Mereka duduk di kursi yang sama, Hanabi dan Hayabusa duduk di taman belakang sekolah, ini adalah jam istirahat. Well, tak perlu ada yang dipertanyakan bila melihat mereka berduaan, pastinya hal ini akan jadi pembahasan yang cukup rumit. Maka dari itu Hayabusa akan menyelesaikannya.
"Sebelum itu aku ingin bertanya padamu—Ada hubungan apa kau dengan Gusion?" Hayabusa memulai.
"Eh? kenapa kau menanyakan itu?"
"Aku ingin bilang bahwa sudah banyak anak-anak yang membicarakan soal hubungan kalian yang dekat, sejujurnya aku juga sudah tahu akan hal ini, tapi... aku cuma mau memastikan saja."
"Ya, karena aku tahu kau tidak mungkin menuduhku kalau kami berpacaran, iyakan?" timpal Hanabi sinis.
Disitu Hayabusa mengangguk, apa yang dikatakan Hanabi memang benar. Lagipula Hayabusa bertanya seperti ini bukan untuk adu debat atau menambah-nambah masalah, justru ia ingin memastikan.
"Orang itu.. selalu ikut campur, aku tidak suka." ucapnya, Hayabusa berdiri sambil menyeringai tajam, mengepalkan telapak tangannya seraya menahan amarah.
Hanabi pun tidak mau memperpanjang, ia langsung menjawab supaya Hayabusa tidak semakin salah paham. "Dengar, Gusion bukan siapa-siapa. Walau nyatanya dia suka ikut campur soal hubungan kita, tapi dia tidak begitu dekat denganku, dia juga tidak berusaha mendekatiku. Jadi.. kau tidak usah khawatir."
Kedengarannya cukup meyakinkan, namun Hayabusa tidak dapat menelan omongan Hanabi mentah-mentah. Ia pun kembali duduk dan menjawab... "Baiklah, kita masuk ke inti pembicaraan, Hanabi. Dengarkan aku baik-baik, oke?" Hayabusa menatap matanya.
Keduanya saling kontak mata, lama-kelamaan Hanabi malah salting dengan rona merah di pipinya. Tak dapat dipungkiri bahwa pancaran yang diberikan Hayabusa melalui mata memang sungguh dalam, Hanabi sampai tidak bisa bertahan lebih lama.
"Bisa kau katakan sekarang?" cepat-cepat Hanabi membuang muka, saking malunya ia tidak mau memperlihatkan rona merah di wajahnya.
Tak lama kemudian Hayabusa mengenggeam telapak tangan Hanabi, sedikit kaget saat bersentuhan, Hanabi menoleh dengan reaksi kaget.
"Mari kita selesaikan masalah ini. Aku harap kau mengerti, Hana-chan."
________________________________
..
Isolated Love
"Conclusion"
..
©Wibukun
________________________________Di waktu yang sama, tepatnya di jam istirahat.
Gusion menghampiri Lesley yang tengah duduk di kantin sekolah—Guru Matematika itu sedang makan siang sendirian."Hoo~ ada apa?" ia melirik ke arah murid cowok yang berdiri disebelah mejanya, Lesley tahu itu adalah Gusion.
"Jangan pura-pura polos, aku kesini mau mengembalikkan harga diriku sebagai pria sejati, Lesley."
"Padahal sudah di bahas sewaktu di mobil, tapi kau malah—" belum selesai bicara, Lesley terdiam sambil melihat Gusion duduk satu meja dengannya. "—Duduk tanpa izin, berani juga."
"Tata krama sudah tidak dibutuhkan, sekarang aku memandangmu sebagai senior, bukan Guru. Jadi cepat beri aku pemahaman mengenai masalah kemarin malam." nada suara Gusion terdengar mengancan dan serius.
"Huft.." Lesley hanya menghela nafas tanda malas, sampai-sampai si Gusion merasa ingin marah. "Masalah ketika kau dan Hanabi saling bersetubuh adalah salah satu pengalaman yang hampir dimiliki oleh setiap orang—khususnya para remaja. Dari situ kau pasti tahu bahwa kau harus memilih jalan yang mana."
KAMU SEDANG MEMBACA
🔹ISOLATED LOVE
Fanfiction"Ini adalah sekuel MLFF bagian Hanabi dan Hayabusha". Hanabi mempunyai hubungan spesial dengannya sejak dibangku Sekolah Dasar. Keluarga Hanabi (Clan Yoshitora) dan Keluarga Hayabusha (Clan Hattori) memang sudah dekat sebelum adanya insiden buruk ya...