Sam dan Sarah?

449 46 0
                                    

Hanya engkau, mantan terindah yang selalu kurindukan.

-Raisa-

•••

Di depan kaca, Arga membenarkan dasi lalu menyisir rambut dengan sapuan jari agar terlihat lebih natural. Matanya melirik ponsel yang tergeletak di atas meja. Sebuah pesan muncul di-pop up membuatnya bingung.

Agatha Syabella : Arga ini Bella

Agatha Syabella : Bisa tolong jemput gue ga? Supir gue mendadak sakit

Dari mana gadis itu tahu LINE-nya? Oh Arga baru ingat. Kontak pengurus inti OSIS memang sengaja di post di akun resmi sekolah melalui persetujuan mereka sendiri.

Arga : Sorry nih, Bel

Arga : Gue harus jemput Rufina

Bella menatap ponselnya dengan kesal, tetapi tak kunjung menyerah. Kendati pergerakannya begitu cepat, Bella tetap berusaha untuk percaya diri.

Agatha Syabella : Kalo bertiga emang ga bisa?

Arga mengambil kunci mobil kemudian jari jemarinya menari di atas layar, mengetikkan balasan untuk Bella.

Arga : Bisa

Bella tersenyum senang. Ia tahu bahwa mendekati Arga memang tak akan sulit. Sama seperti yang telah dipikirkannya.

Arga : Tapi lo bisakan naik gojek/grab aja?

Senyum di wajahnya pudar. Sama seperti hatinya yang mendadak panas. Ia menarik napas dalam-dalam lalu tersenyum miring. "Kita lihat nanti! Siapa yang bakal mohon-mohon," titahnya percaya diri.

Ia menelpon seseorang yang namanya berada di baris kedua aplikasi chatting. Tak perlu menunggu lama karena nada sambung yang didengarnya sudah berubah menjadi suara berat Raka.

"Lo belum jalankan?"

"Belum. Kenapa?"

Raka dapat mendengar bahwa Bella sedang memberengut sebal. "Gue tarik ucapan gue. Gue nebeng."

"Ditolak?" tanya Raka dengan tawa meremehkan di sebrang sana.

"Udah deh ga usah bawel. Gue juga ga akan nyerah sebelum Arga jadiin gue pacarnya. Gue tunggu!"

Raka memutuskan telepon secara sepihak. Setelah memakai  helm ia segera menancap gas dengan cepat.

***

Meja yang biasa ditempati Arga dan teman-teman saat ini penuh karena Rufina dan Sarah ikut bergabung. Tentu semua ini adalah permintaan Arga. Vino sepertinya sudah siap dengan seribu pertanyaan yang bersifat menyerang saat melihat kedua gadis itu ikut bersama sahabatnya.

"Mau apa?" tanya Arga pada Rufina sebelum menjatuhkan diri di kursi buatan.

"Es teh manis aja."

"Bentar." 

Arga pergi dan memesan 2 es teh manis dengan sepiring siomay. Kenapa tidak batagor? Karena ia sudah bosan. Ok maaf. Ia tahu bahwa ini tidak penting untuk kalian ketahui.

"Jadi, sekarang Sarah yang alim ini udah mau going-going to kantin?" tanya Vino.

Haidar dengan cepat menoyor pelipis temannya itu. "Ngaco Bahasa Inggris lo, Bego!"

RufinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang