Hadiah

28 5 1
                                    

Oh, malam
Sampaikan sayangku untuk dia

-Caitlin Halderman dan Iqbaal Ramadhan-

•••

Betapa terkejutnya Bella kala polisi membuka pintu tahanan dan mengatakan bahwa kasus selesai. Bahkan, ia perlu waktu untuk bertanya pada polisi beberapa kali mengapa ia bebas begitu saja. Polisi mengatakan bahwa Arga sudah mencabut tuntutannya. Hal itu tentu membuatnya makin terkejut.

Kebebasannya menjadi hadiah paling berharga bagi ayah dan juga ibunya. Buktinya ia dijemput oleh kedua orang tuanya sekarang. Ya meski pun mereka beda mobil. Bella masuk ke dalam mobil yang dibawa ayahnya.

"Bella, kita mau ke rumah Arga dulu untuk bilang terima kasih. Kamu maukan?" tanya Surya saat memasang sabuk pengamannya.

Bella terdiam sejenak. Pikirannya kalut. Di satu sisi ia ingin, tetapi di sisi lain ia takut Arga akan mengusirnya. Di samping itu, tujuan utamanya saat mendengar ia bebas tadi adalah mengunjungi Raka dan memohon maaf. Namun, ia juga tidak bisa menolak ajakan ayahnya. Arga sudah berbesar hati sekali mau memaafkannya.

"Boleh, Pa," ujarnya berusaha meyakinkan diri.

Bella memilin jemarinya. Ia menolehkan kepalanya 45 derajat ke arah kanan. "Pa...," panggilnya.

"Kenapa, Sayang?"

"Papa, Bella mau tanya sesuatu."

Surya tetap fokus memandang ke depan dan mengemudi. "Tanya aja. Ada apa?"

"Kenapa Bella bisa dibebasin?"

Surya menoleh lalu kembali menatap ke jalanan. "Mama kamu mohon-mohon sama Arga untuk bebasin kamu. Mama kamu janji kalau kamu ga akan lagi ngelakuin hal yang sama," jelas Surya.

Bella terdiam di tempatnya. "Ma-maksud Papa apa?" tanyanya gelagapan.

Surya meminggirkan mobilnya di tepi jalan. Pria itu mengambil tangan putrinya dan menggenggamnya. "Mama datang menemui Arga dan mohon-mohon sama Arga untuk membebaskan kamu dari penjara. Mama bilang kamu akan berubah dan tidak melakukan hal yang sama lagi. Awalnya Papa tidak terima karena itu sama saja membuat kamu lari dari tanggung jawab, tapi Arga melakukannya dengan ikhlas dan memohon agar kamu tidak lagi melakukan hal yang sama atau jauh lebih parah."

"Mama... mama mohon-mohon sama Arga biar Bella dibebasin?" Hatinya membuncah hebat. Perasaan bersalah mengalir deras dalam hati lantaran menganggap ibunya sudah tidak lagi menyayanginya.

Surya mengangguk dan mengelus rambut Bella dengan sayang. "Papa hancur saat tahu kamu masuk penjara karena hal yang terbilang kriminal ini. Papa seperti kehilangan harapan hidup saat kamu dijebloskan ke dalam penjara. Lebih dari itu, Papa sangat bersyukur kalau Arga berbesar hati memaafkan dan membebaskan kamu dari penjara."

Tidak terasa air mata Surya mengalir deras. "Papa mohon Bella agar kamu tidak lagi melakukan hal sekriminal itu atau jauh lebih parah. Papa minta maaf karena mungkin kamu kurang mendapat perhatian, tapi kamu harus ingat Bella," Bella menatap ayahnya dengan sendu. Matanya memerah lantaran air mata yang ikut mengalir. Tangannya ikut menggenggam tangan ayahnya. "Papa akan selalu ada untuk kamu di sini. Papa akan berusaha untuk memberikan kamu kasih sayang sepenuhnya," ucapnya kendati suara yang agak serak.

Bella memeluk ayahnya. "Papa," cicitnya. Ia membiarkan air matanya terus mengalir hingga membasahi kaus polo ayahnya. "Bella minta maaf, Pa. Bella janji akan berubah. Saat itu pikiran Bella kalut dan pikiran Bella kosong," ucapnya tersendat, "Bella minta maaf udah kecewain dan bikin Papa malu."

RufinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang