"Bangun."
Tangan Eunwoo terjulur. Jemarinya menelusup lembut rambut tebal makhluk yang kini tengah bermanja-manja di pahanya. Rang tampak menggeliat seraya mendengkur halus, saudara-saudaranya yang lain kini tengah bermain kejar-kejaran di sampingnya ketika ia telah selesai melakukan rutinitas menyisir untuk mengumpulkan rambut mati.
Biasanya mereka memang grooming seminggu sekali. Namun karena dua minggu kemarin Eunwoo masih ulangan, jadi baru hari ini bisa melakukannya.
Eunwoo tersenyum manis menatap Rang yang tampak menjilati badan. Anak-anak kucing kini semakin besar dan menggemaskan. Itu membuatnya memiliki perasaan bangga mengingat dulu betapa kecil dan kurusnya mereka.
Lalu, dari arah belakang Ayah Eunwoo tiba-tiba ikut duduk di sampingnya dan mengambil Hae yang sedang mengeong.
"Gimana ulangannya?" tanya Ayah Eunwoo—mencoba berbasa-basi—sembari mengelus-elus anak kucing yang telah dirawat putranya beberapa bulan ini.
"Bisa dijawab semua, Pa," jawab Eunwoo sekenanya. Cowok itu lantas menurunkan Rang dari paha, dan membersihkan celana dari sisa-sisa bulu yang rontok.
Hyunbin—Ayah Eunwoo—sweat-drop mendengar itu. Tidak salah juga sebenarnya, tetapi entah kenapa seperti mengingatkannya pada seseorang di masa lalu. Itu sontak membuat Yejin yang tiba-tiba nimbrung dari arah dapur tertawa sembari membawa minuman penyegar dan camilan hangat.
"Jadi inget kamu dulu, Pa. Singkat dan padat kalau masalah jawab pertanyaan," sahut Yejin. Wanita itu lantas menaruh bawaannya di atas meja ruang tengah. "Untung aja genku kebagian di wajah."
"Wajah Eunwoo mirip papanya, kok."
"Enggak, ya, enak aja. Mirip mamanya."
Eunwoo memiringkan kepala bingung. Cowok itu kini mengambil roti kering yang dibawa mamanya sambil memperhatikan kedua orang tuanya. Mama papanya itu mulai berdebat ringan menentukan dirinya paling mirip siapa. Ia dan para anak kucing cuma diam saja melihatnya.
"Oh, iya ... liburan kenaikan kelasmu ternyata samaan sama liburannya papamu, lho. Gimana kalau nanti kita sekeluarga holiday ke luar kota?" tanya mamanya tiba-tiba akhirnya menang debat.
Eunwoo mengerutkan dahi. "Liburan?"
Hyunbin mengangguk pasrah. "Mamamu minta ke pantai," sahut papanya. "Tapi papa nggak setuju, mending kita ke gunung aja."
Yejin mencubit pingggang suaminya setengah menggerutu. Aslinya ia ingin sekali ke pantai, tetapi Hyunbin mau menyanggupi itu jika ia tidak berenang dan memakai baju panjang-panjang. Tipikal suami yang protektif dan pencemburuan.
Pria itu cuma bisa meringis menghadapi tingkah istrinya."Saranghaeyo gimana?" tanya Eunwoo. Matanya kini terarah pada anak-anak kucing-kucing.
"Saranghaeyo sementara dititipin dulu ke tempat penitipan hewan. Mama udah searching hotel sama lokasi wisatanya, lho. Masa' kamu nggak mau?" Yejin menatap putranya penuh harap. Karena memang waktu full team sangat jarang didapatkan sebab suaminya yang bisa sampai berbulan-bulan melakukan pelayaran. Jadi kesempatan berkumpul bersama adalah hal yang langka. "Kita nanti rekreasi seminggu, ya, Sayang? Kamu juga 'kan besok hari terakhir ulangan, setelahnya bisa prepare buat kita holiday."
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Crush | Eunwoo • Jisoo | ✓
Fanfiction"Woo, bibir kamu dalemmya dikasih kawat, ya?" "Hm?" "Tuh 'kan, buka mulut aja rasanya kayak nahan beban hidup." _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ Kim Jisoo itu suka sama seni yang notabene cuma ada di SMK, sialnya malah masuk...