48

865 109 16
                                    

Dirga memiliki tatapan sedih di kedua matanya, ia tertunduk sedih menyesal akan perlakuan kasarnya. Tapi tidak menutup kemungkinan juga, jika dia cemburu pada Fedrick.

Dirga menunggu dalam diam, ia tak mau membangunkan Milkha. Ia tahu ia memiliki misi kemarin malam. Hingga suatu gerakan dari Milkha membuatnya menegakkan badannya.

Milkha berbalik menghadap ke arah Dirga bersamaan dengan kelopak matanya yang perlahan terbuka. Ia tersenyum saat melihat siluet seseorang yang di kenalnya.

"Dirga" ucapnya seperti berbisik lalu kembali tidur.

Deg... Deg... Deg...

"Wah benar-benar, dia tidur lagi? Padahal aku sudah jantungan takut dia mengusir ku" ucapnya tidak percaya.

Dirga merapikan anak rambut yang menutupi wajah cantik Milkha. Ia mengusap kepalanya pelan dan penuh kasih sayang, hingga berakibat Milkha yang jatuh pada kenyamanan yang selama ini di carinya.

Melihat Milkha yang kembali tertidur dalam kenyamanan membuat Dirga tersenyum. Dia tidak menyadari jika ada orang lain yang berdiri di pintu tenda yang memperhatikan mereka berdua.

"Dia terlihat nyaman saat pria itu mengusap kepalanya. Sebenarnya siapa yang di bayangkan olehnya saat mengusap kepalanya? Kenapa hatiku sakit sekali saat dia memanggil nama pria lain?"

"Apa memang benar sudah ada pria lain di hatinya?" batin Fedrick.

Iya seseorang yang berdiri di depan pintu masuk adalah Fedrick. Ia menatap mereka dengan sendu, akhirnya ia memutuskan untuk pergi sana dari pada melihat pemandangan yang membuat hatinya sakit.

Siang hari Milkha bangun, pandangan pertama yang li di lihatnya adalah wajah tertidur Dirga yang begitu tampan.

"Aku pikir tadi hanya mimpi, tapi ini benar kenyataan" batinnya lalu bangkit dari tidurnya.

Ia duduk di ranjangnya dan mencoba membangunkan Dirga. Akhirnya dengan susah payah Dirga bangun, ia membenarkan posisi duduknya.

"Kenapa tidur di kursi? Kenapa tidak di ranjang saja?"

"Yang ada kau marah padaku"

"Aku marah? Tidak aku tidak akan marah. Apakah badan mu sakit tidur dengan cara duduk seperti itu?"

"Tidak"

"Apa kau sudah lama di sini?"

"Iya tiba di sini saat subuh"

"Kenapa kau tidak membangunkan aku?"

"Kau lelah, mana mungkin aku tega membangunkan mu"

"Lalu apa yang kau lakukan disini?" ia bertanya dengan polosnya.

"Gadis kecil ini benar-benar menggemaskan" batin Dirga.

Ia tersenyum manis pada Milkha, ingin rasanya ia memeluk tubuh gadis di hadapannya.

"Aku menyusulmu, aku juga mau minta maaf atas kejadian tempo hari. Kemarin aku ke istana tapi aku melihat mu pergi, jadi aku menyusulmu kesini"

"Ah maafkan aku lupa bilang, karena itu hal yang mendesak dan soal kejadian tempo hari, aku sudah memaafkan mu"

"Sudah tidak usah di pikirkan, ayo sudah waktunya makan siang" ucap Milkha yang melihat keterdiaman Dirga.

Mereka keluar dari kamar dan makan bersama dengan prajurit lainnya. Setelah selesai makan mereka bersiap untuk kembali ke istana.

"Yang mulia anda akan kembali dengan sapu terbang atau teleportasi?"

"Dengan sapu saja, tenaga ku tidak cukup untuk teleportasi"

The Princess Technology (END) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang