"Hah ini gila" gumam Milkha sambil bolak balik di depan laboratorium, di ikuti oleh Rubby yang mengekor di belakangnya, sedangkan Xavier hanya melihat tuannya saja yang bolak-balik seperti itu.
"Ayo lah tuan, apa kau tidak pusing bolak-balik kaya setrikaan begitu?" celetuk Xavier tiba-tiba.
Milkha menghentikan langkahnya, seketika Rubby menubruk punggung Milkha, desahan keluar dari mulutnya segera ia mundur menjauh dari Milkha. Milkha memutarnya tubuhnya menghadap Xavier dengan penuh emosi.
"Diam kau dasar kucing tak tahu di untung!" ucap Milkha marah dengan melemparkan benda apa pun di sekitarnya.
"Ampun tuan" rengek Xavier sambil terus menghindar dari serangan Milkha.
"Kemari kau dasar kucing nakal!" ucap Milkha frustasi yang melihat Xavier melarikan diri ke arah kamar ayahnya.
"Baik jangan kembali lagi, jika kau kembali kau akan ku jadikan sate!" teriaknya yang tak mampu mengejar Xavier.
Akhirnya ia memutuskan untuk masuk kedalam laboratorium. Ia mulai mengecek pekerjaan para ilmuan lain. Ia segera pergi ke pembuatan mesin pestisida ternyata sudah jadi dan akan di uji coba. Milkha menyuruh mereka mencobanya dengan memasukan air kedalamnya. Lalu dengan tombol air akan keluar.
"Bagus ini berhasil, kalian akan membuat beberapa lagi setelah itu berikan pada peneliti agar di isi oleh pestisida dan suruh prajurit membagikan alat ini"
"Baik putri"
Setelahnya Milkha beranjak menuju payung hologram yang ternyata sedang di uji coba. Lalu Milkha mengambil segelas air dan menyiramnya ke atas payung hologram itu. Hasilnya adalah itu tahan dengan air, lalu Milkha mencoba untuk mengeluarkan masukan payung itu kedalam jam tangan dan mengujinya lagi dengan air, hasilnya tetap sama. Milkha mengangguk puas atas kinerja tim ini.
"Produksi kan" ucapnya.
Lalu ia berjalan menuju motor listrik yang baru setengah jadi, mobil listrik sudah di luncurkan dan yang mampu membeli baru para bangsawan. Rencananya mobil listrik akan di jual ke kerajaan lain dengan harga yang lebih mahal tentunya. Motor listrik ini di peruntukan untuk rakyat yang tidak mampu membeli mobil listrik.
"Aku berencana membuat sepeda listrik untuk di bagikan pada rakyat tidak mampu"
"Ya? Anda serius putri?"
"Tidak aku bercanda" ucap Milkha sedangkan yang lain menghela napas lega.
"Tentu saja aku serius! Apa aku pernah bercanda selama ini? Buatkan itu sekalian" titah Milkha yang lain hanya dapat menurutinya saja.
Lalu ia berjalan menuju mesin pengendali cuaca yang sedang di uji coba. Untuk beberapa keadaan berhasil tapi untuk mengeluarkan hujan buatan dari mesin masih belum bisa terkontrol. Sebabnya adalah air yang di keluarkan bukan berbentuk rintikan hujan tapi seperti semburan selang yang sangat kuat. Akibat dari semburan keras itu para ilmuan yang dekat dengan semburan basah kuyup.
Milkha tertawa melihat mereka yang semula senang lalu setelah tersembur menjadi cemberut dan kesal. Mereka melihat ke arah Milkha yang masih belum bisa menghentikan tawanya.
"Hahaha kalian lucu sekali hahaha, baik cukup sini ku perbaiki" ucap Milkha yang dalam suasana hati yang baik.
Milkha mulai mengotak-atik mesin itu sedangkan yang lain mulai fokus memperhatikan, setelah selesai ia kembali mencoba membuat hujan dan berhasil dengan baik. Milkha memerintahkan untuk memproduksi mesin itu.
Di istana ada ruangan yang memproduksi semua hasil dari para ilmuan. Milkha mencoba mengembangkan hal itu sendiri, para ilmuan sudah lelah membuat dan memikirkan cara membuatnya hingga sampai merancang dan akhirnya jadi lalu di uji coba. Jika mereka juga yang memproduksi bisa mati kelelahan. Jadi dia mengambil semua pengangguran di setiap kerajaan untuk bekerja dengannya untuk memproduksi alat ciptaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Princess Technology (END) ✅
Viễn tưởngTahap revisi tandai jika ada typo🙏🏻🥰 Budayakan follow sebelum membaca😊 jgn lupa tinggalkan jejak 😊 Kayla Agatha Aquila seorang jenius, ia adalah ilmuan dalam bidang teknologi. Berbagai macam alat modern berasal darinya. Hingga suatu ketika seor...