"Ini adalah sekuel MLFF bagian Hanabi dan Hayabusha".
Hanabi mempunyai hubungan spesial dengannya sejak dibangku Sekolah Dasar. Keluarga Hanabi (Clan Yoshitora) dan Keluarga Hayabusha (Clan Hattori) memang sudah dekat sebelum adanya insiden buruk ya...
"Masakanmu enak, Hana-chan!" wajah Hayabusa setelah menyantap camilan itu terlihat gembira. "Aku sampai tidak percaya kalau kamu benar-benar bisa memasak!"
"Hehehe~ sebetulnya aku cuma membantu ibuku."
"Tapi tetap saja enak! Apa boleh.. Apa boleh aku minta tambah?" sekarang Hayabusa malu-malu, dia mau camilan lezat itu lagi.
"Uhm, tentu! Ambil saja sesukamu, Haya~ kalau bisa habiskan." tanpa ragu Hanabi berkata dengan senyum manisnya.
"T—Terimakasih banyak!"
Tepat di depan teras dojo mereka duduk berduaan, menyantap hidangan malam dengan penuh kegembiraan. Hayabusa dan Hanabi sungguh menikmati waktu malamnya, tak ada yang mesti kita ragukan dari persahabatan mereka, setidaknya sebelum mereka mengenal cinta.
Keduanya tersenyum riang, Camilan disana masih tersisa banyak namun tak sanggung mereka habiskan. Dan pada akhirnya kedua mata mereka menatap sesuatu yang terang diatas langit—langit malam yang indah dengan satu penerangan dari sebuah rembulan.
"Kita akan melindungi senyum itu, isteriku." ucap Yoshitora dari ambang pintu, melihat puterinya duduk di teras depan. "Kita akan melindunginya."
Sang Isteri menoleh dengan sorotan mata yang cukup dingin, ia membalas.. "Ya."
________________________________ .
. ISOLATED LOVE "Another Hand" .
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Malam ini sangat menyenangkan, walau kita tidak bisa main keluar, selama aku bisa bersamamu.. sudah cukup bagiku." kata Hayabusa sedikit malu.
Hanabi tak membalas ucapannya, justru ia membuang muka karena wajahnya sekarang pasti sangat merah. Meski begitu... "A—Aku juga nyaman bisa bersamamu, Haya...." ia menjawab tanpa memalingkan wajah.
Ya, bersyukur sekali Hayabusa dapat mendengar jawaban itu darinya, ia pun tersenyum. "Aku takut membuat ayahku khawatir karena ini sudah terlalu malam. Besok juga kita sekolah, kupikir aku harus pulang, Hana-chan."
Jauh di dalam lubuk hatinya Hanabi ingin lebih lama bersama Hayabusa, namun kata-katanya benar bahwa mereka harus segera tidur. "Kalau begitu bawa sisa camilan ini supaya kamu bisa menghabiskannya di rumah. Tunggu, biar aku ambilkan ompreng." bergegas Hanabi berdiri lalu pergi ke dalam.
"Tu—Tunggu," percuma, sosok Hanabi pergi dengan sangat cepat sehingga Hayabusa jadi tidak enak. "Padahal tidak usah, aku takut merepotkanmu, Hana-chan." ia bicara sendiri.