• A Much Different Reunion

86 2 0
                                    

Tepat di bawah sinar rembulan, Momiji berlari dan melompat di atas pohon. Tujuannya hanya satu, yaitu mengetahui kebeneran yang sesungguhnya, meski demikian ia pun tahu bahwa aura yang di rasakan saat ini tak lain dan tak bukan adalah milik Raksesha.

Momiji ingin memastikan bahwa rumor itu benar atau tidaknya.

Setelah mengikuti jejak darah di tanah, Momiji turun dan berhenti sejenak. Ia menyentuh darah tersebut sembari menghirupnya, "Masih hangat dan masih baru. Dia pasti belum jauh."

Tak lama kemudian ia mencium bau darah yang sangat semerbak. "Bau ini....." cepat-cepat Momiji berlari mengikuti bau itu berasal.

Jaraknya tak terlalu jauh, disaat kakinya berhenti.. disitulah ia melihat dua petani yang entah bagaimana tubuhnya sudah hancur layaknya bubur.

Momiji begitu terkejut, matanya melebar seraya keringat seketika keluar. Tubuhnya pun tiba-tiba menggigil, dan baru kali ini ia merasa sangat sangat takut.

Namun karena ia merupakan seorang shinobi tingkat tinggi, Momiji harus kuat sebagaimana mestinya. Dengan segera ia menginspeksi kedua jasad tersebut.

"Dilihat dari cara mereka mati tidak diakibatkan oleh benda tajam. Maka dapat kupastikan mereka diserang dengan tangan kosong."

"Mustahil ada orang yang bisa membunuh hanya dengan kepalan tangan."

"Atau.. memang begini cara Raksesha membunuh?"

"Jika rumor itu benar, maka tubuh Hanabi sedang tidak baik-baik saja. Aku harus segera menemukannya sekarang juga."

Sementara itu...
Hattori Hanzo sempat beradu kekuatan dengan seorang miko bernama Nanao.

Mereka berdua sama-sama kuatnya sehingga menimbulkan angin yang cukup besar. Suara pedang yang beradu dengan kipas sang miko juga semakin memanas.

"Bukankah sudah waktunya kau berhenti menyerang, Nanao?" tanya Hattori santai, ia belum serius 'tuk melawan balik.

Ya, berbeda dengan Hattori, justru miko ini sudah terengah-engah seraya kelelahan. Tapi tak ada sedikitpun dari ekspresinya yang menunjukkan bahwa dirinya sudah menyerah.

"Aku sangat kesal ketika kau menyebut nama Nanao di hadapanku." katanya. "Ada waktu dimana seseorang marah, Hattori."

"Lalu kenapa kau marah?"

"Aku bukan Nanao."

"Masih bersikeras itu bukan namamu? Kenapa kau masih menutupinya? Bukalah topengmu dan tunjukkan padaku kalau kau memang bukan Nanao."

Pada akhirnya posisi si miko terlihat lebih santai, miko itu perlahan-lahan membuka topengnya sesuai keinginan Hattori Hanzo. Pelan-pelan ia membukanya, sampai wajahnya sekarang kelihatan jelas—menunjukkan bahwa itulah wajah aslinya.

"...Aku tidak pernah mau menunjukkan wajah ini di hadapan orang-orang, terutama kau. Aku bukan Nanao yang kau kenal lagi, Hattori." terdapat luka bakar pada bagian mata kanan, namun wajahnya masih cantik bak permata, ditambah mata birunya terlalu sempurna dengan rambut putihnya itu. "Aku bukan Nanao, Nanao sudah lama mati."

________________________________
.

.
ISOLATED LOVE
"A Much Different Reunion"
.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🔹ISOLATED LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang