-- 3 Hari Sebelum Ujian --
Hanabi menghabiskan waktu di hutan bersama Momiji, mencari hewan buruan untuk dijadikan santapan. Awalnya Momiji merasa enggan apabila seorang puteri melakukan hal seperti ini, tapi.. Momiji akhirnya tahu bahwa Hanabi yang sekarang telah beranjak dewasa.Setidaknya selama ia bisa mengawasi Hanabi, Momiji dapat melihat pertumbuhannya.
"Dapat berapa?" Hanabi berjalan di atas aliran sungai.
Momiji pun menjawab, "Mungkin sekitar 15 ekor. Lihat keranjangku hampir penuh." sambil menunjukkan tas keranjang yang mereka buat dari pahatan bambu.
Sebenarnya apa yang mereka buru?
Well, jika dilihat lebih jelas.. mereka ini sedang mencari ikan hanya dengan bambu runcing. Terlihat primitif, 'bukan? Ya, tapi sesuatu seperti ini sudah sangat jarang terjadi, dan mereka sama sekali tak keberatan—Hitung-hitung latihan untuk Hanabi juga."Daripada itu.. Apa kau sudah terbiasa, puteri?" kemudian Momiji bertanya seraya memperhatikan pijakan Hanabi di atas air. "Kakimu masih gemetaran."
"Y—Ya begitulah, aku masih bisa bertahan lebih lama."
"Sambil mencari ikan, aku mau terus kau fokus dan berkonsentrasi. Ini baru tahap awal untuk menguasai teknik dasar ninja."
"Aku tahu. Jadi mari kita teruskan, aku masih belum dapat satupun ikan!" ia mengembungkan pipi seraya kesal.
Momiji hanya tersenyum kecil melihat tingkah lakunya. Ia pun menengadah ke atas langit, lalu berkata... "Sudah mulai sore, kurasa ini waktu yang tepat untuk menyajikan hewan buruan kita, bukan begitu?"
"Tapi aku belum—"
Secepat kilat Momiji menyentil kening sang puteri, "Jangan buang-buang waktumu. Ayo, kita makan sekarang."
Untuk beberapa saat mereka mulai menyiapkan segalanya, tidak mewah, hanya sebatang ranting kering serta dedaunan untuk membuat api. Ikan itu akan di bakar tanpa menggunakan bumbu secuilpun.
"Kenapa tidak memakai kekuatanmu, Momiji?" tanya Hanabi tak pikir panjang.
"Begitukah kau bertanya kepada seseorang yang sedang hidup di tengah hutan?"
"Maksudku.. kau adalah shinobi tingkat tinggi dengan nafas api. Kupikir akan jauh lebih mudah kalau kau menggunakan kekuatanmu."
"Aku tidak memilikinya." jawab cepat Momiji.
"Eh?"
"Aku memang bisa melakukannya, tapi nafas api bukanlah kekuatan sejatiku. Ada rekanku yang mempunyai nafas api sejati, kurasa kau sudah tahu siapa."
"Ah.. Kazuki, kah?"
"Benar. Dari ketiga shinobi tingkat tinggi di perguruan ayahmu, kami bertiga memiliki nafas berbeda-beda."
Hanabi pun meneruskan, "Api, Air, dan...."
"Angin." di sambung oleh Momiji. "Nafas sejatiku adalah angin."
Hanabi terdiam sesaat, ia berpikir bahwa Momiji punya alasan khusus 'tuk tidak menjelaskan soal teknik pernafasan. Kelihatan betul dari raut wajahnya, Momiji tidak berniat memberitahu hal tersebut.
"Waktunya menyantap ikan ini, puteri. Ambilah selagi masih hangat." kemudian Momiji menyodorkan satu tusuk ikan. "Mau bagaimanapun ini adalah hasil latihanmu."
"Apa maksudmu? Aku sama sekali tidak mendapatkan ikan itu. Justru keranjanhku masih kosong."
"Tak apa. Walaupun kau tidak berhasil menangkap ikannya, tapi menurutku kau telah berhasil."
"Hmmm?" Hanabi kebingungan, meski begitu ikan tersebut tetap ia terima.
"Mungkin kau tidak menyadarinya, puteri. Selama mencari ikan di aliran sungai yang cukup deras, kau telah berhasil menguasai satu teknik dasar ninja. Tidakkah kau merasa nyaman bisa berdiri di permukaan air?" kata Momiji dalam hati, tersenyum bangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
🔹ISOLATED LOVE
Fanfiction"Ini adalah sekuel MLFF bagian Hanabi dan Hayabusha". Hanabi mempunyai hubungan spesial dengannya sejak dibangku Sekolah Dasar. Keluarga Hanabi (Clan Yoshitora) dan Keluarga Hayabusha (Clan Hattori) memang sudah dekat sebelum adanya insiden buruk ya...