"Hangat...."
"Hangat sekali....."
"....Rasanya nyaman."
"Entah bagaimana aku ingin lebih lama merasakan kehangatan ini..."
Pelan-pelan ia membuka matanya, dan melihat pemandangan dimana kereta melintas. Hanabi berada di stasiun, tertidur dalam pangkuan sang pria bermasker—Hayabusa.
"Kau sudah bangun, ya." pria tersebur berucap.
"Sejak kapan aku seperti ini?" lalu Hanabi menjawab seraya duduk seperti biasa, tentu rona merah di pipinya ia tutupi.
"Hmm, saat aku mendekatimu kau langsung jatuh pingsan. Kupikir kau sedang tidak baik-baik saja maka aku langsung bertindak."
"Dan lagi... aku masih di stasiun?" sambung Hanabi. "Aku mau pulang tapi kau tiba-tiba muncul. Jadi.. aku agak kaget." maka ia jadikan alasan.
Momen ini sesungguhnya tidak tepat bila harus membicarakan rasa penasaran Hayabusa, ia sendiri tahu semenjak melihat Hanabi pingsan begitu saja.
Itulah mengapa Hayabusa mencoba memilih keputusan lain, "Lebih baik aku mengantarmu sampai desa. Aku tidak mau kau kenapa-napa lagi."
"T—Tidak usah, aku bisa pulang sendiri. Lagipula... ada sesuatu yang membuatku.. sedikit tak nyaman.. di dekatmu." Hanabi berkata sambil membuang muka, ia malu.
Pernyataan itu keluar begitu saja dari mulutnya, Hanabi tidak sengaja, dan ia pun tidak tahu bahwa kata-katanya telah menyakiti Hayabusa. Tentu Hayabusa mengambil perspektif berbeda sehingga salah paham.
"Begitu ya..." balasnya menghela nafas. "...kehadiranku membuatmu tak nyaman, sepertinya aku sudah melakukan banyak hal buruk kepadamu, Hanabi."
Seketika Hanabi menoleh cepat, "Aku.. Aku tidak bermaksud begitu, tapi...."
Ingin sekali mengatakan kalau Hayabusa adalah orang baik, namun hatinya bertolak belakang saat Hanabi ingat terlalu banyak rasa sakit yang ia terima. Maka dari itu Hanabi tidak melanjutkan kata-katanya.
"Ada sesuatu yang mau kubicarakan kepadamu, setidaknya sebelum aku pulang. Jujur aku sangat resah, dan aku... tidak mau keresahanku ini terus berlanjut." akhirnya Hanabi mulai serius.
Hayabusa pun terdiam, namun ia juga cukup penasaran.
"Baik, ceritakan saja padaku. Aku siap mendengarkan."
________________________________
..
ISOLATED LOVE
"The Warm"
..
©Wibukun
_______________________________-- Stasiun Kereta --
"Seperti kubilang barusan, sekarang aku merasa tak nyaman di dekatmu. Tapi jangan salah paham, Haya. Aku... Maksudku ketidaknyamananku menjurus pada hal lain, bukannya aku tidak suka, justru perasaan ini membuatku sangat resah." Hanabi memulai pembicaraan."Baiklah, aku sebut itu suatu masalah, Hanabi. Jadi.. apa keresahanmu? Apa aku boleh tahu? Tenang saja, aku tidak apa-apa."
"Begini.. apa kau ta—tahu rasanya jatuh cinta? Umm, pada pandangan pertama?" tiba-tiba Hanabi terbata-bata, ia malu setengah mati.
Ini tak bagus, pikiran Hayabusa malah menyimpang pada sosok gadis lain, Kagura.
"Jatuh cinta pada pandangan pertama? Aku.. tidak tahu rasanya, tapi mungkin aku juga tahu."
KAMU SEDANG MEMBACA
🔹ISOLATED LOVE
Fanfic"Ini adalah sekuel MLFF bagian Hanabi dan Hayabusha". Hanabi mempunyai hubungan spesial dengannya sejak dibangku Sekolah Dasar. Keluarga Hanabi (Clan Yoshitora) dan Keluarga Hayabusha (Clan Hattori) memang sudah dekat sebelum adanya insiden buruk ya...