• Negotiate

101 11 0
                                    

Hanabi baru saja sampai di rumah, bersama Momiji ia berjalan masuk kedalam, beberapa ninja pelayan menyambut kedatangan mereka secara hangat.

Tidak ada waktu untuk beristirahat, Hanabi harus langsung berganti pakaian dan bersiap-siap pergi ke sekolah. Sebenarnya ia agak heran saat Momiji muncul di stasiun tadi, maksudku.. Shinobi tinggi sepertinya menempuh perjalanan naik kereta itu terlihat aneh.

Didepan pintu sebelum masuk ke kamar, Hanabi berbalik seraya bertanya, "Anu.. Momiji, kenapa kau mau naik kereta bersamaku?" ia tahu bahwa pertanyaan ini terbilang konyol.

"Tentu untuk menjagamu, dan untuk menghargai Hayabusa karena dia sudah membelikanmu tiket pulang." Momiji menjawab cepat.

"B—Begitu, ya...."

"Cepat ganti pakaianmu, Hanabi. Jangan sampai telat." setelah mengatakan itu, Momiji pun menghilang pergi.

Pertanyaan barusan memang tak ada artinya, Hanabi cuma bingung, itu saja. Kebetulan Momiji adalah Shinobi tingkat tinggi yang tidak perlu repot-repot menempuh perjalanan naik kereta. Lagipula Hanabi tahu 'kok kalau si Momiji itu bisa menggunakan teknik yang mirip seperti teleportasi. Tapi.. dengan jawaban darinya telah cukup membuat Hanabi lega bahwa Momiji hanya mengemban tanggung jawab untuk melindungi sang puteri.

"Baiklah, kayaknya aku bakal canggung kalau ketemu Gusion nanti. Huft..." ia bergumam, menghela nafas sembari masuk kedalam kamar.

________________________________
.

.
Isolated Love
"Negotiate"
.

.

©Wibukun
________________________________

-- Di Sekolah --
Kebisingan sering terjadi sebelum pelajaran dimulai, tepat di kelas XI, para murid duduk sambil berbincang-bincang, bercanda, saling jahil, atau juga ngegosip. Masing-masing bangku telah diisi oleh setiap siswa yang mengobrol sambil menunggu bel pelajaran pertama, tapi ada dua bangku yang belum terisi.

"Gusion belum datang, kah?" tanya Clint kepada teman sebangkunya, Karrie.

Karrie menjawab dengan sinis, "Mana kutahu, aku tidak pernah mau peduli terhadap orang lain."

"Heee, dia juga kan temanmu, kau tidak boleh mengatakan itu seolah-olah Gusion adalah orang asing."

"Hmph!" Karrie hanya membuang muka, dan dirinya benar-benar tidak peduli.

Disisi lain, Moskov dan Irithel yang duduk sebangku pun merasa heran. "Bisa jadi si Gusion tidak akan masuk hari ini. Lihatlah, Hanabi juga belum datang." ucap Moskov sok tahu.

"Hanabi telat itu sudah tidak aneh, jarak dari rumah ke sekolah sangatlah jauh. Harus pake kereta, loh." Irithel membalas.

"Yah, benar. Tapi.. bagaimana dengan Gusion?"

"Sudahlah, kenapa kita harus repot-repot memikirkan orang lain, sih? Mau mereka tidak masuk pun itu tetap urusan mereka, kita tidak ada sangkut pautnya, Moskov." ternyata Irithel samanya kayak Karrie, kesannya gak peduli gitu.

Akhirnya Moskov cuma bisa mengangkat bahu seraya menerima perkataan Irithel, ia mulai mengeluarkan alat tempurnya yang terdiri dari—Buku tulis, LKS, dan bolpoin. "Aku lemah sama pelajaran Sejarah, Guru Yip selalu marah-marah kalau melihat kita tidak bisa menjawab pertanyaannya." kata Moksov mengeluh.

🔹ISOLATED LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang