, mungkin benar orang tua mu merestui kita" ucapnya yang membuat Milkha semakin erat memeluk Dirga.

Setelah puas berpelukan menyalurkan kasih sayang dan kerinduan satu sama lain. Mereka kembali ke tempat awal mereka. Bertepatan dengan itu, Fedrick muncul dari barat.

The Princess Technology (END) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang