Kakinya berjalan menyusuri hutan belantara, gadis kecil yang bersimbah darah. Yang kita lihat bukanlah pemandangan biasa, seorang anak-anak berjalan di hutan pada malam hari, dan yang paling buruknya adalah warna merah menutupi seluruh tubuhnya—merah darah—dengan dua tangan berada di bahunya.
"Aku harus memenuhi hasratku. Aku harus segera membunuh seseorang. Aku tidak mau hidup di dalam cangkang yang penuh oleh kebahagiaan!"
Sesaat teriakannya menggema, disitulah burung-burung mulai berterbangan, sehingga satu shinobi mendengar kepakan sayap mereka. Berjarak kurang lebih 400 meter dari hutan, Momiji duduk bersila diatas batu—ia membuka matanya, sadar akan hawa sosok jahat tersebut.
"......" ia pun berdiri seraya memakai masker besinya. "...Kita lihat kebenaran rumor yang dibicarakan orang-orang selama ini, karena itulah aku selalu siaga untuk menguak apa yang terjadi."
Namun pada saat Momiji hendak bergegas... satu sosok wanita muncul begitu saja, dan terlihat betul wanita itu berdiri untuk menghadang Momiji pergi.
"Kau bukan penduduk desa. Siapa kau?" Momiji bertanya dengan muka serius.
Si wanita asing sama sekali tak menjawab, bahkan kita tidak tahu ekspresi apa yang sedang ia pasang karena tertutup oleh topeng.
"Kutanya sekali lagi, siapa kau? Masih tak mau menjawab maka kau mesti siap menerima akibatnya."
"Tak ada yang perlu kujawab dari pertanyaanmu, kehadiranku tidak lain dan tidak bukan hanya untuk memberitahumu satu rahasia."
"Rahasia?" alhasil Momiji agak penasaran.
"Ya, rahasia."
Dari tempatnya berdiri si wanita asing mulai bergerak, ia berjalan dua langkah ke depan sehingga terlihat jelas seperti apa sosoknya. Cahaya rembulan menyorot setengah tubuhnya—memperlihatkan bahwa wanita disana merupakan miko atau penjaga kuil, tangan kanannya memegang sebuah payung.
"Ini semakin menarik, iblis itu sudah hilang kendali karena wadahnya tidak merasakan sakit. Kurasa aku harus memberikan Hanabi sedikit trauma."
"Apa katamu?" sorotan mata setajam silet tertuju ke arahnya, Momiji seketika marah. "Kau mengenal Hanabi, itu berarti kau bukan orang sembarangan."
"Hmm, aku cuma orang biasa yang bekerja sebagai miko."
"Dan sudah jelas kau bukan dari desa ini, karena desa shinobi tidak lagi menganut pada religiositas." lanjut Momiji bicara. "Kau.. adalah musuhku."
"Sudahlah, aku malas jika harus berhadapan denganmu. Kembali pada intinya, apa kau mau tahu rahasia yang akan kusebutkan?" miko tersebut masih bersikap santai.
Momiji terdiam.
"...Itu artinya kau setuju. Baiklah, akan kuberikan satu rahasia dan satu petunjuk untuk me—" belum selesai bicara tiba-tiba saja sebuah katana melewati wajahnya, katana itu menancap ke pohon. "Wah, kita kedatangan tamu tak di undang."
Katana itu berasal dari arah barat, posisinya juga tidak terlalu jauh. Itu adalah Hattori Hanzo.
Secepat kilat Hattori menghampiri mereka, dan secara tak sadar bahwa katana yang tadi dilempar sudah kembali ke dalam sarungnya.
"Kecepatan yang luar biasa, mengesankan." si miko sempat memuji. "Sepertinya itu teknik turun temurun yang dinamai Scarlet Shadow, iyakan?"
"...Yah, sepertinya kau juga sudah tahu banyak tentang kami para ninja. Maka kusimpulkan kau adalah dalang dari semuanya." Hattori berkata dengan posisi siap menyerang.
"Dalang?" mendengar itu si miko terkikik pelan. "Dalang apa? Kau berani mengatakan itu tanpa sebuah bukti, atau kau berkata sesuai naluri?"
"Maaf saja, tapi untuk menjelaskannya akan rumit. Intinya kemunculanmu saja sudah sangat mencurigakan."
KAMU SEDANG MEMBACA
🔹ISOLATED LOVE
Fanfiction"Ini adalah sekuel MLFF bagian Hanabi dan Hayabusha". Hanabi mempunyai hubungan spesial dengannya sejak dibangku Sekolah Dasar. Keluarga Hanabi (Clan Yoshitora) dan Keluarga Hayabusha (Clan Hattori) memang sudah dekat sebelum adanya insiden buruk ya...