Ketakutan

305 28 2
                                    

Do all the things I should have done
When i was your man.

-Bruno Mars-

•••

"Sam tolong mainin lagu When i was your man."

Sesegera itu Sam memainkan lagu yang diminta Vino. Meski Vino kenormalannya jauh di bawah rata-rata, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa lelaki itu memiliki suara yang indah. Sam memangku gitar. Tangan kirinya menekan senar untuk chord dan tangan kanannya mulai strumming.

"Same bed but it feels just a little bit bigger now

Our song on the radio but it don't sound the same

When our friends talk about you, all it does is just tear me down

Cause my heart breaks a little when I hear your name..."

Setelah menceritakan bagaimana hubungannya dengan Rufina sekarang, ketiga lelaki itu justru semakin gencar menertawai dan mencemoohnya. Lihatlah, ketiganya sedang membentuk satu lingkaran, sedangkan Arga memilih bersender di sofa sembari menggenggam ponselnya. Miris.

"It all just sounds like ooh, ooh, ooh, hoo

Mm, too young, too dumb to realize

That I should have bought you flowers

And held your hand

Should have gave you all my hours

When I had the chance

Take you to every party cause all you wanted to do was dance..."

Arga membiar dirinya terlena dengan lagu yang dibawakan oleh Vino dan diiringi oleh Sam. Lelaki itu paham bahwa mereka sengaja memilih lagu ini untuk meledeknya. Haidar menatap sahabatnya tersebut dengan senyum. Keyakinannya tidak mungkin salah bahwa sahabatnya itu memang sudah jatuh cinta.

Vino terus bernyanyi. Sesekali Sam dan Haidar juga ikut menggumam mengikuti alunan gitar dan suara yang indah. Arga akui ia tidak pernah segalau ini. Ia memang berniat untuk memperjuangkan Rufina, tetapi ia takut bahwa gadis yang dicintainya tidak mau lagi memberikan kesempatan. Arga memijat batang hidungnya lantaran perasaan gamang.

Karena cinta bukan hanya seberapa besar kita memperjuangkan, tetapi juga seberapa besar dia mau kita perjuangkan.

"Do all the things I should have done

When I was your man."

Vino berdiri dan mengambil topi di atas meja belajar Haidar. Ia mengarahkan topi tersebut secara bergantian, "Seribu dua ribu tidak membuat Anda miskin. Ya bagi mas mas semua yang ngasih semoga masuk surga, khususnya buat mas yang duduknya sendiri, yang ga mau berbaur, semoga cepat balikan sama MANTAN," kata Vino menekan kata 'mantan' dengan wajah tak bersalah.

Sontak Sam juga Haidar terbahak. Arga sendiri malas menyaut. Ia memilih diam sembari melirik ponselnya. Notifikasi yang masuk sedaritadi bukanlah yang ia harapkan.

RufinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang