BAB 2 - EXPECTATION LOVE

248 36 2
                                    

Hujan turun dimalam hari, Scarlett membicarakan sesuatu semacam rahasia atau biasa disebut dengan obrolan yang hanya diketahui oleh para wanita. Awalnya Hanabi tidak terlalu mengerti, tapi seiring ia mendengarkan akhirnya Hanabi paham pola pikirnya.

"Wanita mempunyai hati yang rapuh, maka tidak heran bila kebanyakan dari mereka sering menangis. Tapi apakah kau tahu—dibalik hatinya yang rapuh justru mereka belajar bagaimana menjadi kuat." kata Scarlett masih berdiri diposisi yang sama.

"Lalu bagaimana aku bisa menjadi wanita kuat seperti yang kau bicarakan?" disitu Hanabi merespon seraya penasaran.

Scarlett tersenyum puas ketika melihat Hanabi se-penasaran itu. Karena itulah ia tidak keberatan bila harus memberitahunya.

"Belajar menjadi kuat tidaklah mudah, terutama hal yang menyangkut akan perasaan. Pertama-tama kau mesti siap resiko apa yang bakalan menimpamu. Jadi.. apa kau siap?"

Hanabi mengangguk-angguk, ekspresi wajahnya memperlihatkan bahwa dirinya sudah siap mendengarkan penjelasan dari Scarlett.

"Beritahu aku, senpai."

________________________________
.

.
Isolated Love
BAB 2 - "Expectation Love"
.

.

©Wibukun
________________________________

Hujan masih mengguyur se-isi kota, membasahi banyak gedung pencakar langit serta atap-atap bangunan lainnya. Angin pun semakin malam semakin dingin meski jam masih menunjuk pada pukul delapan.

Berpindah pada seorang remaja yang duduk di bangku kelas 10 SMA—Hayabusha. Sekian kali ia merenung terhadap dirinya, Hayabusha tidak dapat berhenti berpikir bahwa keputusan yang dulu ia ambil merupakan jalan terbaik, tapi disisi lain ia pun tidak menyesal.

"Keputusanku..." gumamnya seraya menghela nafas. "....apakah sudah benar?"

Tatapannya mengarah keatas, sorotan lampu kamar begitu terang jika dipandang lebih lama. Semakin ditatap semakin silau—dan disitulah ia mengingat masa lalunya.

**Written By ©Wibukun**

-- Flashback --
"Kau dan Hanabi akan kujodohkan, dan kau tidak boleh menolak, Hayabusha." sang ayah, Hattori, berkata dengan nada tingginya.

Kalimat beserta keputusan tersebut sangat diganggu gugat oleh Hayabusha, tentu saja. Mau bagaimana pun ia tidak mau dijodohkan hanya karena perkataan sang ayah adalah hal yang mutlak.

"Kenapa ayah bisa berkata seperti itu? Ayah berusaha merubah pola hidupku di hari ulang tahunku, hah!?"

"Haya.... tenang—" Hanabi yang berada disebelahnya mencoba 'tuk menenangkan, tapi apa daya dengan situasi disini tidak membuatnya bisa melakukan banyak hal.

Ruang keluarga dilapisi oleh atmosfer negatif, Hayabusha mengeluarkan banyak kalimat yang tak ingin didengar ayahnya. Walau demikian, sang ibu bernama Fuyumi berada diposisi tengah sehingga keputusan ini tidak menjadi perdebatan.

Maka dari itu ia berkata :
"Kupikir terlalu dini jika menjodohkan mereka berdua, Hattori."

Ekspresi Hattori seketika berubah setelah mendengarnya. Ia menyeringai, menggigit bibirnya sendiri seraya menahan amarah. Dari kelihatannya pun sudah jelas bahwa Hattori sangatlah keberatan apabila Hayabusha dan Hanabi tidak jadi dijodohkan.

🔹ISOLATED LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang