• Habit

409 46 0
                                    

Hanabi berjalan pulang.
Kedua kakinya terus melangkah secara perlahan.
Ia terlihat lesu dan tak bersemangat.

"Kalau saja perasaanku benar, mungkin Haya sedang menutupi sesuatu dariku. Apa.. Apa aku harus bertanya padanya?" ia berkata dalam hati.

Pulang sekolah sendirian memang agak menyedihkan, tidak bisa mengobrol mengenai pelajaran atau saling berbagi informasi terkait ilmu pengetahuan, dan yang paling penting bagi para remaja adalah basa-basi yang dapat membuat mereka ceria setiap hari.

Tapi tidak dengan Hanabi.
Hampir beberapa hari ini ia selalu pulang sendiri, padahal Hayabusha sering menemaninya pulang karena rumah antara mereka tidak jauh berbeda.

"Hey," terdengar suara laki-laki.

Awalnya Hanabi pikir sapaan itu bukan unutknya, maka dari itu ia cuek dan terus berjalan tanpa menoleh—yang pada akhirnya sebuah genggaman benar-benar Hanabi rasakan.

Seketika ia menoleh, melihat wajah teman satu kelas yang diakui oleh gadis-gadis bahwa dia merupakan remaja paling tampan.

Gusion, itulah namanya.

________________________________
ISOLATED LOVE
• Habit •

©Wibukun
________________________________

"G—Gusion!?" dengan cepat ekspresi Hanabi berubah, melepas genggaman Gusion yang berada di lengannya. "A—Ada apa?"

Jujur saja kalau saat ini Hanabi sedikit malu jika berhadapan dengan orang lain. Entah mengapa hal ini bisa terjadi, padahal kalau berhadapan dengan Hayabusha ia tidak pernah merasa demikian.

"Akhir-akhir ini kau kelihatan tidak baik-baik saja. Sebagai teman, bolehkah aku menghiburmu?" Gusion mengambil kesimpulan seenak jidat.

"Aku... Eh, memangnya kau tahu apa soal diriku? Begitukah kau memandangku seolah-olah aku ini orang yang ceria setiap disekolah? Jangan sok tahu!" namun dalam sekejap, Hanabi bersikap dingin padanya.

Melihat Hanabi seperti itu memberikan kesan menarik bagi Gusion, karena itulah ia tersenyum kecil. Lalu berkata—"Sebut saja kalau aku adalah cowok yang mengerti terhadap situasi. Aku tahu kau cukup peka jika memperhatikanku lebih lama, karena aku pun sama sepertimu."

"Sama? Apanya?"

"Sama dalam artian kita mempunyai ke-pekaan yang kuat terhadap situasi disekitar. Jangan pura-pura bodoh, Hanabi."

"Maaf, tapi aku benar-benar tidak mengerti maksudmu." lagi-lagi Hanabi bersikap dingin, ia berbalik seraya meninggalkan sosok Gusion.

Gusion masih terus mengukir sebuah senyum kecil sambil melihat Hanabi berjalan pergi. Ia tidak mau mengganggu habit diantara dirinya ataupun siapapun. Setiap orang memiliki teritori yang tak boleh diganggu.

"Aku tahu sifat aslimu, Hanabi. Kau bukan perempuan yang pendiam ataupun perempuan yang sering murung. Jika aku bertindak—apakah hubunganmu bersama Hayabusha akan tetap bertahan?" Gusion berbicara sendiri.

...

-- Kediaman Yoshitora --
Hari menjelang sore, sudah waktunya bagi sang puteri menghabiskan waktu untuk beristirahat. Ya, Hanabi tidak mau pikirannya stress hanya karena seorang cowok.

"Apakah aku bodoh?" ia bertanya seraya menatap sorotan lampu kamar. "Kurasa.. berbaring adalah hal yang tepat untuk menjernihkan pikiranku."

🔹ISOLATED LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang