• Sweet That Time

140 20 2
                                    

Ia membuka matanya, menatap cahaya rembulan pada malam hari yang begitu indah. Hanabi mencengkeram bahu pria itu kuat-kuat, menikmati kehangatan sebelum malam festival dimulai.

"Ada apa denganku?"

"Sejujurnya aku benci mengakui ini..."

"...Namun isi kepalaku selalu bertolak belakang."

"Jauh di lubuk hatiku aku merasa nyaman."

"Tapi...."

"Bagaimana dengan dirinya?"

"Kenapa aku mau berciuman dengannya? Kenapa aku tidak bisa menolaknya?"

"Ada apa denganku?"

"Bukankah Haya mencintai Kagura?"

"Lalu.. kenapa dia mau menciumku?"

Kedua mata Hanabi kembali terpejam, merangkul kuat-kuat seorang pria yang ia cintai kedalam pelukan dan ciuman hangat. Ia merasa bimbang, juga merasa tak karuan. Walau demikian, hati kecilnya selalu berkata... ia memanglah mencintainya.

Tangan Hayabusa pun mulai berhenti, pria itu takut membuat Hanabi tidak nyaman. Bibir tersebut akhirnya saling lepas—Hayabusa menatap matanya, berhenti menggerayangi payudara Hanabi dengan wajah yang amat sangat merah.

Ia berkata, "Maaf." satu ucapan yang dapat merubah mood seorang wanita. Ya, Hanabi cukup kaget bahwa Hayabusa sungguh berani melakukan hal yang tidak semestinya tidak dilakukan remaja. Namun.. ucapan maaf yang ia sebutkan kini berdampak pada pikirannya.

Hanabi meneteskan air mata.
Tangisan tanpa suara berlinang hingga deras.
Ia tak sanggup mendapati alasan dari pria itu, Hanabi tidak mau membuatnya tersinggung—Meski begitu ia tetaplah sadar.. bahwasanya momen romantis ini tidak mungkin Hayabusa lakukan kepadanya saja, melainkan Hanabi tahu.. kalau pria tersebut juga pasti akan melakukan hal yang sama kepada Kagura—suatu saat nanti.

"Hana-chan..."

Cepat-cepat Hanabi menyeka air matanya, yukata merah itu mulai basah oleh sebuah tangisan. Hanabi tidak mau menunjukkan sisi lemah di hadapan Hayabusa, toh sudah berapa kali ia dipanggil wanita yang kuat.

Sayangnya...
Hanabi tidak bisa.

Mata indah itu langsung banjir oleh air mata dengan satu pikiran yang berlebihan—Hanabi membayangkan kalau ia bukanlah wanita satu-satunya yang akan di cium olehnya. Ia sadar bahwa wanita yang Hayabusa cintai adalah Kagura, disini ia sangat bingung... Mengapa pria itu mau berciuman.

"Antar aku pulang, kumohon." masih menahan tangisannya, Hanabi berbicara.

Tanpa pikir panjang, Hayabusa pun membalas.. "Baik, akan kuantar sampai rumah." Hayabusa tetap berusaha menjadi pria gentle untuk menuruti semua keinginan Hanabi, ia tidak mau membantah apalagi memaksa.

________________________________
.

.
Isolated Love
"Sweet That Time"
.

.

©Wibukun
________________________________

-- Keesokan Harinya --
Matahari pagi memancarkan sinarnya. Pedesaan begitu nyaman nan asri, Hanabi duduk di balkon sembari merenung atas kejadian semalam. Ia tidak menyangka kalau hal itu benar-benar terjadi—berciuman mesra.. dan.. kehangatan tangan Hayabusa yang memainkan tubuhnya.

Argh, pikiran Hanabi semakin menjadi-jadi. Bahkan asap dikepalanya sampai mengepul, loh.

"Hmph! Bodohnya aku mau diperlakukan seperti itu olehnya. Aku ini bukan cewek murahan!" gumamnya keras-keras.

🔹ISOLATED LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang