Waktu sekolah telah usai. Saat ini Eunwoo dan Jisoo telah keluar dari kelas ketika lorong mulai terlihat sepi. Mereka memang sengaja menunggu para murid maupun guru pergi terlebih dahulu agar dapat leluasa berbicara mengenai sesuatu penting yang sebisa mungkin tidak diketahui orang lain.
Pesan untuk Nayeon pun sudah terkirim dan dibaca agar gadis itu tetap berada di kelas sembari menunggu Eunwoo dan Jisoo yang akan menjemput. Tentu karena akan sangat gawat jika Nayeon kembali bertemu dengan orang itu. Omong-omong tentang orang itu, semoga mereka tidak ada yang bertemu dengannya hari ini.
Jisoo kini menatap Eunwoo yang memandang depan dengan ekspresi serius. Cowok itu seperti sedang memikirkan sesuatu. "Ada yang lo pikirin, Woo?" tanyanya.
Eunwoo yang sebelumnya tenggelam dengan pemikiran mendadak mengerjap tersadar. Cowok itu lantas mengangguk sedetik setelahnya. "Gue ... cuma tiba-tiba kepikiran tentang perbedaan waktu pas lo nemu-in kamera penyadap itu."
"Hah, perbedaan waktu?" tanya Jisoo.
Eunwoo menghembuskan napas. "Pas lo nemu dan ngambil ini, kenapa dia nggak naruh waspada karna kamera kecil itu hilang?"
Itu adalah pertanyaan pertama Eunwoo yang menurutnya agak janggal. Tentu Jisoo langsung paham ketika cowok itu menyebut dia yang dimaksud siapa. Tidak lain dan bukan adalah Pak Areum. Seseorang yang kini menjadi perbincangan serius mereka.
"Oh, bener juga!" Jisoo ketap-ketip bingung. "Kenapa bisa gitu?"
Eunwoo mengedikkan bahu dan kembali melanjutkan. "Kejadian Nayeon juga jauh setelah lo nemuin kamera itu, yang berarti dia dengan berani naruh kamera penyadap lagi di tempat yang sama." Jisoo jadi garuk-garuk pelipis, ikut berpikir ketika mendengar penjelasan cowok itu yang menurutnya juga janggal. "Jadi, kapan waktu yang pas buat dia ngambil benda itu sebelum ditemuin Nayeon? Padahal kita nggak pernah sekalipun liat ada guru yang masuk kamar mandi perempuan."
Jisoo terdiam sejenak, otaknya mendadak blank memikirkan semua kemungkinan. "W-wah, lo bener-bener mikir jauh banget, ya, Woo? Gue nggak mungkin bakal kepikiran hal ini kalau lo nggak bilang."
"Gue tau." Eunwoo mengeluarkan tersenyum geli, yang membuat binaran di mata Jisoo tiba-tiba berubah menjadi raut sebal ketika ditatap seperti itu.
"Jangan goda gue, otak kita tuh kastanya emang beda. Udah nggak bisa diganggu gugat kalau masalah berpikir panjang pendek," sindir Jisoo, yang membuat Eunwoo terkekeh dan menepuk-nepuk pucuk kepalanya.
"Lo pinter kok, usaha keras lo selalu berbuah hasil." Eunwoo mengeluarkan senyum tulus. "Nggak ada perbedaan tinggi rendah di antara kita, karna gue bakal selalu sejajarin diri buat lo."
"Beneran?" Jisoo memiringkan kepala. "Gue bisa aja jadi hambatan buat lo, lho."
"Kalau gitu ... gue bakal berusaha lebih keras," jawab Eunwoo dengan santainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Crush | Eunwoo • Jisoo | ✓
Fanfiction"Woo, bibir kamu dalemmya dikasih kawat, ya?" "Hm?" "Tuh 'kan, buka mulut aja rasanya kayak nahan beban hidup." _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ Kim Jisoo itu suka sama seni yang notabene cuma ada di SMK, sialnya malah masuk...