"Nggak."
Jisoo mengedip beberapa kali, lantas menatap ragu-ragu ke arah Eunwoo. "Maksudnya nggak bisa nolak'kan, ya?"
"Nggak."
"Nggak apa? Nggak nolak atau nggak apa-apa gue main ke rumah lo, Woo?"
"Lo—"
Eunwoo sampai menghirup napas dalam-dalam menghadapi Jisoo yang kini tampak memelas; Jisoo menunjuk dirinya sendiri, seraya menunggu lanjutan kalimat yang akan Eunwoo keluarkan.
"Gue?"
"Pager rumah, gue gembok," ucap Eunwoo, lalu mengibas-ngibaskan tangan ke arah Jisoo.
"Tinggal dibuka pakai kunci, Eunwoo," jawab Jisoo. "Lagian gue tau, lah. Mana ada orang yang ngebiarin pager rumah dibuka lebar-lebar padahal nggak ada penghuni di dalem?"
Eunwoo menghembuskan napas melihat Jisoo yang tertawa setelah berucap demikian. Cewek itu benar-benar pura-pura tidak peka bahwa maksud perkataan Eunwoo bertujuan menolak permintaannya main ke rumah.
"Terserah," tandas Eunwoo pada akhirnya.
Cowok itu mulai membalikkan badan dan melangkah menuju sepeda yang diparkir, ia kembali menghela napas untuk yang kesekian kali. Jisoo tentu langsung berbinar ceria mendengarnya. Lalu, ikut mengekori Eunwoo dari belakang.
"Kalau terserah, berarti iya? Makasih, Eun—ah!" Jisoo refleks menahan wajah dengan tangan ketika Eunwoo tiba-tiba menghentikan langkah.
Jisoo menghembuskan napas lega, hidungnya tidak kembali menabrak. Ia lantas mendongak ketika Eunwoo membalikkan badan dan menunduk, menatap ke arahnya.
"Siapa bilang gue setuju?"
"Lo'kan bilang terserah, artinya—"
"Artinya?"
Jisoo memiringkan kepala ketika Eunwoo memotong ucapannya. Ia jadi garuk-garuk kepala karena bingung.
"Artinya ... bisa iya, bisa enggak," jawab Jisoo dengan nada rendah di akhir kalimat.
Kepala yang semula mendongak perlahan kembali seperti semula mengikuti pandang mata ketika Eunwoo kembali pergi meninggalkannya. Jisoo paham, Eunwoo memang seseorang yang sangat irit kata dan selalu menolak secara terang-terangan.
Walau cuma satu kata, Jisoo sudah paham jika Eunwoo menolak permintaannya. Namun, apa salahnya berharap jika Eunwoo mengiyakan?
Jisoo bukan orang yang pantang menyerah. Menghirup napas dalam-dalam, penolakan ini bukan yang pertama kalinya ia dapatkan. Kembali dirinya melangkah, mengikuti Eunwoo dengan niat yang sama. Namun, tunggu dulu.
Lo cuma kepingin jalan-jalan, bukan nguntit. Lo lagi cari udara seger, biar rutinitas sore lo nggak cuma sekedar rebahan, batin Jisoo.
Ketika Jisoo semakin dekat dengan posisi Eunwoo saat ini, dahinya mengerut melihat cowok itu tengah berjongkok di depan sepeda. Sontak saja ia kembali menghampiri dia. Ikut-ikutan berjongkok. Memandangi ban sepeda cowok itu yang ternyata kempis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Crush | Eunwoo • Jisoo | ✓
Fanfiction"Woo, bibir kamu dalemmya dikasih kawat, ya?" "Hm?" "Tuh 'kan, buka mulut aja rasanya kayak nahan beban hidup." _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ Kim Jisoo itu suka sama seni yang notabene cuma ada di SMK, sialnya malah masuk...