"Jadi Eleanor sudah memulai mengumpulkan pasukan?"
"Iya ayah, tapi dia membawa serta pasukan demon. Besok aku akan pergi ke White Kingdom untuk belajar sihir"
"Mustahil Milkha, kau tidak punya darah penyihir. Bagaimana kau bisa belajar sihir?" bantah Arvind.
"Memang tak ada, tapi pasti ada cara lain. Misalnya alat atau sejenisnya, pasti ada kak. Aku sudah mengatur strategi kemarin, sihir ini akan masuk dalam cadangan"
"Perang kali ini akan lebih besar dari perang sebelumnya"
"Kau benar ayah, itu sebabnya kita harus berjaga-jaga. Pertama sebagian dari pasukan Gold Army akan menyerang bersama ku dan sisanya akan menjaga istana. Jika keadaan semakin sulit maka Dark Army akan maju sedangkan pasukan ayah dan kakek akan menjadi cadangannya. Mereka adalah kartu As kita, kesalahan mereka di masa lalu tidak akan terjadi lagi di masa kini. Lalu jika Eleanor mengeluarkan pasukan demon maka pasukan White Kingdom yang akan maju"
"Bagaimana jika dia mengeluarkan pasukan demon lebih dulu?"
"Hahahaha tidak mungkin kakak, Julius sendiri yang memberitahu strategi mereka. Tapi jika memang pasukan demon maju lebih dulu maka pasukan White Kingdom bersama dengan Gold Army yang akan maju lebih dulu" ucap Milkha santai.
Melihat raut wajah tak yakin dari Arvind, Panglima Keith angkat bicara.
"Mohon maaf yang mulia, tuan putri sudah menyelinapkan dua ribu pasukan ke dalam Dark Kingdom dan tanpa di ketahui Raja Eleanor mereka juga sudah membunuh dua ribu pasukan milik Dark Kingdom"
Calvin dan Arvind memandang Milkha terkejut dan juga takjub bersamaan.
"Apa?"
"Sejak kapan kau menyelinapkan pasukan?"
"Dua bulan lalu"
Arvind menepuk tangannya dengan tawa keras yang mengiringi. Calvin juga ikut bertepuk tangan sesekali ia menepuk pundak pundak putrinya.
"Yah baiklah cukup, sekarang dengar ayah tetap di istana memimpin pasukan Gold Army yang tersisa di disini. Kakak akan memimpin Death Army, Keith akan ikut bersama ku dengan Gold Kingdom karena mereka masih di bawah kepemimpinan mu. Feriel kau pimpin Dark Army, sedangkan White Kingdom tentu saja di bawah kepemimpinan Pangeran Elwin" ucap Milkha sambil orangnya satu persatu.
"Tunggu dulu, Death Army?"
"Pasukan milik ayah" saut Calvin.
"Kau sudah menghubungi Elwin?"
"Tentu saja sudah kau ini bagaimana? Jika belum ku hubungi maka aku akan bicara dengannya langsung"
"Kalau menolak?"
"Mana mungkin dia menolak, sesekali pakai otak mu Yang Mulia Raja" ceomooh Milkha.
"Dasar adik kurang ajar, tahu besarnya begini dulu di tenggelemin kamu" gerutu Arvind dan di mulailah perdebatan sia-sia ini.
Sedangkan yang lain hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan kakak adik ini. Mereka orang hebat tapi dimana saja dan kapanpun pasti berantem. Seperti saat ini, saat sedang membahas strategi sempet-sempetnya berantem.
"Diam!" ucap tegas Calvin.
"Kalian ini sempet-sempetnya berantem, kita lagi bahas strategi perang. Sudah pertemuan kali ini cukup sampai disini, strategi yang di pakai sesuai dengan arahan Jendral Topeng Emas. Silakan kembali ketempat kalian" final Calvin.
Keith dan Feriel segera keluar dari sana tak lupa memberi hormat sebelum keluar. Di susul dengan Milkha dan Xavier yang kembali lebih dulu. Menyisakan Calvin dan Arvind. Saat Milkha sudah pergi Calvin mencegah Arvind yang hendak pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Princess Technology (END) ✅
FantasyTahap revisi tandai jika ada typo🙏🏻🥰 Budayakan follow sebelum membaca😊 jgn lupa tinggalkan jejak 😊 Kayla Agatha Aquila seorang jenius, ia adalah ilmuan dalam bidang teknologi. Berbagai macam alat modern berasal darinya. Hingga suatu ketika seor...