• Darker Than Black

113 17 0
                                    

"Haya!" Hanabi berseru memanggilnya, ia berdiri di gerbang sekolah dengan ditemani oleh ninja pelayan. "Kau boleh pulang. Sekarang aku mau sama Haya, dan kau tidak usah memikirkanku. Hussh-huss~" lalu Hanabi pun menyuruh ninja itu pergi.

Dalam sekejap mata, ninja itu pergi terhitung tugas sebagai pelayan telah ia lakukan.

Hanabi berlari riang gembira, menghampiri bocah laki-laki yang berdiri disana. "Maaf, ya.. kita tidak bisa berangkat bareng soalnya aku dipaksa harus diantar sama pelayan." setiba dihadapannya, Hanabi berucap.

"Tidak apa-apa, aku ngerti situasimu, Hana-chan." namun Hayabusa membalas tanpa keberatan. "Ayo masuk, sebentar lagi kelas akan dimulai."

"Huum!" Hanabi mengangguk semangat.

________________________________
.

.
Isolated Love
"Darker Than Black"
.

.

©Wibukun
________________________________

-- Kediaman Hattori Hanzo --
"Apa yang membuatmu datang kemari, Yuki? Kelihatannya kau sedang tidak baik-baik saja." wanita berparas cantik bertanya, ialah Fuyumi.

Yuki duduk sambil membungkuk tanda hormat, ia berhadapan dengan dua pendiri dojo yakni Fuyumi dan Hanzo. "Aku ingin meminta penjelasan atas keresahanku. Kumohon, bisakah kalian menanggapi masalah tentang sosok gelap yang dulu dilihat Oba?" Yuki mulai bicara.

Hanzo dan Fuyumi saling tatap,
"Raksesha... itukah keresahanmu?" jawab Hanzo sekaligus memastikan.

"Dari silsilah yang pernah kubaca.. bahwasanya kalian juga pernah menyembah satu hal yang sama. Jika benar demikian, tolong.. jelaskan padaku..." Yuki merasa tidak enak membicarakan sesuatu yang mungkin biasa menyinggung.

"Kau berkata seolah-olah kami menganut ajaran Buddha, dan itu benar. Tapi kami sama sekali tidak menyembah Raksesha." Hanzo sedikit mengelak.

"Aku tidak mau bicara seenaknya, karena pemahamanku mengenai Raksesha sangatlah minim. Bukankah Raksesha disembah pada zaman dahulu oleh nenek moyang Tokugawa?" sambung Fuyumi.

Yuki terdiam sejenak. Tak lama kemudian ia berdiri seraya mempererat posisi katananya. "Disini aku mengatakan kalau kalian juga menyembah hal yang sama, dalam arti.. sesuatu yang tidak ada. Dewa atau Tuhan yang kalian sembah hanyalah iblis! Aku tahu itu..."

"Tunggu, Yuki. Kenapa kau marah?" balas Fuyumi terheran-heran.

Karena Hanzo mengira permasalahan ini bakalan berlanjut, ia pun segera menarik Yuki keluar. Hanzo mengatakan banyak arti yang berkaitan pada penyembahan apapun itu. Keresahan Yuki kini mulai terjawab, namun Hattori Hanzo belum bisa menyakinkannya terhadap apa yang Yuki katakan.

Mereka berdua berdiri bersebelahan, Hattori Hanzo mulai menceritakan sedikit masa lalu ketika ia baru mendirikan dojo.

"Pertama kali aku membangun dojo, aku dan Fuyumi belum menikah. Kami berdua begitu dekat sehingga Fuyumi tidak keberatan untuk mengisi kekuranganku. Pada saat itu, hujan sangat deras.. aku dan Fuyumi mengecek semua perlengkapan disetiap ruangan untuk melihat apakah ada yang bocor atau tidak. Disitu...."

"....Aku melihat seorang remaja yang sedang berbaring, tubuhnya tertutup oleh banyak darah. Anak itu memeluk katana, namun wajahnya tidak menunjukkan bahwa ia tengah ketakutan. Aku dan Fuyumi memutuskan untuk mengurus remaja tersebut, kami sama-sama mengakui kalau dia memiliki potensi. Pada saat Fuyumi memberikan pakaian bersih.. disitu ia dikagetkan dengan banyaknya luka—tubuh remaja itu tidaklah baik-baik saja, luka-luka memenuhi punggungnya."

🔹ISOLATED LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang