6

7.6K 829 9
                                    

Waktu terus berlalu, sejak hari dimana Milkha ikut belajar dengan kakaknya, Milkha di perbolehkan sekolah bersama Arvind, ia memulai semuanya dari awal bahkan hanya dalam waktu singkat Milkha sudah dapat mengejar materi yang kakaknya pelajari. Buku di perpustakaan kerajaan lantai satu sudah habis terbaca semua. Iya semua sampai ke buku sejarah kerajaan juga, di lantai dua adalah buku tentang teknologi juga pengobatan, buku tentang macam-macam ramuan herbal juga terdapat di sana.

Milkha menyelesaikan sekolahnya bersama dengan Arvind. Bertahun-tahun telah terlewati, tentu saja Milkha lebih unggul. Milkha menyelesaikan sekolah nya dengan cepat dan begitu Arvind selesai, Milkha akan mengajari Arvind pelajaran yang belum ada di dunianya sekarang ini, tapi tentu saja sudah ada di dunianya sebelumnya.

Milkha juga menuliskan dalam buku, yang asli di simpan sebagai pustaka, sementara yang lain di tulis ulang. Milkha juga mendirikan sebuah sekolah untuk rakyat kurang mampu, nama sekolah itu adalah Kayla School. Ia sengaja memberi nama itu ia takut ia akan lupa siapa dirinya. Banyak yang terbantu dengan adanya sekolah ini, terutama bagi mereka yang ga punya biaya juga putus sekolah. Saat ini Milkha sudah berusia 14 tahun sementara Arvind akan berusia 19 tahun 3 hari lagi.

Selama Milkha sudah menyelesaikan sekolahnya, ia meminta pada ayah dan kakaknya untuk mengajarinya berpedang juga memanah. Awalnya Ibunya tidak setuju tapi dengan bujukan mereka bertiga sang ibu pun luluh, tetapi dengan syarat Milkha juga akan belajar tata krama seorang putri.

Dan disini lah Milka berada, duduk di meja makan dengan tegap, dengan seorang kepala pelayan yang mengajarinya, ibunya hanya akan melihatnya saja.

"Putri duduk yang tegap. Pegang cangkirnya seperti ini. Kau salah menggunakan garpu dengan pisaunya putri. Kau harus makan dengan elegan" ucap Maulline kepala pelayan.

"Ia seperti itu" ucapnya bangga, sang ratu berdiri dan hendak kembali ke kamarnya karena di rasa sudah cukup untuk mengawasi putri nakalnya, saat ia berbalik dan memberi hormat pada sang ratu, Milkha mengangkat kaki kanannya ke atas dengan tangan kanan menopang di atas lututnya.

"Hah? Putri turunkan kaki anda putri" ucap Rubbielle. Tapi yang namanya Milkha tetap saja tidak menurut.

"Putri apa yang kau lakukan turunkan kaki mu! Dasar anak nakal!" teriak Maulline, lalu ia menghampiri Milkha dan memukul kakinya dengan lidi.

"Ah aduh iya nek berhenti ini sakit" rengeknya.

Maulline sangat keras dalam mendidik, ia sudah mendidik dari pemerintahan Raja Elevanor.

"Pelajaran hari ini sampai disini, nanti pukul empat datang lagi, kau harus belajar menjahit" ucapnya tegas.

"Tapi nek aku masih kecil kau tak kasihan denganku?" ucapnya manja.

"Tidak, kau saja tidak menangis saat lengan mu tergores pedang" ucapnya acuh.

"Huh kau menyebalkan" ucapnya lalu pergi dari sana. Ia dan Rubbielle menuju ke kamar penyimpanan.

"Hah dasar anak nakal itu, baru kali ini aku mengajari anak sepertinya" keluh Maulline.

"Rubbi aku ingin ke kamar penyimpanan untuk mengambil sesuatu kau bantu aku ya" ucapnya tanpa menoleh.

"Baik putri" ucap Rubbielle. Usia Rubbi setahun lebih muda dari Milkha, tapi ia mau menjadi pelayan setianya, karena dulu di suatu hari Milkha pernah memberinya makanan dan sejak saat itu ia mengabdikan hidupnya untuk Milkha, ia mengekori Milkha kemana pun ia pergi.

Sesampainya di ruangan penyimpanan.
"Wah jadi ini hadiahku sewaktu umur ku 2 tahun? Rubbi bagaimana jika dulu aku tidak meminta ayah untuk tidak mengadakan pesta ulang tahun besar-besaran? Pasti hadiahku selama 12 tahun akan lebih banyak dari ini bukan?" tanyanya.

The Princess Technology (END) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang