Jisoo melangkah dengan ritme yang pelan. Kepalanya tertunduk dan bahunya tampak menurun lesu. Hembusan napas terdengar untuk kesekian kali. Eunwoo yang berada di belakangnya hanya diam sembari terus mengawasi. Mereka saat ini tengah berjalan keluar dari sekolah.
Eunwoo tahu kalau saat ini Jisoo sedang dilema. Bagaimana tidak? Sejak pernyataan gadis itu yang mengajukan diri sebegai umpan sampai saat diskusi penting tadi berakhir, ketiga sahabat Jisoo tetap membungkam mulut. Rencana alternatif masih belum pasti jadi dilakukan atau tidak. Namun, semua keputusan berakhir di tangan gadis itu, karena nyatanya yang akan banyak turun tangan dalam masalah ini adalah Jisoo sendiri.
Itulah yang membuat banyak resiko serta bahaya bisa tertuju pada Jisoo. Jika Eunwoo ingin jujur, ia pun ingin menentang keras. Namun, gadis itu membuatnya merasa tak bisa melakukan apa-apa.
"Jisoo?" Panggilannya tak disahut, sepertinya gadis itu sedang melamun.
Eunwoo lantas meraih genggaman tangan Jisoo dari belakang, yang membuat gadis itu sontak tersentak dan langsung membalikkan badan. Namun, ketika tubuh mereka saling berhadapan, dirinya mengerjap kaget ketika melihat sepasang mata di depannya sudah berkaca-kaca.
Jisoo mengerjap. "Ah."
"Kenapa lo nangis?" Eunwoo refleks mengusap ujung mata gadis itu
"Kayaknya sahabat-sahabat gue marah sama gue, Woo." Jisoo menarik napas kuat-kuat ketika hidungnya ikut berair. "Gue harus gimana? Gue nggak mau mereka kecewa sama gue, karna mereka yang udah nemenin gue susah seneng, tapi gue juga nggak bisa ngebiarin masalah Nayeon."
Eunwoo menatap lama gadis itu yang kini sudah akan menangis, ia lantas berjalan terlebih dahulu membawa Jisoo ke parkiran sepeda. "Naik, gue anterin lo pulang."
"Huh?"
Eunwoo melihat Jisoo yang tengah mengerjap bingung ketika dirinya menunjuk tempat duduk belakang sepeda. Namun, dia tetap berakhir menyetujui hal itu. Tidak lupa gadis itu membuka ponsel, sepertinya mengabari Pak Juni bahwa saat ini dia akan pulang bersama dengannya.
Kini mereka telah keluar dari gerbang sekolah. Jisoo tampak duduk menyamping ketika Eunwoo sudah mengayuh sepeda. Bisa Dirinya rasanya sepasang tangan yang menyelinap, berpegangan pada seragamnya. Gadis itu sendiri tengah menatap jalanan panjang yang mereka lewati, dan menghembuskan napas panjang ketika semilir angin menerbangkan anak rambutnya.
"Lo lagi ngehibur gue, ya?" tanya Jisoo memulai percakapan, yang dibalas oleh anggukan singkat Eunwoo. Hal itu membuatnya tanpa sadar mengeluarkan senyum tipis. "Makasih, Woo," bisiknya, tulus.
Suasana kembali hening. Jisoo masih menatap pemandangan di depannya. Sesekali daun yang rapuh mulai berjatuhan memenuhi jalanan yang mereka lewati. Jisoo dengan usilnya mencoba menangkap itu, tetapi terus gagal dan berakhir mengerucutkan bibir. Eunwoo yang mengetahui jika perasaan gadis itu perlahan membaik, mengulas senyum lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Crush | Eunwoo • Jisoo | ✓
Fanfiction"Woo, bibir kamu dalemmya dikasih kawat, ya?" "Hm?" "Tuh 'kan, buka mulut aja rasanya kayak nahan beban hidup." _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ Kim Jisoo itu suka sama seni yang notabene cuma ada di SMK, sialnya malah masuk...