Di sekolah, siapa yang tidak mengenal Nayeon? Si perusuh, pembuat onar, dan sukanya cari ribut dengan banyak orang. Bolak-balik masuk ruang BK, tetapi tetap kebal dan mengulangi kenakalan yang sama.
Membuat banyak adik kelas maupun teman seangkatan menjadi dikucilkan. Bahkan beberapa guru pun hampir menyerah memberi dia hukuman agar jera. Banyak murid yang tidak suka sekaligus takut dengan Nayeon serta gengnya.
Namun, apakah kalian tahu di balik itu semua, Nayeon merupakan seorang anak yang selalu ditekan oleh orang tuanya sedari kecil? Dituntut untuk mendapatkan nilai baik, ditekan menjadi gadis penurut, walau pada akhirnya selalu dibanding-bandingkan dengan anak sepantaranya yang lebih pintar, lebih baik, serta memiliki kelebihan yang lainnya yang tidak ia punya.
Orang tua Nayeon bahkan tidak menanyakan kesukaan dan hal apa yang bisa menjadi keahliannya, mereka hanya meneguhkan pandangan bahwa dirinya harus menjadi ini dan itu, tanpa mempedulikan pendapatnya, bahkan mereka tidak segan-segan melakukan kekerasan jika ia tidak bisa memenuhi ekspetasi sebagai dari didikan yang menurut mereka bentuk dari ketegasan.
Hal itulah yang membuat masa-masa remaja Nayeon dipenuhi oleh pemberontakan dan kenakalan, hal yang digunakannya sebagai pelarian mental yang terasa terkurung tak bisa ke mana-mana.
Kembali Nayeon teringat pada kejadian ketika orang tuanya dipanggil sekolah sebab keterlibatan gadis itu yang membuat kantin hancur. Malamnya, ia langsung mendapat banyak pukulan serta ocehan menyakitkan yang mengatakan bahwa dirinya adalah anak yang tidak berguna.
Namun, rasanya Nayeon menjadi hampa. Telinganya seolah tuli dan perasaanya mati, hanya ada rasa sakit pada fisiknya saja. Lalu, apakah setelah itu dirinya lantas berubah? Tidak! Untuk apa harus merubah perilakunya ini? Di saat tidak ada alasan yang membuatnya perlu berubah.
Karena Nayeon tahu, mau ia menjadi anak baik sekalipun, orang tuanya tidak akan pernah memberinya perlakuan selayaknya gadis remaja yang haus akan kasih sayang. Mereka akan selalu bertindak sesuai kemauan dan menempatkan semua ekspetasi padanya. Maka, lebih baik meninggikan diri agar tidak ada seorang pun yang berani padanya di sekolah, bukan? Itu merupakan bentuk dari pelepasan rasa frustasinya.
Sebenarnya Nayeon tahu itu hal adalah yang salah. Akan tetapi, mengerti apa mereka tentang kehidupannya? Mereka yang menasehatinya pastilah seorang anak yang tumbuh di keluarga hangat tanpa mengetahui seperti apa perasaan sesaknya ketika berada di tempat bernamakan rumah.
Mereka hanya mencetuskan kebenaran jika tidak boleh ini dan itu tanpa ingin mengetahui kesakitan yang terpendam dari alasan keburukan yang terlihat. Nayeon membenci itu,, kenaifan yang munafik. Sampai suatu ketika, entah bagaimana mulanya perasaan gadis itu mulai menghangat.
Nayeon jatuh cinta.
Di hari ketika orientasi siswa. Saat Nayeon melupakan peralatan yang harus dibawa sebab permasalahan di rumah yang membuatnya ingin cepat-cepat pergi dan berakhir dimarahi oleh Pembina OSIS dari gugusnya. Hari itu menjadi terasa sangat suram sampai seseorang tiba-tiba datang memberinya secercah semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Crush | Eunwoo • Jisoo | ✓
Fanfiction"Woo, bibir kamu dalemmya dikasih kawat, ya?" "Hm?" "Tuh 'kan, buka mulut aja rasanya kayak nahan beban hidup." _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ Kim Jisoo itu suka sama seni yang notabene cuma ada di SMK, sialnya malah masuk...