7

6.8K 738 5
                                    

Hari ini adalah hari penobatan sang putra mahkota, menjadi penerus raja selanjutnya. Seluruh istana di hias sebagus mungkin, gerbang di buka selebar mungkin rakyat dapat melihat acara penobatannya, banyak raja-raja dari Kerajaan lain datang untuk menyaksikan. Milkha duduk di singgasana putri tepat di sebelah ibunya.

"Ibu kakak sangat tampan"

"Tentu saja dia anakku" ucap Veneliz bangga.

Tiba lah saat penobatan

"Arvind Bramasta, ku nobatkan kau sebagai Raja Kerajaan Techno selanjutnya, dengan ini kau akan mengambil alih kerajaan ini, kau adalah raja masa depan, kau harus setia pada kerajaan ini juga pada rakyat mu, kau akan mengemban tugas yang lebih berat" ucap Calvin sambil mengangkat pedang keluarga.

"Ananda terima titah dari Yang Mulia Raja" ucap Arvind, lalu Calvin menyentuh pundak Arvind dengan pedang secara bergantian, lalu ia memeberikan pedang itu pada Arvind dan memakaikan Mahkota Kerajaan pada Arvind. Banyak prestasi yang di peroleh oleh Arvind selain dalam bidang sains juga teknologi, ia adalah pemimpin pasukan perang, banyak peperangan yang di menangkan olehnya.

Setelah Calvin memakaikan mahkota ia mengangkat Arvind untuk berdiri banyak tepuk tangan juga sorak sorai dari para hadirin. Arvind berbalik dengan bangga menatap para hadirin dengan tangan kanan yang memegang pedang kerajaan. Lalu setelah itu ia membungkukkan badannya lalu segera menegakkan badan dan berjalan menuju singgasananya, tempat ayahnya duduk sebelumnya. Ayahnya duduk di singgasana anaknya, karena ia sudah menyerahkan jabatan raja pada putranya. Acara di lanjut dengan jamuan.

Setelah acara penobatan Milkha pergi menuju laboratorium, ia tak sadar jika ada yang mengikutinya, saat sampai di pintu ia baru merasakannya. Ia membuka pintu dan memasukan kepalanya kedalam.

"Kunci pintunya jangan sampai di buka jika tidak mendengar ketukan 4 kali" ucapnya berbisik. Lalu ia mengeluarkan kepalanya dan berjalan menuju perpustakaan istana.

"Apa yang di lakukannya di sana" tanya orang itu. Setelah Milkha menjauh dan memastikan bahwa Milkha masuk ke perpustakaan ia berjalan menuju tempat Milkha berhenti tadi. Ia mencoba membukanya namun gagal pintunya terkunci.

"Ini aneh aku yakin tadi dia membukanya lalu kenapa sekarang terkunci rapat?" tanyanya bingung. Lalu ia hendak menyusul Milkha, tapi belum selangkah seseorang memanggilnya.

"Pangeran anda harus kembali sekarang" ucap seorang prajurit setianya. Lalu dia hanya berbalik dan pergi.

Milkha keluar dari sana lalu mengetuk pintu 4 kali, lalu setelah di buka kuncinya ia segera masuk dan mengunci kembali.

"Salam putri, sebenarnya ada apa sampai anda meminta untuk menguncinya?" tanya Nathan.

"Aku di ikuti orang, aku takut dia orang jahat, jadi mulai sekarang kalian harus kunci pintu dan kode untuk buka nya adalah 4 kali ketukan" ucapnya.

"Baik putri"

"Oh iya kalau tidak salah ada 1 komputer yang sudah jadi bukan? Kelompok itu mana? Aku punya tugas baru" lanjutnya. Lalu kelima orang itu berjalan menghampiri Milkha beserta Nathan dan kelompoknya.

"Dengar kita akan buat sistem keamanan dengan sidik jari, dan alatnya itu untuk memindai sidik jari kita hanya yang memiliki akses yang bisa masuk, setelah kalian semua menyelesaikan komputer itu kalian juga harus bantu buat. Aku mau setiap ruangan memiliki kunci ini, kira-kira cara kerjanya seperti ini" ucapnya sambil mengeluarkan ponsel miliknya. Ia menempelkan sidik jari nya di ponselnya. Lalu karena sudah ada WiFi dia langsung browsing dan menunjukkan bentuknya pada mereka.

"Sayangnya aku tidak punya alatnya, aku yakin kalian bisa membuatnya, apalagi selain merakit kalian juga pandai dalam program software bukan?" ucapnya lagi.

The Princess Technology (END) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang