28 : Teguran

2.1K 368 43
                                    

Bunyi—brak—buku tebal yang sengaja dijatuhkan pada meja nyatanya masih kurang dalam membuat semangat Jisoo menjadi naik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bunyi—brak—buku tebal yang sengaja dijatuhkan pada meja nyatanya masih kurang dalam membuat semangat Jisoo menjadi naik. Ia lantas duduk dengan punggung condong ke depan, menangkup wajah pada lipatan lengan. Memejam barang sejenak, sebelum akhirnya sebuah suara familiar masuk ke pendengaran hingga atensinya teralih.

"Minggu ini kelas lo masih limit fungsi aljabar?" Eunwoo duduk tepat di seberangnya. Jisoo mendongak dengan dagu bersandar pada kedua punggung tangan yang bertumpuk. Ah, rasanya mendengar nama materi itu saja otak Jisoo seperti langsung lunglai. Ia lantas mengangguk setengah paksa ketika cowok itu sedang membuka lembaran buku paket. "Kalau gitu kita belajar integral aja."

Jisoo mengerjab setengah melotot. "Itu'kan masih materi minggu depan??"

"Emang," jawab Eunwoo seraya menyentil dahi Jisoo. Menyuruhnya untuk duduk tegak alih-alih duduk bermalas-malasan. "Jangan biasa nidurin kepala di meja. Secara nggak langsung itu ngerangsang otak biar ngantuk."

Jisoo menegakkan punggung dengan bibir mengerucut. Kini ia gantian menyangga kedua pipi dengan alis yang tertaut ke atas. "Lo tau, Woo? Hari ini hari senin."

"Gue nggak buta tanggal," jawab Eunwoo tanpa mengalihkan tatapan dari buku. "Terus kenapa kalau hari senin?"

"Hari senin itu selalu upacara, terus habis upacara kelas gue dapet jadwal mapel bahasa inggris, kimia, fisika, sama terakhir matematika. Bahkan lo sekarang suruh gue belajar materi minggu depan." Jisoo mengembungkan pipi. "Nggak cuma usus yang lho bisa buntu, otak juga. Bisa-bisa gue masuk rumah sakit, terus di opname. Dan lo pasti bakal sedih kalau gue sakit, karna otomatis kita nggak bisa ketemu. Nanti rindu. Jadi, ajarin gue materi hari ini aja, ya?" pintanya dengan jurus andalan tatapan memohon.

"Hah?" Eunwoo meliriknya. Cowok itu diam sebentar, mungkin sedang menimbang-nimbang sesuatu sebelum akhirnya menghela napas dan mengangguk. "Oke, mana yang lo nggak paham?"

Jisoo menghembuskan nafas lega. Untung saja Eunwoo mengiyakan. Kalau tidak bisa menyusut beneran otaknya. Ia lantas mulai membalikkan lembaran kertas buku paket, mencari materi pelajaran yang menurutnya masih membingungkan.

Omong-omong tentang itu, sekarang mereka tengah berada di ruang kelas Jisoo. Jam telah menunjuk angka tiga lewat seperempat, menyatakan bahwa waktu sekolah telah usai. Tentu terlihat jelas dari setiap kelas serta lorong yang sepi dan lenggang. Hanya ada Eunwoo dan Jisoo yang masih menetap. Oh, pun ditemani buku-buku pelajaran yang tebal. Hal yang tidak mengherankan mengingat Eunwoo sedang menepati janjinya untuk mengajari Jisoo.

Cowok itu kini terlihat mendengarkan dengan fokus ketika Jisoo menanyakan materi yang dimaksud, dan setelahnya Eunwoo mulai memberikan penjelasan dengan menggoreskan angka maupun tulisan di atas kertas. Jisoo mengamati dan mengangguk ketika akhirnya paham. Ia kembali menanyakan beberapa hal lainnya, dengan Eunwoo yang memberikan penjabaran secara lugas.

Entah kenapa, semua penjelasan Eunwoo seperti mudah dicerna oleh otaknya. Tidak terlalu cepat ataupun berbelit-belit, pun dengan intonasi yang jelas. Padahal kalau guru atau mentor les yang menjelaskan, pasti masih ada beberapa hal yang terlewatkan hingga membuatnya sedikit tak paham. Mau bertanya juga sungkan dikarenakan cuma ia yang tidak paham, tetapi berbeda jika dengan Eunwoo. Bertanya banyak hal ia bisa nyaman, terlebih kalau terkadang pertanyaannya sedikit melenceng.

Your Crush | Eunwoo • Jisoo | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang