Mencari Lego ?

281 35 0
                                    

Namun, siapkah kau tuk jatuh cinta lagi?

-HiVi-

•••

"Lo tau tempat jual lego yang bagus dan banyak ga?"

"Tau sih. Gue punya tempat langganan yang murah sekaligus lengkap."

Wajah Bella seakan bersinar. Semenjak malam di mana Arga dan dirinya makan martabak bersama, bisa dibilang mereka jadi lebih dekat.

Waktu itu, Arga baru saja pulang dari suatu tempat. Di tengah jalan, ia melihat sosok yang tidak asing baginya sedang duduk di persimpangan jalan. Arga mengerutkan kening, namun akhirnya memutuskan untuk menepikan motornya. Ia dapat melihat gadis itu juga tengah memandangnya bingung. Setelah Arga membuka helm, barulah gadis itu tersenyum.

Bella melambaikan tangannya, "Hai, Ga." Dalam hati ia berteriak karena bisa-bisanya bertemu Arga.

Masih duduk di motor, Arga bertanya, "Lo ngapain malam-malam di sini?"

"Gue lagi nungguin supir gue, tapi daritadi ga datang-datang," katanya.

Mau pulang juga tidak enak, Arga menawarkan diri untuk mengantarnya pulang. Dengan sigap Bella mengangguk. Ia segera naik ke motor meski pun Arga belum mengizinkan.

"Ga, btw gue laper. Boleh mampir bentar di mana gitu?"

Kebetulan Arga juga sedang menahan lapar, ia segera mengacungkan jempolnya sebelum motor itu melaju, membelah jalanan yang bisa dibilang cukup ramai.

Bella mengambil ponselnya dan segera mengetikkan pesan untuk supirnya dengan cepat.

"Ga usah jadi jemput. Saya sama teman."

Sent.

Arga sedikit tersontak ketika Bella melingkari tangan di pinggangnya. Ia berteriak dari dalam helmnya. "Bel, tangan lo, sorry."

Bella mendekatkan wajahnya untuk mendengar lebih jelas apa yang dikatakan Arga. "Kenapa, Ga?"

Arga menjauhkan tangan itu dari pinganggnya. Membuat Bella merasa malu dan marah. Namun, ia menahannya. Ia tahu ia harus bermain pelan untuk mendapatkan Arga.

"Sorry. Gue tadi mau jatuh, Ga," bohongnya.

Setelah menyusuri jalan, sampailah mereka di sebuah tempat dengan deretan pedagang kaki lima. Arga memasang standar motornya dan meletakkan helmnya di motor.

"Mau martabakkan?"

Bella mengangguk. "Boleh."

Akhirnya, pada malam itu, mereka menghabiskan waktu dengan menikmati lelehan cokelat dan keju di atas adonan martabak yang begitu nikmat diiringi lagu-lagu yang dibawakan beberapa pengamen yang secara bergantian masuk ke tenda ini.

"Anterin, ya?"

Arga menghentikan aktivitasnya. "Boleh. Kapan?" Kebetulan iya juga gue udah lama ga ke sana."

RufinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang