"Gue bener-bener terselamatkan berkat lo semalem, Woo." Jisoo menghembuskan napas lega melihat lembaran soal yang telah berada di meja guru. "Untung tesnya nggak sesusah yang gue pikirin."
Beriringan dengan dering bel istirahat yang berbunyi, guru pengajar mulai membereskan keperluan lalu keluar dari kelas. Bersamaan dengan itu, Jisoo langsung menjatuhkan kepala di atas meja. Dirinya memejamkan mata rapat-rapat, menikmati rasa kantuk yang tiba-tiba timbul.
Eunwoo terkekeh. "Lo berubah jadi panda lagi, ya—aduh!" Cowok itu mendadak mengaduh ketika bahunya ditepuk keras.
"Jangan mancing, Woo," ucap Jisoo dengan mata yang sudah setengah watt. "Gue semalem baru tidur tengah malem, lho. Makanya mata gue jadi bengkak. Emangnya lo enggak begadang? Kita baru pulang jam setengah sebelas padahal. Tapi emang wajah lo kayaknya nggak bisa, nggak glowing, sih meskipun bobok malem-malem."
Eunwoo menggeleng tidak menyetujui ucapan Jisoo. "Waktu kemarin ngerangkum, itu udah termasuk pemahaman materi. Gue cuma ngulang bentar setelah sampai di rumah."
"Eyy...." Jisoo jadi garuk-garuk pipi. "Perbedaan kasta otak kita nggak bisa diragukan lagi kayaknya."
Eunwoo terkekeh. Ucapan konyol Jisoo seolah sudah menjadi hal biasa yang kini sering cowok itu dengar. Tidak merasa terganggu, malah menjadi hiburan tersendiri. Gadis itu mudah menaikkan suasana hatinya kapan pun dia mau.
Persekian detik kemudian, terlihat dari jendela kelas teman-teman Jisoo yang sedang berjalan menuju kemari.
"Lo udah dicari-in," tutur Eunwoo, memberitahu.
Jisoo mendongak. Sontak langsung antusias. "Ah, iya, ke kantin yuk, Woo!" ajaknya sembari membereskan buku-buku. Kali ini gadis itu langsung memasukkan ke dalam tas. Eunwoo hanya diam ketika dirinya telah berdiri. Ia yang merasa tidak ada pergerakan dari cowok itu sontak menoleh. "Kok diem?"
Eunwoo menggeleng. "Gue nggak ikut dulu."
"Kenapa?" Jisoo memiringkan kepala bingung. "Lo mau nitip sesuatu di kantin?"
"Nggak usah."
Jisoo mengerucutkan bibir. "Yaudah, kalau gitu gue beli-in eskrim ya,"—ia refleks menjulurkan jari telunjuk ke depan bibir Eunwoo yang seperti akan menolak—"nggak boleh nolak!"
"Nggak perlu, Jisoo."
"Nggak ada penolakan, anggep aja ucapan terima kasih buat kemarin."
Telapak tangan Jisoo perlahan terangkat ke depan. Gadis itu mengeluarkan tersenyum manis. Eunwoo jadi menaikkan sebelah alis bingung melihat tingkah aneh yang kembali dia keluarkan.
"Ngapain?"
"Angkat tangan lo juga, Woo."
"Buat apa?"
"Angkat aja, cefat!"
Meski bingung, Eunwoo tetap menuruti keinginan Jisoo. Gadis itu lantas saling menepukkan telapak tangan mereka, lalu memejamkan mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Crush | Eunwoo • Jisoo | ✓
Fanfic"Woo, bibir kamu dalemmya dikasih kawat, ya?" "Hm?" "Tuh 'kan, buka mulut aja rasanya kayak nahan beban hidup." _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ Kim Jisoo itu suka sama seni yang notabene cuma ada di SMK, sialnya malah masuk...