• Grow

98 10 4
                                    

"Apa ada yang ketinggalan?" sang Ibu bertanya kepada puterinya, memastikan kalau tidak ada barang yang tertinggal.

Sosok anak yang telah beliau rawat kini telah tumbuh menjadi gadis remaja, memakai seragam sekolah dengan rambut terkucir panjang. Pancaran wajahnya memperlihatkan betapa segar dirinya di pagi hari yang cerah ini.

"Aku sudah membawa semuanya. PR-ku juga sudah dikerjakan semalam, jadi Ibu tak perlu cemas." si gadis menjawab.

Lega rasanya mendengar jawaban tersebut.

"Kalau begitu tunggu apalagi, kamu tidak boleh ketinggalan kereta. Ayo pergi, dan jangan lupa untuk memakan bekal makan siangmu, Hana."

"Iya, terimakasih sudah mengingatkan, Ibu."

Hanabi berpamitan, berjalan ke pintu depan dojo sambil melambai. Sesaat.. dua ninja pelayan yang bertugas di gerbang pun menyapanya, "Berhati-hatilah dijalan, Puteri."

________________________________
.

.
Isolated Love
"Grow"
.

.

©Wibukun
________________________________

-- SMA Moonton --
Hari-hari telah berlalu,
Ini adalah tahun terakhir dan awal baru bagi Hanabi duduk di kelas dua belas. Ajaran baru juga telah beredar sebagaimana sekolah pada umumnya.

"..Tahun terakhir... dan juga awal yang baru." gumamnya sembari menghela nafas.

Tiba-tiba.. "Selamat pagi, Hanabi." sosok Irithel menghampiri ke tempat duduknya. "Hey, kita sudah naik ke kelas dua belas. Alangkah baiknya kalau kamu bersemangat!"

Well, kehadiran Irithel tidak terlalu di perdulikan oleh Hanabi. Ia tetap tak menoleh dan terus-terusan memandang keluar dari balik jendela. Sebetulnya Hanabi tidak malas, juga tidak berniat untuk menghabiskan waktu hanya 'tuk berbasa-basi, ia cuma mau cepat pulang, itu saja.

Nah loh, padahal baru masuk.
Masih pagi pula malah udah pengen pulang.

Sementara itu...
Didalam kelas masih belum banyak murid yang hadir. Ataukah Hanabi datang terlalu pagi?

"Dengar-dengar kamu sudah banyak berubah. Kamu tidak pernah lagi mengendap-endap ke kelasnya Hayabusa, dan aku juga belum melihatmu lagi berkeliaran seperti biasanya."

"Berkeliaran? Apa maksudmu?"

"Yah.. dulu kamu sering mondar-mandir didepan kelas Hayabusa, kemudian mengintip seperti seorang... Oh, maaf, aku tidak bermaksud mengejekmu."

Secepat kilat Hanabi menajamkan sorotan matanya lalu menjawab, "Aku sudah lama melupakan dia."

"Eh? Be..narkah?"

"Dengarkan aku, Irithel. Ada waktunya dimana seseorang akan melupakan sesuatu yang penting. Tentu dengan itu kita juga mesti siap atas rersikonya."

"Wow, sekarang aku benar-benar melihat Hanabi yang sudah jauh berubah." Irithel pun tercengang. "Perubahanmu sungguh terasa loh, Hanabi. Kamu yang berani makai make up dan bicara seperti orang dewasa beneran keren!"

Pujian tersebut sama sekali tidak berpengaruh, malahan Hanabi biasa saja.

Tak lama kemudian,
10 menit sebelum bel masuk berbunyi, murid-murid kelas dua belas masuk kedalam kelas. Diantara mereka Hanabi hanya fokus pada satu orang, yakni Gusion.

🔹ISOLATED LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang