32

1.4K 203 5
                                    

Saat ini istana di sibukan dengan persiapan untuk menyambut kedatangan Frans Aquila Elexie. Seluruh istana di bersihkan dan di hias, ini adalah ide dari Milkha. Melihat istana yang tampak suram membuatnya tidak tahan untuk menghias istana agar lebih indah dari biasanya.

Tepat tengah hari Frans datang ke istana, ia terkejut melihat istana yang tampak begitu indah di pandang mata. Tampak seberkas kerinduan di mata birunya yang sedalam lautan.

'Terakhir kali istana seindah ini saat masih ada orang tua dan adikku'

Melihat keterdiaman Frans, penatua dan para menteri yang hadir gemetar ketakutan. Akhirnya Menteri Perang membuka suaranya.

"Siapa orang yang bertanggung jawab atas hal ini!"

Semua para pelayanan yang berbaris saling melihat satu sama lain, sedangkan para prajurit berdiri dengan tegap di belakang para pelayan dengan tombak yang mengarah pada para pelayan.

Saat semua sibuk mencari Milkha yang memberi usul, tepat saat itu Milkha maju menghadap Frans. Saat ini ia tidak menyamarkan warna matanya. Jiwa Mikayla yang berada di tubuh Milkha sedang mengambil alih.

Frans melihat seorang gadis yang datang menghampirinya. Penampilannya persis seperti adiknya, mungkin dia sudah gila mengira orang lain adalah adiknya. Namun saat gadis itu mendekatinya ia sangat terkejut. Xavier dan Elwin sudah siap di posisinya jika nanti Frans menyerang Milkha.

"Mikayla?"

Milkha tersenyum dengan manis, rambut emasnya ia ikat menjadi satu memperlihatkan tanda di lehernya. Arah pandangan Frans tertuju pada tanda di leher Milkha.

"Salam Yang Mulia, akulah yang bertanggung jawab atas dekorasi ini, apakah anda menyukai dekorasi ini?"

"Sangat buruk"

Frans masuk ke istana melewati Milkha, ia berjalan menuju aula pertemuan. Perayaan pun di mulai, semua menikmati hidangan lezat yang tersaji dengan musik yang merdu. Frans yang tidak tahan dengan ini ingin segera keluar dari sini. Semua perayaan ini mengingatkan dia pada keluarganya.

"Aku akan pergi jalan-jalan, lanjutkan perayaannya tanpa aku"

Setelah mengatakan itu ia segera pergi dari sana, ia melewati lorong demi lorong hingga tiba pada lorong yang penuh figura. Ada figura keluarga Aquila, figura ayah, ibu dan dirinya juga adiknya. Ia berhenti pada figura adiknya mengamati figura itu lama.

"Kau tahu, seorang gadis muncul di depanku dia mengingatkan aku akan dirimu. Setelah kematian mu kau bahkan tidak melepaskan aku. Kau menyiksa ku walau kau sudah mati Mikayla"

Saat ini Milkha berjalan mendekat ke Frans, dari tadi ia mengikuti Frans ia berhenti tidak jauh dari Frans.

"Apa kau merindukan aku kakak?"

Mendengar suara merdu dan lembut yang sudah lama tidak di dengarnya membuat Frans menoleh.

"Mikayla?" ia tertegun sesaat, "Hahaha aku merindukan mu? Mana mungkin!"

"Lantas mengapa kau begitu terkejut saat melihat ku? Kau bahkan berdiri di depan figura cukup lama dan mengelus figuranya"

"Karena kau tidak mungkin hidup, kau mati di tangan ku!"

"Apa sebegitunya kau membenci ku?"

"Iya aku sangat membencimu! Itu sebabnya aku membunuh mu!"

"Lalu apa yang kau dapatkan setelah membunuh ku? Istana ini? Jika kau sangat ingin memiliki istana ini aku akan memberikannya padamu. Kau tidak perlu menukar jiwamu pada raja demon"

"Menukar jiwa? Aku tidak menukar jiwaku, ayah angkat ku sangat menyayangi ku melebihi cinta ayah kandungku. Aku sangat membencinya karena dia selalu membandingkan aku dengan mu"

The Princess Technology (END) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang